Selasa, 19 Agustus 2014

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si Membangun Ketahanan Pangan dari Ikan

Populasi masyarakat makin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan berbasis ikan pun turut bertambah. Butuh peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan itu.

Budidaya perikanan air tawar, air payau, dan air laut menjadi usaha berprospek cerah. Pasalnya, stok ikan tangkapan yang mulai menurun dan adanya isu lingkungan alam menyebabkan budidaya perikanan jadi andalan. Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan hal itu saat berdialog dengan AGRINA di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pengembangan budidaya perikanan erat hubungannya dengan peningkatan produksi untuk menopang ketahanan pangan dan gizi masyarakat. “Tidaklah salah jika perikanan budidaya akan menjadi salah satu peningkatan perekonomian di masa mendatang,” tandas Totok, begitu ia biasa disapa.

Untuk budidaya laut saja, birokrat yang memulai karir dari peneliti ini mencontohkan, potensi lahan pengembangan di Indonesia mencapai 8,36 juta ha dan baru termanfaatkan sekitar 3,69% atau 169.292 ha. “Ini juga harus terus didorong terutama untuk komoditas lokal dan ekspor yang berdaya saing,” sambung Totok.

Mantan Kepala Balai Budidaya Laut Situbondo ini berharap, pelaku usaha dan pihak yang berkepentingan pada usaha budidaya bisa bersinergi. “Kita harus jadi basis produksi perikanan budidaya yang berdaya saing, jangan hanya jadi obyek pasarnya saja," tegasnya.

Bila tidak, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada akhir 2015 akan menggilas produk perikanan Indonesia. Pasalnya, sejak saat itu keran perdagangan bebas di kawasan ASEAN dibuka sehingga produk asing dengan bebas pula masuk ke Indonesia tanpa tarif.

 Revitalisasi

Perikanan budidaya berbasis industrialisasi dengan pengembangan ekonomi biru diharapkan bisa mendongkrak daya saing. Bahkan beberapa tahun lalu Ditjen Perikanan Budidaya telah mengembangkan model melalui tambak percontohan yang bertujuan menggairahkan kembali usaha budidaya udang khususnya di lahan marginal dan tambak terbengkalai.

Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Perikanan ini mengatakan, bila dilihat di sepanjang pantai utara Pulau Jawa mulai berubah menjadi kawasan tambak udang yang produktif. Berbeda dari sebelumnya yang banyak tambak mangkrak ditinggalkan karena kurang menguntungkan, adanya terjangan banjir dan rob atau bencana lainnya.

Tidak hanya itu ikan air tawar, seperti lele, gurami, dan patin pun dilakukan secara intensif. Tentunya semua itu juga didukung dengan teknologi misalnya melalui pemanfaatan terpal, plastik, dan sebagainya. “Kita juga tidak ingin berebut dengan lahan pertanian, intensifikasi dalam berbudidaya akan  mampu memanfaatkan lahan seefisien mungkin,” kata peraih gelar S2 di program perairan IPB ini.

Selain itu, juga sudah dicoba teknologi budidaya dengan memanfaatkan daerah aliran sungai (DAS) khususnya untuk daerah pasang surut. “Indonesia memiliki banyak sungai besar yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan budidaya ikan patin di tepiannya,” ujar Direktur Perbenihan, Ditjen Perikanan Budidaya periode 2011-2012 ini.

Ia menyodorkan contoh sukses  Vietnam yang mengembangkan budidaya patin di tepian Sungai Mekong.  “Mereka bisa, kenapa kita tidak bisa? Dan kita akan terus rintis dan mulai, seperti di daerah Jambi dan Lampung,” cetus doktor lulusan Universitas Brawijaya, Malang, ini. Revitalisasi akan mampu mengubah dan meningkatkan produktivitas lahan, menggairahkan usaha budidaya, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para petambak di sekitarnya.

Berdampak Positif

Suami Sri Cahyaningsih Herninawati ini yakin, budidaya perikanan telah memberikan dampak positif tidak hanya pada pembudidaya tapi juga masyarakat sekitar usaha tersebut. “Tentu sangat menggembirakan, budidaya ini diakui berhasil menyerap tenaga kerja, berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan,” tuturnya semringah.

Wajahlah bila ayah dari Adi Bestara, Syarafina Awanis, dan M. Hibaturrahman ini terus berupaya merangkul semua balai terkait untuk melakukan pendampingan secara rutin kepada pelaku usaha. Tujuannya agar tingkat keberhasilan lebih tinggi. Pendampingan ini melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik. “Sayang ‘kan gairah masyarakat untuk berbudidaya yang meningkat tapi tidak ada dukungan,” ujar bapak kelahiran Banjarnegara, 22 Mei 1961 itu.

Totok juga meyakini, budidaya perikanan berhasil menguatkan kepercayaan perbankan untuk membiayai usaha ini. Perikanan budidaya pun telah menunjukkan hasil dalam menekan risiko usaha dengan penerapan teknologi yang baik dan juga pola kemitraan antara pembudiaya dengan penjamin pasar.

“Butuh strategi untuk menarik perbankan agar tertarik dalam pembiayaan ini,” tandasnya. Bahkan, ada kalanya Totok turun tangan sendiri untuk meyakinkan para direktur bank supaya mau membiayai usaha budidaya perikanan. Kini sudah ada beberapa bank yang bersahabat dengan perikanan budidaya, antara lain bank BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan Syariah Mandiri. Dukungan ini harus dimanfaatkan secara maksimal. "Jika perbankan sudah tidak ragu lagi memberikan bantuan permodalan ini merupakan hal yang menggembirakan," ungkap pria yang suka olah raga ini.

Diakui Totok, tak mudah meyakinkan seseorang atau lembaga untuk percaya, tapi semua itu harus dijalani dengan sepenuh hati dan tanggung jawab. Kebahagiaan dan kesenangan itu makin terasa manakala ia bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi masyarakat walau kecil.

“Keinginan saya sederhana, ingin mengubah masyarakat agar lebih baik dalam usahanya, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang bisa sedikit menjadi lebih bisa banyak. Itulah yang membanggakan,” tandas pecinta yoga ini.

Masih banyak harapan terpendam dalam diri Slamet Soebjakto. Salah satu di antaranya menjadikan akuakultur sebagai sebuah usaha yang menjanjikan. Walhasil, kelak orang akan bergantung pada usaha ini untuk meningkatkan taraf kehidupan, pendapatannya, sekaligus  menjadi andalan sumber ketahanan pangan nasional.

Tri Mardi Rasa, Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain