Senin, 19 Maret 2012

Wayan Supadno Selaksa Cinta Bagi Petani Indonesia

Kecintaannya kepada petani telah menuntunnya melahirkan Bio-Extrim, Organox, dan ZPT organik Hormax.

Apa yang tidak bisa diberikan oleh jiwa yang mencinta? Masjid Taj Mahal bertatahkan permata nan indah yang berdiri kokoh di Agra, India, adalah perwujudan cinta Raja Shah Jahan pada istrinya, Ratu Mumtaz Mahal. Keindahan Taj Mahal tidak hanya dikagumi sang istri, seluruh manusia berdecak kagum terpikat pesona indahnya.

Bersekutu dengan cinta: halangan menjadi teman, hina berubah mulia, sampah pun menjadi berharga. Cinta menyita perhatian di kala terjaga. Cinta juga menyusup ketenangan saat terpejam. Dengan cinta, mahakarya dunia terpahat indah menyilaukan pandangan para pemujanya.

Falsafah Cinta

Falsafah cinta itulah yang digenggam Wayan Supadno, praktisi, motivator petani, dan  formulator Bio-Extrim (pupuk hayati majemuk cair), Organox (pupuk bio-organik cair), dan Hormax (zat perangsang tumbuh organik), untuk membangun pertanian Indonesia. “Cintai cita-cita dengan perhatian khusus, maka kekuatan akan meningkat. Cinta adalah sumber kekuatan,” ungkap ayah tiga anak ini kepada AGRINA.

Dengan cinta, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 20 Juni 1967, ini gigih mengukir prestasi bisnisnya. Anak petani gurem, pasangan Suwarno dan Tupon, ini mengawali bisnis karung bekas, berjualan cangkang sawit, ekspor pinang ke India, bisnis beras dan sekam, hingga pembukaan lahan sawit yang menjadi titik balik kehidupannya.

“Karung bekas dicari-cari di tempat sampah. Jijik ‘kan? Saya cuci dan kemas, jadi duit, yang sebelumnya terbuang,” tukas anak pertama dari empat bersaudara ini. Dari bisnis cangkang sawit, suami Ernawati ini sukses membuka lahan sawit hingga mendirikan Rumah Sakit Setya Insani di Riau.

Semangat Cinta

Semangat cinta membuat orang pantang menyerah, tidak takut gagal, dan selalu mencoba hingga tujuan diraih. Melihat bisnis perumahan, ia menjadi pengembang. Tapi di sinilah petaka datang. Karena kurang hati-hati dan terlalu ekspansif, ia rugi Rp38 miliar sehingga terpaksa menjual rumah sakitnya. Meski demikian, ia tetap berdiri tegar, lalu membangun usaha baru, membuat briket dari cangkang sawit. Tapi gagal dikirim ke Eropa karena tidak organik, sehingga rugi lagi, Rp485 juta.

Dua kali gagal, tak bikin ia kapok. “Saya nggak mau larut dalam lumpur hidup. Fighting spirit character harus dibangun. Semangat untuk tempur, semangat kreasi, ini lho produkku,” jelasnya berapi-api.

Tidak berhenti di situ, semangat cinta menuntunnya mengabdikan diri pada pertanian. Sawah seluas 21 hektar (ha) di lahan tandus daerah Jonggol, Bogor, Jabar, diubah menjadi produktif. “Mulanya (produksi padi) 3 ton/ha, 4 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha,” katanya. Ia juga sukses mendongkrak produktivitas singkong dari 25 ton/ha menjadi 90 ton/ha. Ia sukses dan gemar menularkan ilmunya melalui tulisan bernuansa motivasi dan edukasi. Ia juga mengisi dialog interaktif pertanian di televisi dan radio.

Sepatu yang Pas

Menurut Wayan, untuk meraih kesuksesan kita tidak perlu menggunakan sepatu orang lain. “Jangan pakai sandal dan sepatu orang, sepatu kitalah yang paling pas, maksudnya tahu diri, resapi dunia pertanian,” jelasnya pada kuliah umum di Magister Bisnis IPB, 21 Februari lalu. Untuk itu, sambungnya, sepatu yang digunakan harus dipelihara dan dibersihkan dengan penuh cinta.

Bagi Wayan, sangat penting mengenali diri sendiri. Mengenali diri sendiri akan menyingkap potensi diri yang mungkin tertutup sehingga memicu munculnya kepercayaan diri. Padahal, ia sempat tidak naik kelas dua kali dan nyaris bisu karena gagap berlebihan.

Yang tidak boleh dilupakan, senantiasa bekerja sama. “Nggak ada single fighter jadi pemenang,” ceplosnya. Bekerja sama akan menciptakan win-win solution bagi kedua pihak.

Yang tidak kalah penting, kita harus melepas belenggu diri tapi menggenggam pemicu kegagalan. “Belenggu diri apa saja? Bukan bakat pengusaha, tidak punya modal, takut bangkrut,” tutur Wayan lagi. Sementara pemicu gagal di antaranya mengabaikan unsur kehati-hatian, lepas kontrol cash-flow, dan overekspansi untuk nama besar.  Ketika belenggu diri dilepas, semangat berkreasi tidak akan terkekang.

Tapi pondasi dari semua itu adalah cinta. “Miliki yang dicintai dan cintai yang dimiliki, pertanian ini milik kita,” tandasnya. Menurut perwira berpangkat mayor ini, lahirnya Bio-Extrim, Organox, dan ZPT Hormax tak lepas dari kecintaannya kepada petani di Indonesia.

Windi Listianingsih

DATA PRIBADI:

Nama                : Wayan Supadno

No. HP              : 0811763161

Lahir                 : Banyuwangi, Jawa Timur, 20 Juni 1967

Istri                  : Ernawati

Anak                 : Wanna Bhakti Wirawan, Satya Weda Witawan, Ayu Mega Suryanti

Pendidikan        : D3 Fisioterapi, Universitas Airlangga

Pekerjaan         : Litbang Vaksin, Infus, dan Senjata Biologi

Organisasi         : Kabid Litjianbang Masyarakat Pertanian Organik Indonesia

Motto                : Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain