Senin, 1 Pebruari 2010

Inspirasi dari Kepiting Bulu

Banyak orang rela mengeluarkan kocek hingga ratusan dolar hanya untuk menikmati seporsi kepiting bulu.

Anda tentu bertanya, apa sih kehebatan kepiting bulu? Ya, kepiting bulu atau hairy crab (Eriocheir sinensis) dikenal sebagai makanan lezat berharga dengan kenikmatan tertinggi dalam masakan Shanghai. Sampai-sampai Li Bai, seorang penyair terkenal dari Dinasti Tang (tahun 618—906), pernah menulis puisi tentang kebahagiaan menikmati kepiting lezat sembari minum anggur yang baik.

Kepiting yang terkenal dengan sebutan da zha xiei itu adalah salah satu makanan khas paling dicari di kawasan China. Kepiting ini dipercaya memiliki kualitas yin yang berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Mungkin, lantaran itu pula banyak orang terobsesi dengan makhluk berkaki delapan tersebut.

Namun jangan heran, untuk merasakan sensasi daging kepiting bulu, Anda mesti merogoh kocek lumayan dalam. Tengok saja harga yang ditawarkan Restoran New Sam Yung’s di Kota Kowloon, Hongkong. Resto yang sudah 48 tahun berjualan kepiting bulu itu membanderol harga kepiting berkualitas tinggi sampai $300 per ekor. Sedangkan ukuran menengah seharga $130 per ekor. Namun, jika Anda bersedia menerima kepiting berukuran kecil, cukup merogoh saku $20 per ekor. Secara umum, restoran di Hongkong memasang harga $60—$100 per ekor.

Sementara Restoran Capital, Singapura, mematok harga $145 per kg untuk kepiting ukuran 275 gr per ekor. Sementara yang berbobot 250 gr, per ekor dibanderol $135 per kg. Sedangkan bagi yangg berbobot 200 gr per ekor dijual $120 per kg.

Demikian pula di Restoran Shang Palace, Hotel Shangri-La, Jakarta. Satu set menu musiman terkenal itu ditawarkan lebih dari Rp500 ribu per orang.

Di tingkat petani, di kawasan Danau Yang Cheng, Suzhou, Provinsi Jiangsu, China, kepiting bulu ditawarkan 60RMB—120RMB per kg atau sekitar Rp180 ribu—Rp360 per kg. Tentu harga ini lebih menarik bila dibandingkan harga kepiting bakau maupun rajungan. Harga kepiting bakau di tingkat petani di Sulsel saat ini rata-rata Rp70.000 per kg. Sedangkan di Resto Bandar Jakarta ditawarkan Rp140 ribu per kg.

Harga kepiting soka (kepiting bakau cangkang lunak) di Sulsel dijual para petani paling tinggi Rp80.000 per kg. Sementara rajungan Rp30.000—Rp50.000 per kg.

Dibudidayakan

Penampilan da zha xiei khas, berbeda dari kepiting lainnya. Pada capitnya tumbuh bulu (rambut) yang tebal. Inilah yang membuatnya juga disebut kepiting sarung tangan bulu, karena dengan bulu di capitnya itu ia tampak seperti mengenakan sarung tangan.

Kepiting bulu alias kepiting pintu air, kini dibudidayakan di sepanjang garis pantai yang panjang antara Sungai Liao He di utara hingga Sungai Zhu Jiang di selatan China. Kepiting yang berasal dari Danau Yang Cheng dan Danau Taihu di Provinsi Jiangsu adalah yang terbaik dan terpopuler. Kepiting dari Danau Yang Cheng mempunyai daging bercitarasa manis, dan ukurannya lebih kecil. Yang lebih besar berasal dari Danau Taihu.

HK-Magazine menulis, kepiting bulu asal Danau Taihu bisa mencapai bobot ideal 450 gr per ekor. Sementara dari Danau Yang Cheng rata-rata berbobot 300 gr per ekor.

Kepiting ini mahal harganya karena khusus dibudidayakan di danau yang airnya bersih dari polusi, berkedalaman 2—3 m, dengan sinar matahari mencapai dasar danau. Pada 2008, Shanghai Daily melaporkan, Danau Yang Cheng menghasilkan 2.195 ton kepiting bulu berukuran 150—200 gr per ekor

Sejak tiga tahun lalu, Taiwan pun mulai membudidayakan kepiting tersebut, terutama di bagian barat dan selatan Taiwan. Bahkan awal tahun lalu, sebuah perusahaan di Yuli Township, Hualien, Taiwan timur, mengembangkan kepiting bulu pada lahan sekitar tiga hektar.

Seperti dilansir The China Post, model pembesaran kepiting di Hualien dilakukan dengan mengembangkan formula pakan dan berbagai jenis tanaman air. Setelah dibesarkan 8—9 bulan, bobot kepiting per ekor mencapai lebih dari 187,5 gr, sesuai keinginan pasar.

Peluang Budidaya

Seiring kepopulerannya, kini kepiting bulu sudah dikenal di berbagai belahan dunia. “Kepiting bulu sudah diintroduksi ke Eropa dan Amerika,” ungkap Prof. Dr. Yushinta Fujaya Muskar, ahli kepiting dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas, Makassar.

Menurut Yushinta, budidaya kepiting bulu di Indonesia bisa saja dilakukan. “Meskipun sangat cocok dikembangkan di daerah subtropis, hairy crab sangat toleran. Ia tahan terhadap perubahan suhu, salinitas, maupun oksigen,” tandasnya. Namun, lanjut dia, hairy crab cukup unik. Sebab, saat dewasa ia berada di perairan tawar. Ketika mau bereproduksi ia kembali ke laut. “Berarti dia hanya bisa dibesarkan di air tawar,” jelasnya.

Lebih jauh Yushinta mengingatkan, kepiting bulu boleh saja diintroduksi, tapi, seperti kepiting lainnya, ia termasuk hama. Pemerintah mesti hati-hati jangan sampai ke depan malah merugikan perairan nasional, seperti kasus keong mas. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bila ada pengusaha yang memang mau mengintroduksi. Dan, “Unhas bisa membantu dari segi teknologi maupun manajemen untuk pengembangannya,” tandas dia.

Dadang WI

Syarat Pembesaran

1 m2 kolam jaring berisi 500—1.000 ekor

Kedalaman kolam jaring 2—3 m

Temperatur ideal 20o—30oC

pH ideal 9

Program pakan 180 hari

FCR 3 (pakan pabrik)

FCR 1,8 (jika menggunakan ikan)

Kelangsungan hidup (SR) 90%

Lama pembesaran 9 bulan

 

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain