Rabu, 25 Nopember 2009

Welcome Fruit , Promosi Buah ala Thailand

Dari segi mutu dan kualitas, buah-buahan Thailand sebenarnya tak jauh berbeda dengan Indonesia. Persoalannya, kenapa buah Thailand lebih dikenal dibanding buah Indonesia?

Belum lama ini AGRINA berkunjung ke Thailand.  Di hotel tempat menginap, pihak hotel menyediakan satu piring yang berisi buah-buahan lokal Negeri Gajah Putih itu dan dikemas sangat cantik.  Di atas tumpukan buah tersebut diberi bunga anggrek warna ungu dan tulisan “Welcome to Thailand”. Cantik sekali. Pemandangan yang jarang ditemui di Indonesia.

Supaporn, salah staf hotel menjelaskan, buah tersebut memang diberikan secara cuma-cuma kepada tamu hotel sebagai “welcome fruit” alias buah selamat datang. Lebih lanjut ia mengatakan, sebagian besar hotel di negerinya menyajikan “welcome fruit “ dan ini merupakan dukungan industri wisata Thailand terhadap program pemerintah di sektor agribisnis.

Pemerintah setempat merilis program kampanye “welcome fruit” sejak Mei 2009.  Sebagai bentuk promosi terhadap buah-buahan Thailand, setiap turis yang tiba di bandara internasional Swarnabhumi diberi satu kilo leci gratis. Bahkan untuk menarik perhatian turis internasional membeli oleh-oleh buah Thailand, pemerintah sengaja menghadirkan kios dan gerai buah di bandara megah tersebut. Menarik sekali bukan? Industri wisata Thailand turut mempromosikan buah asli mereka.

Tak hanya di negeri sendiri, promosi tersebut juga dilakukan di negara lain. Di Jakarta, Thai Trade Centre bekerjasama dengan The Food Hall Indonesia menggelar promosi serupa selama dua minggu pada Mei 2009 lalu. Promosi buah asal Thailand “Thailand Fair” ini serentak dilaksanakan di enam gerai The Food Hall yang ada di Jakarta, antara lain di mal Grand Indonesia, Senayan City, Kelapa Gading, dan Pondok Indah Mall 2. Tak heran bila sektor agribisnis mereka sukses. Tindakan ini bukan sekadar mempromosikan buah-buah mereka akan tetapi juga ikut membantu keberlanjutan industri buah-buahan Thailand.

VAT Refund

Satu hal yang cukup menggelitik juga adalah fasilitas Value Added Tax (VAT) Refund alias pengembalian pajak pertambahan nilai (PPN) bagi turis international. Turis yang belanja di pasar swalayan atau departement store selama di Thailand dapat mengambil pengembalian PPN itu di bandara Swarnabhumi. Cukup dengan menunjukkan struk belanja, si turis bisa memperoleh kembali uang pajaknya.

Tampaknya, selain promosi besar-besaran, kualitas dan dukungan pemerintah menjadi faktor keberhasilan industri buah Thailand. Sejak tahun 2000 pemerintah di sana memang gencar sekali mengkampanyekan gerakan nasional bahwa Thailand adalah negara agro. Produk pertanian seperti beras, karet, singkong, buah, sayuran, produk perikanan dan produk olahan ditetapkan kembali sebagai produk unggulan nasional. Koordinasi antara pemerintah dan swasta dari hulu ke hilir begitu tertata rapi dan sistematis. Pelajaran menarik yang bisa dipetik dari Thailand.

Sayangnya promosi seperti ini jarang sekali dilakukan Indonesia. Alangkah menariknya bila kampanye seperti ini bisa diadopsi pemerintah dan pelaku bisnis. Mengingat Indonesia juga memiliki kekayaan buah tropis seperti Thailand. Apalagi pemerintah telah mencanangkan Program Visit Indonesia. Kenapa kita tidak belajar dari Thailand supaya buah lokal dapat dicintai masyakat Indonesia sendiri dan dikenal dunia?

Brenda Andriana

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain