Selasa, 2 Maret 2010

Simbiosis Mutualistis

Di Teluk Jambe, Karawang, dikelola teknologi simbiosis mutualis antara pertanian jagung dan peternakan sapi di tanah gersang. Dengan simbiosis itu, dari bertanam jagung manis varietas unggulan, yang berintegrasi dengan pemeliharaan sapi potong, pemanfaatan batang jagung untuk pakan, kotoran sapi untuk pupuk/biogas, serta pengindraan cuaca (kelembapan udara, sinar matahari, arah angin) yang benar, dicapailah sukses yang luar biasa. Pada panen pertama Desember tahun lalu, dicapai 18 ton jagung manis per ha. Pada panen yang kedua, Sabtu 21 Februari 2010,  tercatat hasil tertinggi hingga 26,5 ton per ha, dan masuk rekor MURI.

Sebelumnya, sudah banyak orang mencoba mengelola lahan berdebu seluas 10 ha di Desa Sirnabaya itu, tapi gagal. Pemilik lahan, Yayasan Pensiunan Perum Peruri, dan Perum Peruri melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, kemudian menggandeng PT Sukacita Membawa Sukses (SMS). Dengan teknologi yang dinamakan Simbiosis Mutualisme Sistem (SMS), inovator dari SMS menciptakan saling ketergantungan yang menguntungkan antara jagung-sapi-lahan. AGRINA terbitan 13 Desember 2009 telah menulis tentang teknologi SMS itu, yang di samping telah dipraktikkan di Teluk Jambe Karawang, juga telah dibuktikan keberhasilannya di Jember. Jadi siapa bilang tanah gersang itu sia-sia?

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi yang menyaksikan keberhasilan program PKBL-SMS itu Sabtu lalu, membayangkan pendapatan masyarakat yang bakal lebih meningkat. “Terbayang kalau per kampung setiap tanahnya mau ditanam jagung, kemudian memelihara sapi. Hasil jagungnya bisa dijual, sapinya kita gemukkan juga bisa dijual”. Ia mengingatkan pula bahwa jagung termanis, yang berarti kadar gulanya tinggi, sangat-sangat potensial untuk dijadikan bahan baku bioetanol.

Namun Bayu Krisnamurthi juga wanti-wanti – dan ini sesungguhnya masalah klasik di Indonesia, kalau masyarakat sudah menanam jagung, bagaimana memasarkannya, bagaimana menyiapkan gudang atau metode pengawetan sehingga terjamin bahwa menanam jagung itu ada hasilnya. Program PKBL-SMS di Desa Sirnabaya, Teluk Jambe, Karawang ini adalah bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan BUMN, Perum Peruri. Melibatkan warga sekitar yang berminat tentang teknologi di bidang agro. Mereka akan kembali ke kampungnya, yang melalui program kemitraan BUMN atau swadaya bisa mengembangkan jagung dengan teknologi SMS tersebut.  Ini bisa menjadi model di berbagai tempat lainnya di Indonesia, khususnya di tanah-tanah gersang yang ditelantarkan. 

Ada 140 BUMN di Indonesia dan paling banyak menerapkan PKBL ke pertanian. Dalam angka, menurut Deputi Meneg BUMN Bidang Kemitraan dan Pembinaan Usaha Kecil, Gumilang Harjakusuma, tahun ini sekitar Rp1,7 triliun lebih. Kita punya target 50.000 mitra bimbingan baru tiap tahun. “Orang mungkin bilang spektakuler, tapi ternyata tahun ini sudah 56.000, jadi proyeksinya sudah melebihi target,” kata Gumilang. Selain itu, banyak orang tidak tahu bahwa non performing loans (NPL) alias kredit macet semua PKBL sudah mendekati nol per tahun. Kendati ia mengakui, “Saya juga salah, tidak promosi.”

Benar bahwa karena Indonesia negeri agraris dan kegiatan masyarakat di pedesaan adalah pertanian atau terkait pertanian, maka wajar kalau proyek atau program CSR itu diberikan lebih banyak ke pertanian dan pedesaan. Namun yang perlu dipertimbangkan lagi adalah kebanyakan proyek atau program CSR ini untuk masyarakat sekitar pabrik, seperti halnya PKBL Peruri di Karawang. CSR dari perusahaan swasta serta perusahaan besar multinasional juga mengutamakan konsesi sosialnya ke desa-desa sekitar kantor atau pusat kegiatannya.

Proyek CSR atau program seperti PKBL perlu lebih diratakan ke daerah-daerah, terutama daerah-daerah tertinggal. Lebih mengena lagi kalau CSR dengan pertanian terintegrasi dengan teknologi seperti yang dijalankan di Desa Sirnabaya itu dilakukan di daerah-daerah gersang di pelosok-pelosok luar Jawa. Apalagi dengan keterpaduan langkah antara kementerian pemerintah, pemerintah daerah, perusahaan-perusahaan BUMN, perusahaan swasta nasional mau pun asing. AGRINA edisi ini menulis tentang simbiosis mutualisme sistem, salah satu jurus jitu untuk mengisi program program CSR di bidang pertanian di daerah daerah tertinggal itu.  

Daud Sinjal

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain