Teknologi dorman mikroba endofit dan penyimpanannya dalam media berbentuk tablet efervesen bisa menyehatkan tanaman.
Perjalanan hidup penuh dengan lika-liku. Banyak rintangan yang kita hadapi. Tapi, kalau kita konsisten dan selalu berkomunikasi dengan Tuhan, maka segala macam hambatan bisa diatasi dengan mudah. “Kalau melihat performance saya, mungkin orang menyangka saya tak membutuhkan orang lain. (Padahal tidak). Saya itu selalu berkomunikasi dengan Tuhan,” tutur Dr. Ir. Wiwik Eko Widayati, M.S., kepada AGRINA, Jumat (20/4).
Wanita kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 24 Desember 1961, ini pernah mendapat surat untuk menempuh pendidikan S3 di Jepang. Tapi, karena sesuatu hal, peneliti pada Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Pasuruan, Jawa Timur, itu tidak jadi berangkat ke Negeri Sakura itu.
Stres Berat
Namun, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Slamet dan Satuyah ini tak kenal menyerah. Ibu dua anak (Yudhistira dan Yudhista) ini menempuh pendidikan S3 mikrobiologi tanah dengan biaya sendiri di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Di sinilah ujian berat itu datang. “Semester pertama saya stres berat karena nggak punya uang,” kenangnya, ketika ditemui di Pluit, Jakarta.
Lantaran tidak punya uang, wanita yang menempuh kuliah S1 dan S2 di perguruan tinggi yang sama, juga pada bidang mikrobiologi tanah, ini harus mencari biaya penelitian sendiri. Beruntung, ia mendapat dana Riset Unggulan Terpadu (RUT) dari Kementerian Riset dan Teknologi. Kemudian, ia memilih ujian terbuka. “Saya menangis sambil berdoa. Tiba-tiba, ada pengertian. Apa yang harus kamu takutkan, semua harus kamu hadapi. Hadapi saja, nggak apa-apa,” kata Wiwik yang lulus doktor dengan predikat cum laude itu.
Ia memang fokus mendalami mikrobiologi (tanah). “Saya fokus di mikrobiologi,” tutur perempuan yang gemar olahraga voli dan pernah bergabung di klub Ganefo, Yogyakarta, ini. Tapi, karena ia konsisten, akhirnya membawa berkah. Suatu hari, ketika menjadi konsultan di perkebunan Bunga Mayang, PTPN VII, Lampung, ada pimpinan P3GI yang membawa tablet efervesen yang mengandung mikroba, produksi Custom Bio dari Amerika Serikat.
Waktu itu tahun 2000, sebelum ia meraih gelar doktor (pada 2005). Ternyata, mikroba yang sudah lama disimpan dalam suatu media bisa diaktifkan kembali dan tetap bisa hidup. Melalui usaha yang tidak kenal lelah, ia menemukan teknologi yang membuat mikroba bisa menjadi dorman (mati suri) dan disimpan dalam bentuk tablet efervesen. Setelah mati suri, mikroba masih bisa dihidupkan lagi. Dalam bentuk tablet efervesen, mikroba dorman yang bermanfaat bagi tanaman (endofit) bisa tahan disimpan dua tahun. Bahkan, jika disimpan dalam kulkas, menurut Wiwik, daya hidup mikroba bisa lebih dari 5 tahun.
Penemuan teknologi dorman bagi mikroba yang bermanfaat untuk tanaman dalam media tablet efervesen ini, melalui P3GI, dilisensikan kepada PT Prima Agro Tech. Berbagai produk lahir dari inovasi ini, antara lain, Endopalma (probiotik khusus tanaman sawit), tebuPlus (probiotik khusus tebu), dan Endohevea (probiotik khusus tanaman karet). Probiotik merupakan istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat berefek baik atau kesehatan pada organisme lain atau inangnya. Dengan pemanfaatan produk probiotik, tanaman seperti mendapat imunisasi, sehingga lebih sehat.
Kesehatan Tanaman
Dalam upaya menemukan teknologi ini, ia tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan. Bahkan, kadang-kadang di dalam berdoa, wanita energik ini seperti “mengancam” Tuhan. Apalagi, setelah ia menandatangani kontrak dengan PT Prima Agro Tech. “Saya sampai menuntut Tuhan. Saya sudah sign kontraknya (dengan PT Prima Agro Tech), jangan sampai nggak jadi,” kata Wiwik, yang dengan bersusah payah menyekolahkan anaknya ke luar negeri.
Dulu, alasan Wiwik bekerja di P3GI adalah agar bisa merawat orang tuanya, yang tinggal di Lumajang. Tapi, secara ekonomi, ia kalah dari adiknya yang menjadi dosen di Institut Pertanian Bogor. Namun, karena konsisten, tekun, dan tidak kenal menyerah, akhirnya ia bisa menemukan teknologi dorman mikroba yang bermanfaat bagi tanaman serta bisa “menyimpannya” pada media berbentuk tablet efervesen. Tentu saja, penemuan ini bisa lebih meningkatkan penghasilannya. “Ternyata, banyak jalan menuju Roma,” katanya sembari tertawa lepas.
Toh, bukan hanya itu, yang lebih penting lagi adalah bisa meningkatkan penghasilan petani di Indonesia. Sebab, probiotik dalam bentuk efervesen tersebut mampu meningkatkan kesehatan tanaman.
Syatrya Utama, Liana Gunawati