“Betapa negara-negara ini berbeda satu sama lain dan terkadang butuh saling bekerja sama.”
Menghabiskan aktivitas sehari-hari di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Thailand, dan Vietnam membuat Michael Nielsen begitu tertarik mempelajari kawasan ini. Banyak hal bisa digali dari negara-negara beriklim tropis ini. Apa saja harta berharga yang diperoleh pria asal negeri beribukota Kopenhagen itu?
Beragam Corak Budaya
Satu setengah dekade Michael menetap di Asia Tenggara memenuhi perjalanan karirnya di salah satu perusahaan terkemuka dunia, Jebsen and Jessen Group. Nama ini tentu tidak asing bagi pelaku industri pengolah sawit dan turunannya. Sebab, telah 40 tahun perusahaan asal Denmark ini mengembangkan sayapnya dalam industri pabrikasi kelapa sawit dan pengolahan pangan di Indonesia.
Menurut pria berusia 43 tahun ini, pertama kali bergabung dengan Jebsen & Jessen, ia beraktivitas di Indonesia. Hijrah dari negara kecil di kawasan Skandinavia ke Bumi Pertiwi, membuat lelaki bertubuh tinggi menjulang ini takjub dengan keberagaman Nusantara. “Saya sangat terkesan dengan Indonesia karena memiliki beragam budaya dan sejarah di setiap tempat,” ucapnya terus-terang.
Sementara jika mengelilingi Denmark, “Ini sama seperti Jawa. Betapa kecilnya negara saya,” katanya tergelak. Micahel menjelaskan, Denmark memiliki corak budaya yang sangat seragam. Bahkan, kondisi geografis dan bahasanya pun seragam.
“Tidak seperti Indonesia yang sangat berbeda budaya, bahasa, dan geografinya. Ada lokasi yang sangat panas di hutan hujan tropis hingga Gunung Bromo yang dingin. Indonesia mempunyai sangat beragam geografi, cuaca, penduduk, tradisi, budaya, agama, hingga agritektur. Dan itu membuat Indonesia menjadi negara yang luar biasa,” paparnya terpesona.
Dua tahun kemudian, Michael bertugas di Thailand selama setengah dekade dan berlanjut ke Vietnam dengan durasi yang sama. Selama di dua negara tersebut, ia menghabiskan waktu mempelajari budaya dan bahasa setempat. “Di Thailand saya belajar Bahasa Thailand, di Vietnam saya belajar Bahasa Vietnam, dan di Indonesia saya belajar Bahasa Indonesia. Karena, bahasa merupakan bagian untuk memahami budaya,” terang lelaki yang mengakui Bahasa Vietnam paling sulit dipelajari di Asia Tenggara.
Pada 1 April 2013 Michael kembali ke Jakarta sebagai Presiden Direktur PT Jebsen & Jessen Technology Indonesia. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih banyak lagi mempelajari budaya Nusantara. “Saya suka jalan-jalan di Indonesia. Banyak tempat yang menarik di sini. Saya menghabiskan waktu satu minggu di Papua, di mana segala sesuatunya sangat berbeda dengan bagian barat Indonesia,” imbuhnya.
Tinggal di Asia Tenggara selama 15 tahun, benar-benar bikin Michael sangat penasaran dengan kawasan ini. “Betapa negara-negara ini berbeda satu sama lain dan terkadang butuh saling bekerja sama. Ini wilayah yang sangat-sangat menarik. Dan saya senang menghabiskan waktu belajar tentang Asia Tenggara,” ucap ayah dua anak yang berencana jalan-jalan ke Laos ini.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 12 Edisi No. 270 yang terbit pada Desember 2016. Atau klik di www.scanie.com/featured/agrina.html, https://www.wayang.co.id/index.php/majalah/agrina