Bila serangan wereng pada padi tidak segera dikendalikan secara tepat, petani bisa gagal panen.
Serangan wereng cokelat di Indonesia yang pertama kali diduga pada 1930 atau sekitar 80 tahun lalu. Wereng cokelat terbukti mampu beradaptasi secara permanen dan terus menerus jika suatu varietas ditanam tanpa selang-seling varietas lain. Dalam pengendalian wereng cokelat, pergiliran varietas merupakan salah satu langkah yang sangat dianjurkan pemerintah. Tujuannya untuk mematahkan siklus resistensi sekaligus menunda terjadinya biotipe wereng baru. Saat ini varietas IR 64 masih banyak ditanam petani Indonesia dan ditengarai sudah tidak resisten lagi terhadap biotipe wereng cokelat.
Tepat Insektisida dan Teknik Aplikasinya
Selain pergiliran varietas, cara pengendalian lain adalah menggunakan insektisida. Dari berbagai pengamatan lapangan, saat ini wereng cokelat mulai resisten terhadap jenis insektisida tertentu. Untuk itu sangat disarankan aplikasi insektisida baru yang mempunyai cara kerja berbeda. “Curbix 100 SC dengan bahan aktif ethiprol adalah insektisida famili phenyl pyrazoles sebagai insektisida generasi baru dalam pengendalian wereng cokelat,” jelas Final Prajnanta, Food Crop Marketing Manager Bayer CropScience.
Cara kerja Curbix, tambah Final, berbeda dengan insektisida pirethroid, organofosfat atau karbamat pada umumnya sehingga kecil kemungkinan terjadi resistensi silang. Curbix bekerja melalui pencampuran bagian-bagian ion khlorida melalui asam gamma amino butyric (GABA) yang pada dosis rendah bisa mematikan hama sasaran. Karena itu, Curbix sangat sesuai untuk pengendalian hama wereng yang sudah resisten atau kebal terhadap golongan insektisida lain.
“Selain insektisidanya tepat, cara aplikasinya harus tepat,” tandas Final. Cara penyemprotan wereng cokelat yang baik, menurut Final, dengan membuka tajuk tanaman padi menggunakan sepotong bambu atau galah. Kemudian tanaman disemprot dengan insektisida Curbix dimulai dari pangkal bawah secara merata menuju ke bagian atas tanaman. Untuk pengendalian wereng cokelat, volume cairan semprot disarankan sebanyak 300 l air per ha. Curbix bekerja secara kontak dan melalui cairan semprot bersifat semi sistemik.
Ini berbeda dengan Confidor 5 WP yang bekerja secara sistemik utuh. Walaupun bersifat sistemik, cara aplikasi penyemprotan wereng cokelat dengan Confidor tetap dimulai dari batang bagian bawah supaya pengendalian lebih sempurna (bukan seperti tertulis di AGRINA edisi 126, hal.7). Petani harus sabar untuk melihat daya kerja Curbix dan Confidor karena efeknya akan kelihatan setelah hari keenam. Jika petani ingin hasil optimal, penggunaan Confidor ataupun Curbix bisa dicampur Baycarb 500 EC yang mempunyai cara kerja kontak murni.
Kapan saatnya memakai Confidor 5 WP dan kapan menggunakan Curbix 100 SC? Menurut Final, untuk daerah yang bukan endemik wereng cokelat dan terlihat ada gejala penyakit tungro karena wereng hijau, disarankan menggunakan Confidor dengan dosis 400 g per ha. Untuk daerah-daerah yang sudah endemik serangan wereng cokelat sangat disarankan menggunakan insektisida Curbix. Curbix digunakan mulai dengan dosis 0,5 l per ha. Nah jika wereng sudah menyerang, petani sudah mempunyai pilihan, yaitu Confidor 5 WP dan Curbix 100 SC yang saat ini sudah mulai tersedia di pasaran. Tunggu apa lagi? Jangan biarkan lahan padi Anda puso karena wereng cokelat.
Untung Jaya