Ingin beternak sapi tapi tidak punya lahan? Inapkan saja di hotel.
Tidak hanya manusia yang mengenal hotel sebagai tempat menginap dan bersantai, sapi pun kini bisa menikmatinya. Namun sedikit berbeda dari hotel untuk manusia, hotel sapi lebih berfungsi seperti kandang kelompok. Salah satu contohnya hotel milik Pemkab Sukabumi yang berdiri sejak Oktober 2008. Hotel khusus sapi perah yang terhampar di lahan seluas dua hektar ini terletak di Desa Cimangkok, Kec. Sukalarang. Dibangun dengan anggaran Rp350 juta, hotel tersebut dapat menampung 1.000 ekor.
”Hotel sapi ini dibuat untuk menanggapi protes warga karena limbah ternak selalu dibuang ke sungai. Selain itu juga mempermudah monitoring sapi kelompok peternak yang sedang sakit dan birahi dalam satu kawasan,” ungkap Ir. H. Susilo Budi, MM, Kabid Produksi, Dinas Peternakan Sukabumi. Kecuali di Cimangkok, pemkab juga sedang membangun hotel sapi lain di daerah Nyalindung dan Goalpara.
Manfaat
Sekitar 800 ekor sapi perah milik empat kelompok peternak kini menghuni hotel tersebut. Paling tidak ada tiga alasan peternak menginapkan sapinya, yaitu ketersediaan air di daerah mereka minim, mudah mendapatkan konsentrat, dan lebih cepat mengirimkan susu segar ke koperasi. Koperasi susu yang dituju terletak di sebelah hotel, yaitu Koperasi Peternak Sapi Perah (KPS) Gunung Gede.
“Peternak yang tergabung dalam koperasi juga bisa mengajukan kredit sapi perah. Cara pembayarannya hanya dengan menyetor tiga liter susu per hari selama tiga sampai lima tahun dan dua ekor pedet betina,” ujar Iwan Ramkar, salah satu pengurus hotel sapi dan koperasi.
Setelah sapinya melahirkan, peternak bisa memanfaatkan program pembesaran. Dalam program ini, “Setiap anak sapi baik jantan maupun betina akan dibeli oleh koperasi seharga Rp1,5 juta per ekor. Dan anak sapi itu nanti akan dikreditkan lagi kepada peternak pemula,” terang Iwan.
Satu nilai plus lagi, peternak yang tidak memiliki lahan dapat memelihara sapinya di hotel. Iman Suparna misalnya. “Saya sudah lama memanfaatkan hotel sapi ini. Dulu saya hanya mempunyai 10 ekor, sekarang sudah jadi 50 ekor karena saya juga ikut program kredit sapi dari koperasi di sini,” aku pemuda yang pernah dapat beasiswa dari Dinas Peternakan setempat untuk magang di Australia.
Di luar itu, hotel sapi bisa menjadi wahana pembelajaran bagi anak sekolah mengenai cara beternak sapi sampai pengolahan susunya. “Apalagi kami juga sedang gencar promosi produk susu dan yoghurt kepada anak sekolah. Setiap hari kami memproduksi 200 kemasan susu pasteurisasi dan 100 botol yoghurt,” papar Iwan. Koperasi menjual susu pasteurisasi seharga Rp1.500—Rp3.000 per 100 ml, sedangkan yoghurt Rp6.000 per botol.
Fasilitas
Manajemen hotel menawarkan sejumlah fasilitas. Dengan harga sewa Rp1.000 per hari, peternak sudah bisa mendapatkan kandang, air, listrik, tenaga kerja, bahkan tempat menginap bagi dirinya. Suplai konsentrat dan rumput pun mudah, peternak tinggal order. Konsentrat dibandrol Rp1.800 per kg, sedangkan rumput Rp150 per kg. Tersedia juga layanan kawin suntik. Biayanya Rp100 ribu sampai sapi bunting.
Soal limbah yang sering jadi bahan komplain warga pun tak perlu dipusingkan lagi. Limbah berupa kotoran malah dapat diuangkan, Rp1.500 per karung. Demikian pula hasil susu sapinya, bisa langsung disetor ke koperasi yang membelinya senilai Rp3.150 per liter.
Agung Christiawan