Minggu, 7 Desember 2014

Ladda Mongkolchaivivat Melejit dari Tom Yam Kung Crisis

Bisnis pelaksanaan pameran internasional cukup menantang. Hanya “spesies” manusia yang spesial untuk dapat meraih sukses di bisnis yang sangat dinamis ini.

Bila di Indonesia kita mengenal krismon alias krisis moneter pada 1998, maka masyarakat Thailand menamakan kondisi yang kurang lebih sama pada 1997 dengan istilah Tom Yam Kung Crisis. Saat itu, 1997 nilai mata uang baht terdevaluasi sampai 100%.  Sebanyak 56 lembaga keuangan ditutup dan beberapa bank terpaksa mendapat talangan dana dari pemerintah. Jangan tanya banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan.

Begitu Ladda Mongkolchaivivat menggambarkan masa sulit yang melanda negaranya. Saat itu Ladda, begitu ia akrab disapa, menjabat Asisten Direktur National Convention Center (NCC) Management and Development Co. Ltd, Bangkok, Thailand. Perusahaan tempatnya berkarya berupaya keras agar tidak sampai memecat karyawan. Upaya itu tidak sia-sia. Manajemen mendapat order dari pemerintah untuk melelang aset milik lembaga keuangan yang gulung tikar. Dulu di Indonesia, tugas yang hampir mirip ini dilakukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Sang bos lantas menugasi Ladda yang belum pernah melakukan pekerjaan semacam itu untuk belajar tentang lelang di Hongkong. Sarjana Administrasi Bisnis, jurusan pemasaran, dari Assumption University ini pun menimba ilmu di rumah lelang Christie, Sootheby di sana. “O Tuhan, benar-benar pengalaman baru! Orang-orang bangkrut dan tak ingin belanja. Jadi, kami mengadakan bazar barang bekas tiap akhir minggu. Pokoknya menciptakan kerumunan orang. Hasilnya, barang habis, dan dapat uang. Tidak banyak sih,” cerita perempuan energik ini usai menghadiri konferensi pers tentang pameran Horti ASIA dan AGRI-ASIA 2015 di Jakarta, akhir November lalu.

Kreativitas

Bazar itu hanya salah satu kreasi yang muncul gara-gara krisis. Masih terkait krisis, timbul pula ide menggelar pameran hewan kesayangan pada 2000. Dasar pemikirannya, “Saat sedang terpuruk, orang perlu teman. Ya, salah satunya hewan kesayangan, yaitu anjing, kucing, dan kelinci,” ujar Ladda, yang pernah menjadi Group Product Manager, Cusson (Thailand) Ltd.

Dari situlah kreasinya berkembang. “Jadi, kami bikin Pet Fair, Family Festival, Amazing Thailand Grand Sale, dan pameran-pameran produk konsumen lain,” lanjut wanita berusia 50 tahun yang terlihat awet muda tersebut.

Kepiawaian mengorganisasi pameran pun terasah berkat berbagai pameran tersebut. Walhasil, pemegang gelar Mini MBA dari Chulalongkorn University ini didapuk menjadi General Manager ketika NCC membentuk NCC Event Organizer (NEO) pada 2004. Pada 2012 menggandeng perusahaan dari Negeri Belanda, VNU Exhibitions Europe, terbentuklah VNU Exhibitions Asia Pacific yang akhirnya mengkhususkan diri melaksanakan pameran dagang. Sementara pameran konsumen ditangani NCC.

Berdasarkan pengalamannya selama 18 tahun, “Membuat pameran dagang itu jauh lebih sulit ketimbang pameran konsumen. Untuk melaksanakan pameran konsumen hanya butuh 3 - 4 bulan saja, sedangkan pameran dagang, apalagi internasional, harus dipersiapkan selama 1 - 1,5 tahun,” papar wanita yang berdarah Tiongkok ini. Persiapan yang lama ini antara lain karena peserta internasional harus mempersiapkan anggaran jauh-jauh hari.

Hasrat Kuat

Di bawah pengelolaannya selama tiga tahun, VNU Exhibitions Asia Pacific mengelola sejumlah pameran dengan komoditas berbeda, yaitu peternakan, satwa kesayangan, dan pertanian. “Yang paling susah adalah pertanian. Pasalnya, setiap pemerintah pasti akan ‘memanjakan’ sektor ini, jadi mereka (pelaku usaha) tidak terbiasa untuk membayar stan pameran. Semuanya gratis, selalu gratis, jadi bikin mereka manja. Karena itu pula pameran saya Horti ASIA dan AGRI Asia 2015 nanti, 91% adalah peserta luar negeri. Orang lokal tidak mau berpameran. Ini sangat berbeda dengan sektor peternakan. Peternakan sangat pesat perkembangannya karena kami ekspor cukup banyak. Kami eksportir nomor dua di dunia untuk daging ayam,” komentar General Manager VNU Exhibitions Asia Pacific Co., Ltd., itu.

Kemajuan industri peternakan juga terlihat dari penyelenggaraan VIV Asia yang sudah ke-12 kali digelar. Saat krisis sekali pun, peserta pameran masih tetap, tidak berkurang. Dan, pada penyelenggaraan yang terakhir, 2013, peserta dan pengunjung dari 112 negara menyesaki pameran dua tahunan itu. Saat pertama digelar di Bangkok hanya makan tempat seluas 2.000 m2 dan berkembang menjadi 19.000 m2 dengan pengunjung 16 ribu asal mancanegara dan 12 ribu pengunjung lokal.

Untuk mengelola pameran lintas negara, seperti Ildex yang digelar di Indonesia, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan direncanakan juga di Filipina, membuat Ladda sangat sibuk. Soal pengelolaan waktu, dengan enteng ia menjawab, “Setiap orang punya 24 jam. Saya hanya berusaha taat jadwal, memberi kesempatan staf lapis kedua untuk tampil, serta memberikan pelatihan,” ujar wanita ramah yang mengelola 28 karyawan ini.

Bila akan mengadakan pameran, “Pastinya kita punya rencana. Kita jalankan sesuai rencana. Lalu kita adakan rapat harian, mingguan, bulanan untuk memantau soal pemasaran. Kalau ada penurunan, kita rapatkan apa yang harus kita lakukan. Ini bisnis yang sangat dinamis. Kita perlu ‘spesies’ orang yang berbeda untuk mengerjakan bisnis ini. Tidak semua orang bisa mengerjakannya,” jelas Ladda.

Tidak mudah mencari karyawan yang betah dengan pekerjaan pameran. “Mereka harus punya passion (hasrat). Kalau nggak punya, mereka nggak bisa melakukannya. Mereka juga harus punya dedikasi. Kalau Anda lihat, ini sangat beda dengan kerjaan di institusi keuangan, teknologi informasi, sistem perbankan. Lebih dari itu. Jadi saya melihat orang-orang di bisnis ini harus punya passion. Jika punya, mereka akan kerja dan kerja karena menyukainya. Mereka mendapatkan hal yang baru setiap saat,” jelas Ladda.

Boleh dibilang, orang-orang yang bergelut di bisnis pelaksanaan pameran ini tergolong spesial. Apalagi menangani pameran dagang, yang jauh lebih sulit ketimbang pameran konsumen. Tetapi, jika dilaksanakan dengan hasrat, terencana, dan dedikasi, menurut Ladda, semua bisa sukses di bisnis pengelolaan pameran ini.

Peni Sari Palupi

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain