Pada 2014, Indonesia bertekad mewujudkan swasembada daging.
Tjeppy D. Soedjana, Dirjen Peternakan, Deptan, yakin tekad mewujudkan swasembada daging mulai 2014 akan terpenuhi. “Saat ini, kesempatan istimewa untuk memperkuat ketahanan nasional di bidang daging. Caranya dengan menambah populasi hewan memamah biak, seperti sapi, kerbau, kambing, serta domba menuju sistem terintegrasi ternak dan tanaman pangan,” tandasnya.
Ia menambahkan, meningkatkan populasi ternak dan swasembada daging menjadi mungkin melalui sistem integrasi ternak-tanaman pangan yang secara teknis. Atau mungkin secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial dapat diterima sebagai pendekatan tanpa limbah (zero waste).
Kenyataan yang ada sekarang ini adalah inovasi dan teknologi pertanian yang baik dapat mengubah limbah pertanian menjadi sumberdaya yang bagus sebagai pakan ternak. Yakni peternakan yang menghasilkan pupuk dapat diolah menjadi sumber energi alternatif, seperti biogas dan limbah padat dapat diolah menjadi kompos untuk menyediakan pupuk organik bagi tanaman pangan sehingga ramah lingkungan.
Tjeppy mencontohkan, sistem integrasi ternak dan tanaman yang sudah diterapkan di Indonesia, yakni ternak-kebun sawit, sapi-kebun kelapa, kambing-kebun kopi, dan kambing-kebun kakao. "Dengan sistem ini, asumsi sederhananya 25% dari 26,8 juta ha lahan tanam dapat digunakan. Penggunaannya untuk satu ekor ternak per hektar sehingga diharapkan ke depan akan ada penambahan 6,7 juta ternak yang setara dengan 1,2 juta ton daging,” ucapnya dalam International Seminar on Animal Industry 2009 di IPB International Convention Center (IICC) Bogor (23/11).
Kebutuhan Meningkat
Ketua Pelaksana ISAI 2009, Prof. Dr. Ir. Muladno, mengatakan, seminar international yang baru pertama kali diadakan Fakultas Peternakan IPB ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi para pelaku usaha di Tanah Air. “Caranya dengan menunjukkan kalau peternakan yang ada di Tanah Air ini memiliki peran strategis yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Peternakan, Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc. Agr, mengatakan, kebutuhan pangan asal ternak terus meningkat seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya permintaan produk tersebut. Karena itu pembangunan peternakan berkelanjutan berbasis sumber daya ternak lokal harus dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan keamanan pangan dalam negeri khususnya produk pangan asal ternak.
Upaya ini, tambah Luki, harus ditunjang melalui kebijakan, ilmu pengetahuan, sistem produksi dan teknologi, yang mampu mendorong terealisasinya swasembada daging pada 2014. “Dengan berbagai upaya tersebut kita optimis bisa tercapai,” jelasnya.
Seminar bertema Suistainable Animal Production for Food Security and Safety tersebut menghadirkan pembicara dari luar negeri, antara lain Dr. A. Matsuda dan Prof. S. Yamamoto dari Jepang, Dr. Marion Buley dari Jerman, dan Prof. I. Zulkifli dari Malaysia.
Tri Mardi Rasa