Senin, 1 September 2014

Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, M.Si, Bioteknologi Tidak Perlu Ditakuti

Indonesia harus bisa mengadopsi bioteknologi agar bisa menjawab tantangan dalam penyedian pangan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Makin tidak optimalnya lahan pertanian untuk produksi pangan serta hama dan penyakit yang menyerang tanaman menjadikan produksi kita menurun. “Kita membutuhkan teknologi untuk semua itu. Bioteknologi adalah salah satu jawaban yang obyektif untuk menjawabnya. Permintaan untuk pengembangan bioteknologi ini sangat nyata. Ini kesempatan yang bisa kita pakai,” ujar Bayu Krisnamurthi yang menjabat Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) dalam suatu kesempatan.

Namun, Bayu buru-buru meluruskan, bioteknologi harus dilihat dalam spektrum yang luas dan meneluruh. “Jadi bukan ujug-ujug bioteknologi ke GMO (Genetically Modified Organism, transgenik), masyarakat harus tahu itu,” tegasnya. Pemuliaan, hibrida, pemurnian keanekaragaman hayati, penggunaan bioserum, biofertilizer (pupuk hayati) dan sebagainya adalah produk bioteknologi. Bioteknologi sendiri harus dikembangkan dan merupakan langkah tepat yang harus dijalankan.

Bayu memandang, bioteknologi tidak perlu ditakuti atau menjadi momok untuk dihindari, tapi bioteknologi bukan juga sesuatu yang dirangkul sepenuh hati tanpa kehati-hatian. “Kita harus menjadikan lebih seimbang, artinya untuk menerapkannya di satu sisi kita dayagunakan, kita terima dan pakai tapi kita hati-hati, dan masyarakat harus punya pengetahuan cukup untuk  bisa menggunakannya,” paparnya dalam kesempatan mengobrol dengan AGRINA minggu lalu.

Semua pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, dan akademisi harus bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bioteknologi ini. Jangan hanya memperdebatkan pada ruang tertutup sehingga masyarakat tidak tahu. “Memang harus ada batasan mana yang untuk umum dan yang untuk kalangan tertentu. Biotek ini sudah dilakukan sejak 1970 dan mulai sekarang masyarakat harus diedukasi,”tandas alumnus Jurusan Sosial Ekonomi IPB ini.

Sempatkan Diri Mengajar

Memang, sejak menduduki jabatan struktural di pemerintahan pada 2005, dan sekarang menjadi orang kedua di Kementerian Perdagangan, profesinya sebagai dosen tidak langsung berhenti. Di tengah kesibukannnya yang berjibun, sesekali masih meluangkan waktu untuk mengajar dan menulis buku. “Mengajar tetap, tapi sebagai sebuah kegiatan sosial dan panggilan jiwa dari cita-cita untuk berbagi ilmu pengetahuan,” jelas ayah dari Prawestri Bayu Utari, Widyacandra Bayu Utami, dan Ratridewi Bayu Kristanti ini.

Meski sekadar memberikan kuliah umum di almamaternya, pria yang kerap disapa Yayok oleh teman-temannya ini juga masih memberikan bimbingan skripsi. “Saya senang berbagi ilmu dan pengalaman, sekaligus untuk memperkokoh sumberdaya manusia pertanian di Indonesia yang sekarang ini sudah mulai banyak ditinggalkan,” ungkapnya.

Dalam pembangunan pertanian yang sangat kompleks ini dibutuhkan orang yang tidak hanya sekadar pintar dan jujur, tapi lebih dari itu memiliki kompetensi dan sesuai kapasitasnya. “Memang susah untuk menemukan SDM seperti itu, tapi kewajiban kita untuk menemukannya, sebab terlalu mahal bagi bangsa ini jika salah memilih orang yang bukan ahlinya, biayanya mahal, dan kita tidak punya waktu untuk mengajarinya lagi,” ujarnya panjang lebar.

Pria kelahiran Manado 18 Oktober 1964 ini, juga menyadari, masalah pertanian tak akan bisa diurus sendiri oleh Kementerian Pertanian. Sebab porsi pembangunan pertanian yang berada langsung di Kementerian Pertanian hanya 30% - 40%, selebihnya berada di kementerian lain seperti perindustrian, perdagangan, pekerjaan umum, dan kementerian terkait lainnya.

Ia mencontohkan masalah tata ruang dan transportasi. Jika pengelolaannya dilakukan kurang baik, masalah tersebut akan berdampak pada tingginya biaya pemasaran. “Dampaknya juga akan dirasakan tidak saja pada bidang pertanian tapi juga sektor industri, perdagangan, jasa, dan lain sebagainya,” katanya. Pada akhirnya, lanjut Wakil Menteri Perdagangan ini, produk yang dijual menjadi mahal sehingga daya saing produk tersebut pun lemah. Inilah yang menjadikan ekonomi biaya tinggi.

Menyalurkan Hobi

Di kala senggang Bayu masih menyempatkan diri untuk menikmati makanan di warung kaki lima bersama teman dan keluarga. “Asyik dan murah meriah, makanan kaki lima ini tak kalah enaknya denngan restoran,” tuturnya. Namun untuk menikmatinya ia lebih memilih saat menjelang malam dengan alasan tidak terlihat kotornya. “Saya tidak memiliki makanan favorit, pokoknya enak saja,” akunya. Bahkan dalam setiap kunjungan ke daerah di seluruh Indonesia ia sempatkan pula berburu kuliner di kaki lima.

Untuk menjaga kebugaran dan bobot, bapak yang berperawakan tinggi besar ini juga senang bersepeda. “Saya lakukan biasanya saat di akhir pekan saja di sekitar rumah di Bogor atau di Senayan jika pas di Jakarta,” ceritanya.

Pun dengan hobi lainnya yang didapat dari sang nenek, yaitu bercocok tanam. Berbagai tanaman buah tumbuh baik di sekitar lingkungan rumahnya, seperti nangka, kedondong, jambu, rambutan, juga duku.

Mengemban Amanah

Meski sibuk, birokrat yang cukup dekat wartawan ini mengaku masih ingin terus mengajar dan melakukan karya nyata yang bermanfaat. Seperti pepatah Latin yang selalu terngiang di benaknya, “Cita-cita harus melangit, tapi kaki tetap menginjak bumi.”

Anak pertama dari pasangan Ir. Bambang Krisnamurthi dan Marifiatin ini pun selalu berpegang teguh pada filosofi hidupnya, yaitu memiliki niat lurus, menyempurnakan segala ikhtiar, dan selalu menjalani semua proses dalam kehidupan. “Allah telah memberikan segala nikmatnya sekaligus amanah berupa jabatan-jabatan ini,” tegasnya. Berpijak dari sinilah pengabdiannya dilakukan dan membuahkan hasil.

Kepiawaian dan kecerdasannya bidang ekonomi pertanian dan kelautan memang terhitung menonjol. Sampai hari ini cukup banyak amanah yang telah diemban suami Pudjiningsih tersebut. Berikut hanyalah sebagian kecil dari berlembar-lembar curriculum vitae tokoh yang masuk daftar Kabinet Alternatif Usulan Rakyat untuk posisi Menteri Pekerjaan Umum ini. Mulai dari dosen di IPB, Direktur Eksekutif Pusat Studi Pembangunan IPB, Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung, Tim Pemantau Fokus Program Ekonomi, Koordinator Forum Masyarakat Pangan dan Pertanian Indonesia, Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian bidang Penanggulangan Kemiskinan, Pelaksana Harian Deputi Menteri Koordinator Perekonomian bidang Pertanian dan Kelautan, Dewan Pengawas Perum Bulog, dan Ketua Tim Koordinasi Stabilitasi Pangan Pokok hingga dipercaya menjadi Wakil Menteri Pertanian yang kemudian dirotasi menjadi Wakil Menteri Perdagangan hingga saat ini.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain