Tanam serempak merupakan alternatif pengendalian hama wereng batang cokelat.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menggelar workshop bertema Menyikapi Ledakan Wereng Cokelat dan OPT Lainnya pada Tanaman Padi di Jalur Pantura pada akhir April lalu. Workshop ini untuk mengantisipasi meluasnya serangan hama Wereng Batang Cokelat (WBC) yang telah melanda beberapa daerah sentra padi di Kabupaten Subang, Jabar.
Menurut Hasil Sembiring, Kepala BB Padi, terdapat 15 titik yang diserang WBC di antaranya Pamanukan, Sarengseng, Batang, Ciasem, dan Rancabango. "Wereng itu juga menyerang lahan sawah milik BB Padi dan PT Syang Hyang Seri (SHS)," ujarnya seusai menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian di BB Padi.
Penyebar Virus
Wereng merupakan hama penting tanaman padi di Indonesia. Wereng terdiri dari wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens), wereng hijau (Nephotettix virescens), dan wereng punggung putih (Sogatella furcifera). Namun yang lebih berbahaya adalah WBC. WBC selalu diwaspadai dan dikendalikan karena dapat menimbulkan kerusakan berat pada tanaman padi baik musim hujan maupun kemarau.
Menurut Prof. Baehaki, pakar wereng di BB Padi, lahan yang terserang hama wereng sekitar 2.283 ha dan 1.000 ha di antaranya puso di Kabupaten Subang. Jumlah tersebut relatif kecil dibandingkan serangan pada 2005 yang mencapai 65.908 ha dengan 3.689 ha di antaranya puso. Pada 2006 luas serangan 28.921 ha dan 201 ha puso, 2007 yang terserang 35.987ha dan 247 ha puso, 2008 terserang 24.152 ha dan puso 608 ha, serta pada 2009 terserang 47.473 ha dan puso 137 ha. Berdasarkan data tersebut, ia menyimpulkan, serangan ini merupakan siklus lima tahunan.
Tak hanya menyebabkan kerusakan tanaman padi secara langsung, WBC juga berperan menjadi vektor Virus Kerdil Hampa (VKH) dan Virus Kerdil Rumput (VKR). “Semua stadia wereng mulai nimfa sampai dewasa dapat menularkan VKH dan VKR,” tutur Baehaki.
Sementara itu, salah seorang petani Desa Rancamulya, Daman, mengaku tak berdaya menghadapi serangan WBC. Lahannya seluas 2 ha puso. “Serangan hama wereng kali ini jauh lebih hebat dan telah merusak puluhan hektar tanaman padi yang ada di desa kami, juga desa tetangga,” tuturnya saat diwawancara AGRINA di BB Padi.
Tanam Serentak
Menurut Baehaki, agar serangan wereng terputus dan tidak menyebar lebih luas, tanaman yang terserang harus disemprot dan dimusnahkan. Proses pemusnahan tersebut sudah dilakukan petani se-Kabupaten Subang dengan menggandeng instansi terkait. “Selanjutnya kita akan melakukan tanam serentak,” imbuhnya.
Selain itu Baehaki juga mengimbau para petani agar tidak bersikap apatis saat terjadi ledakan hama wereng ini sebab pihaknya juga memerlukan peran serta mereka secara proaktif. “Artinya, ketika salah satu lahan atau beberapa area lahan yang terjangkit hama tadi harus segera ditanggulangi dengan cepat dan tepat. Jika petani merasa kesulitan, segera hubungi petugas penyuluh terdekat sehingga penyakit yang timbul tidak merambah ke area yang masih sehat,” ujarnya via telepon.
Saat berkunjung ke BB Padi, Bayu Krisnamurti mengatakan, “Memang lahan yang puso akibat serangan hama masih sedikit bila dibanding dengan total luas lahan, akan tetapi tidak dapat disepelekan. Kementan akan segera mengambil langkah penyelesaiannya." Wakil Mentan itu menambahkan, meledaknya hama wereng ini dipengaruhi oleh perubahan iklim, tidak dilakukannya lagi tanam serempak, dan penggunaan benih hibrida yang tidak tahan wereng. Ia menyayangkan penanaman serentak tidak dilaksanakan lagi karena untuk mengendalikan harga.
Agung Christiawan