Senin, 18 Januari 2010

Bagi-bagi Duit untuk Budidaya

Dalam upaya menggenjot produksi 353% sampai 2014, pemerintah siap kucurkan paket bantuan modal.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan pertumbuhan produksi komoditas perikanan budidaya sebesar 353% sampai 2014. Terdapat enam komoditas yang menjadi andalan, yaitu rumput laut, lele, patin, bandeng, nila dan kerapu.

Made L. Nurjana, Dirjen Perikanan Budidaya, KKP, mengatakan, enam komoditas tersebut dipilih lantaran dianggap paling berpotensi dikembangkan. Terutama dari sisi ketersediaan lahan dan teknologi. Selain itu, permintaan dari pasar lokal maupun ekspor terhadap komoditas tersebut sangat besar. "Kondisi ini jelas merupakan peluang Indonesia untuk menjadi produsen rumput laut, lele, patin, bandeng, dan kerapu nomor satu dunia," ungkapnya.

Untuk merangsang pertumbuhan sektor budidaya tahun ini, menurut Made, pihaknya menekankan pada pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan). Bagi pokdakan pemula disediakan 16.820 paket pengembangan wirausaha yang disalurkan dalam bentuk sarana produksi.

Rp184 Miliar 

Lebih jauh Made menjelaskan, target pengembangan wirausaha tersebar di 140 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Komposisinya terdiri dari paket budidaya rumput laut senilai Rp6,5 juta, lalu paket budidaya patin di kolam senilai Rp9,5 juta dan paket budidaya patin di keramba jaring apung (KJA) senilai Rp15 juta per paket.

Sedangkan paket budidaya lele di kolam plastik, budidaya polikultur udang windu dan bandeng serta budidaya nila di KJA, masing-masing besarnya Rp7,5 juta, Rp6 juta, dan Rp15 juta per paket. “Semuanya kami sediakan dalam bentuk sarana produksi, seperti benih, tali, dan pelampung. Sedangkan pakan, kami pasok dengan maggot sebagai sumber protein lain,” beber Made.

Di luar paket pengembangan wirausaha, KKP juga menyediakan paket program, khusus pokdakan tingkat madya atau menengah, yaitu kelompok yang telah memiliki usaha dan butuh modal bagi pengembangan. Untuk kelompok ini disediakan pinjamam modal dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat, Kredit Ketahanan Pangan dan Energi serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Paket program akan diberikan bagi usaha pembenihan dan pembesaran ikan di air tawar serta di air payau plus pembesaran di laut. Besaran kredit cukup beragam mulai dari Rp4,6 juta sampai Rp482 juta.

Selain itu ada paket kredit komersial bagi pokdakan maju yang diisi para pengusaha perikanan. “Kami meminta agar alokasi bantuan bagi sektor perikanan ditambah jadi 20%. Selama ini terbilang minim hanya 5% saja. Kami berupaya melobi perbankan agar mempermudah persyaratannya supaya pelaku perikanan bisa menjalin hubungan dengan bank,” tambah Syamsul Maarif, Sekjen KKP.

Sedangkan bagi pembudidaya yang masuk kategori prasejahtera, lanjut Syamsul, akan disediakan bantuan sosial. Nilainya berkisar Rp2 juta—R4juta per paket. “’Kan 32% penduduk kita masih masuk kategori miskin,” kilahnya.

Made menghitung, untuk investasi pengembangan sektor perikanan budidaya sepanjang 2010 dibutuhkan dana sekitar Rp5 triliun. Sedangkan sampai 2014, kebutuhannya menembus angka Rp12,68 triliun. Investasi sebanyak itu selain untuk enam komoditas unggulan juga dijatahkan bagi pengembangan udang, ikan mas, gurami, kakap, dan komoditas lainnya.

Dirjen Made tak merasa khawatir melihat besaran biaya tersebut. Pasalnya, Direktorat Perikanan Budidaya mendapat tambahan dana segar senilai Rp184 miliar dari jatah kegiatan unit eselon satu lain di KKP. Selaian digunakan untuk paket pengembangan wirausaha, dana tersebut juga dialokasikan bagi pencetakan 500 kolam lele di Boyolali, pembangunan 40 pabrik pellet mini, pemberian 4.000 paket budidaya maggot, dan administrasi pembinaan di daerah. “Kami makin optimis dengan tambahan dana ini. Nantinya investasi tersebut tidak hanya dari pemerintah, namun juga berasal dari masyarakat,” ucapnya

Jalur mendapatkan paket wirausaha, menurut Made, setiap calon penerima mengusulkan diri ke dinas daerah masing-masing. Selanjutnya dinas akan menyerahkan data ke KKP. Setelah berkas lengkap, KKP akan menyalurkan bantuannya ke daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) perikanan yang dikucurkan setiap tahun.

Unggulan

Menyangkut enam komoditas unggulan, Made memasang target produksi rumput laut pada 2014 akan menyentuh angka 10 juta ton (dalam bentuk segar). Nilai tersebut naik 353% dibandingkan 2009 yang hanya 2,6 juta ton. Dipilihnya rumput laut beralasan Indonesia masih memiliki potensi lahan teluk dan perairan seluas 4,5 juta ha. Padahal, menurutnya, untuk mencapai produksi 10 juta ton hanya perlu 100 ribu ha. 

Begitu juga dengan patin dan lele. Sampai 2014 ditargetkan produksi meningkat masing-masing 1,88 juta ton dan 900 ribu ton. Sementara bandeng dan kerapu, naik menjadi 700 ribu ton dan 20.000 ton.  “Sama seperti rumput laut, patin dan lele ketersediaan lahannya banyak tersedia seperti waduk dan sungai. Selain itu juga bisa memanfaatkan lahan tidur seperti di Jambi dan Sumsel sehingga tak mengganggu sektor pertanian,” jelasnya.

Sedangkan udang, meski bukan unggulan untuk digenjot produksinya, menurut Made tetap penting dikembangkan lantaran masih menjadi andalan ekspor Indonesia. Produksi Vanname dipasang target kenaikan 17,38% per tahun atau mencapai 500 ribu ton pada 2014.

Guna mewujudkan hal tersebut, KKP membangun pusat produksi induk udang atau Broodstock Center di Bali dengan kapasitas produksi 240 ribu ekor induk unggul per tahun. Sedangkan udang windu, pertumbuhanya diharapkan sebesar 10,42% per tahun. “AS, Eropa, dan China adalah pasar besar. Kami juga akan membuka pasar baru ke Timur Tengah,” ucapnya.

Kita tunggu saja hasilnya.

Selamet Riyanto

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain