Saat kita berbuat kesalahan, jangan buru-buru frustrasi.
Hasil kongres Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) pada Februari 2016 lalu di Jakarta menunjuk Ricky Gunawan sebagai Ketua Umum periode 2016 – 2020. Sebelumnya ia menjabat ketua pengganti sementara dari Elda D. Adiningrat pada 2013. “Seolah-olah ini periode kedua, tiga tahun kemarin periode pejabat sementara,” cerita Ricky kepada AGRINA.
Kiprah pemilik PT Agro Jaya Makmur ini dalam Asbenindo dimulai awal 2005. Kala itu perusahaannya baru melebarkan sayap dari bisnis pestisida ke perbenihan tanaman pangan dan hortikultura. Ia sendiri sebenarnya tidak menyangka waktu itu bisa menjadi pengurus Asbenindo. “Saya kan baru masuk di benih, baru pemula, lalu saya ketemu Asbenindo, masuklah jadi anggota,” kenangnya.
Pertama kali ia hadir di pertemuan Asbenindo yang berlangsung di Semarang menjelang kongres. Ia memperkenalkan diri sebagai pemain baru, namun tiba-tiba ditunjuk Elda (Ketua Asbenindo saat itu) untuk menjadi ketua kongres. “Hasil kongres waktu itu Bu Elda terpilih kembali menjadi ketua, saya diangkat menjadi ketua I, ketua antar lembaga,” kenang Ricky.
Keikutsertaan Ricky di Asbenindo bukan semata karena bisnisnya yang terkait perbenihan, tapi juga untuk melebarkan jaringan antarpelaku. Ia mengaku dengan ikut Asbenindo, selalu mendapat infomasi update terkait kebijakan maupun peluang bisnis perbenihan.
Merintis Usaha
Ricky merambah ke bisnis perbenihan setelah punya pengalaman cukup di bisnis pestisida. “Ya karena benih itu punya potensi, masih ada link-nya dari produk agrochemical kita. Kenapa kita nggak sekalian? Ini kan jaringannya sama. Kita bisa jual benih dibarengi dengan pestisida. Toko-toko saprotan juga sama,” ujar ayah tiga orang anak ini.
Ayah dari Monda Gunawan, Monica Gunawan, dan Riyan Gunawan ini mulai menjejaki karir sebagai pengusaha semenjak ia kecil. “Dari kecil saya sudah di bisnis, walaupun putus sekolah dari sekolah Chinese dulu masih SMP di Jakarta tahun 1965. Saya langsung masuk ke bisnis papa. Saya bantuin papa waktu masih usia segitu, saya cuma cari kursus-kursus,” terang pria berusia 63 tahun ini.
Ia mulai berkecimpung di usaha agribisnis pada usia sekitar 20 tahun. Awalnya, Ricky diajak rekan-rekannya dari sebuah perusahaan pestisida untuk membuka perusahaan sendiri. Kala itu ia mendirikan tiga perusahaan sekaligus, yaitu perusahaan chemical karet, chemical kayu (mencegah kebusukan dan lumut), dan kertas carbonless paper (chemical pengganti karbonnya). Usahanya di bidang agro (pestisida) berawal dari keterlibatannya dalam usaha industri chemical antikutu pada kayu karena zat-zat kimianya memiliki kesamaan.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 12 Edisi No. 263 yang terbit pada Mei 2016. Atau klik di https://www.getscoop.com/id/majalah/agrina, https://www.wayang.co.id/index.php/majalah/agrina