Rabu, 9 Juni 2010

Untung Rp900 ribu Sehari dari Bakso Ikan

Meski bermarjin Rp25 per butir, tapi dalam sehari ia berhasil menjual 20.000 butir bakso ikan sehingga omzetnya cukup besar.

Bisnis olahan ikan bagi para pengusaha kecil dinggap bukanlah pilihan tepat karena bisnis ini dihitung-hitung membutuhkan modal yang tidak sedikit. Pasarnya pun masih dipertanyakan. Mengingat konsumsi ikan segar pun penduduk Indonesia masih rendah, apalagi produk olahan yang harganya lebih tinggi. 

Namun semua itu dipatahkan Purnani, pebisnis olahan ikan di Parung, Bogor. Baginya, terutama olahan bakso ikan, bukanlah sekadar sumber nafkah. Lebih dari itu, ia mampu meraup laba bersih Rp900 ribu per hari atau sekitar Rp22,5 juta per bulan. Dari bisnis ini pula ia berhasil membuat dapur 250 lebih karyawannya ngebul dan meraih predikat juara nasional pengolah ikan terbaik 2009.

Junjung Idealisme

Semua berawal dari kecintaan Purnani dengan dunia perikanan. Bersekolah di Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta, seolah mematri tekadnya untuk mengembangkan dan hidup dari bidang ini. “Sejak awal saya berkeinginan mendapatkan uang dan hidup dari perikanan,” tegasnya.

Setelah lulus, wanita kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta ini sempat meniti karir sebagi tenaga penyuluh perikanan. Namun jiwa wirausahanya timbul pada 1998 dengan memilih usaha pembenihan lele dan gurami. Usahanya terus berkembang hingga ikut menyalurkan hasil panen petani mitranya. Saat memasok ikan ke pasar-pasar di sekitaran Jabodetabek, Ia melihat, ”Kenapa tetelan kakap selalu tak terpakai dan tak ada harganya,” pikirnya saat itu.

Setelah menganalisis pasar, ternyata tetelan kakap banyak dibutuhkan para pelaku industri olahan. Rantai bisnis ini pun akhirnya juga dijelajahinya. “Saya sempat memasok ke beberapa pelaku olahan ikan dan dari sana saya belajar bagaimana membuat olahan ikan,” kenangnya.

Akhirnya tiga tahun silam, wanita berjilbab ini bertekad mencoba bisnis olahan ikan. Pada tahun itu pula ia mendirikan CV Bening Jati Anugrah. Hingga kini, ia berhasil membuat 15 item produk olahan yang dilabeli Bening Food. Produknya antara lain somay, ekado, keong mas, kaki naga ikan, kaki naga udang, lumpia, otak-otak, dan bakso ikan.

Perlahan bisnis memasok tetelan kakap dan pembenihan lele dialihkan ke bisnis olahan. “Nilai tambah dari penjualan olahan ikan lebih tinggi daripada memasok bahan metah atau menjaul segar,” tutur istri dari seorang anak buah kapal penangkap ikan ini.

   Kuntitas Banyak

Dari kesemua produknya, Purnani mengaku, perputaran uangnya paling cepat didapatnya dari bakso ikan. Meski item ini tidak mendatangkan margin besar, tapi permintaannya tinggi sehingga labanya menggembung. Dalam sehari, ia mengaku mampu menjual bakso ikan sekitar 15.000—20.000 butir.

Purnani sengaja membagi tiga jenis produk bakso ikan berdasarkan bahan bakunya. Pertama, bakso dari ikan marlin, lalu ikan kakap, dan ikan tuna. Jenis yang terakhir dikhususkan untuk masyarakat menengah bawah. “Target saya memang bakso untuk kalangan menengah bawah, tapi bukan berati kualitasnya asal-asalan,” tutur ibu empat orang anak ini. 

Dalam hitungannya, untuk membuat satu adonan bakso ikan tuna atau kakap dibutuhkan biaya sekitar Rp400 ribu. Dari satu adonan tersebut dapat dihasilkan 1.600 butir bakso. Harga per butir diplot Rp280 atau Rp448 ribu untuk 1.600 butir. Setelah dikurangi biaya produksi, keuntungan bersihnya per adonan kurang lebih Rp50.000.

Jika dalam sehari, Purnani berhasil menjual 20.000 butir bakso, maka labanya ditaksir mencapai Rp900 ribu atau Rp22,5 juta per bulan. “Sebelum main di bakso, paling kita hanya produksi hanya empat hari seminggu. Tapi setelah itu, kita bisa produksi setiap hari. Dan ternyata yang bisa menggaji karyawan itu hasil dari bakso,” ungkapnya bersemangat. Pasalnya, omzet penjualan bakso ikan datang tiap hari. Berbeda dengan item lain, meski bermargin besar, berdasarkan analisisnya, perputaran uangnya 4—5 hari lebih lama.

Untuk lebih menggenjot pasar, Purnani tak hanya memasok ke pasar–pasar. Pengelola Pasai Ikan Higienis di Cibinong ini juga menyediakan paket murah bagi para penjaja penganan bakso keliling. Targetnya adalah para siswa SD. Dengan biaya Rp300 ribu, penjual mendapatkan bakso ikan, saus sambal, dan tusuk bakso. Ia juga menyediakan paket gerobak bakso ikan tusuk seharga Rp5 juta “Di luar masalah keuntungan, kami ingin memberikan jajanan sehat bagi anak-anak SD,” ucapnya menutup pembicaraan.

Selamet Riyanto

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain