Semakin banyaknya permasalahan dalam budidaya menuntut berbagai perbaikan, mulai dari infrastruktur tambak, aplikasi teknologi, hingga sumberdaya manusia.
Untuk menunjang keberhasilan budidaya dan mengenali permasalahan dalam budidaya, tambak harus dilengkapi sarana laboratorium guna memantau kondisi kualitas air tambak, air sumber, maupun air buangan. Di samping itu, pemeriksaan kualitas benur maupun kondisi kesehatan dan penyakit udang sangat perlu dilakukan. Operasional laboratorium di tambak memerlukan tenaga laboratorium yang memadai.
Sehubungan dengan itu, Shrimp Club Indonesia (SCI) mengadakan “Pelatihan Tenaga Laboratorium” angkatan pertama di Banyuwangi, Jatim (30/10—4/11). Jumlah peserta 14 orang terdiri dari para teknisi, tenaga laboratorium, dan petambak. Mereka berasal dari Banyuwangi, Situbondo, Malang, Jabar, Bali, dan Nusatenggara.
Para peserta mendapat jurus-jurus jitu dari Tim Teknis SCI, Teknisi Senior, dan tenaga laboratorium SCI yang semuanya berpendidikan S-1 (Unibraw, Unair, dan Undip). Mereka itu adalah Suprapto (Kabid Pengembangan Teknologi SCI), Agus Setiadi (Tim Teknis), Yanuar Toto Raharjo (Teknisi Senior), Daruti Dinda Nindarwi, (dari lab PT Surya Windu Kartika), Kanthi Pangestuning dan Chilfah Maghfiroh (dari lab SCI Banyuwangi dan guru SMK Perikanan), Dewi Nasbha Anjusari (SC Banyuwangi), serta Hardi Pitoyo, Ketua SCI Banyuwangi juga terjun memandu kegiatan.
Mendapat Data Akurat
Pelatihan berlangsung selama enam hari, meliputi penyampaian teori selama dua hari dan praktik analisis mutu air (fisika dan kimia), plankton dan mikrobiologi tiga hari. Studi lapang sehari dilakukan di tambak PT Surya Windu Kartika - Bomo dan tambak UD Berkat Jaya - Blimbingsari.
Analisis mutu air meliputi parameter fisika (suhu, salinitas, kecerahan, warna air), parameter kimia (oksigen terlarut, pH, alkalinitas, BOD, TAN, nitrit, nitrat, fosfat, N/P ratio, produktivitas primer dan respirasi, kesadahan (hardness), Total Organic Matter atau TOM, Total HS- ). Sedangkan parameter biologi meliputi plankton (identifikasi plankton dan menghitung kepadatan plnakton), bakteri (total bakteri dan vibrio).
Sedangkan analisis kualitas benur dititikberatkan pada metoda skoring benur dan mengamati kondisi kesehatan benur. Peserta juga diajarkan cara memeriksa kondisi kesehatan udang melalui tanda-tanda fisik hingga pengamatan secara mikroskopis.
Melalui kegiatan tersebut, semua peserta diharuskan mengetahui dan mampu mengoperasikan alat dengan baik sekaligus merawatnya. Dengan demikian peralatan terpelihara secara baik dan awet. Untuk itu lab SCI Banyuwangi dan tambak PT SWK dan SMK Perikanan menyediakan peralatan, yaitu mikroskop, peralatan titrasi, dan berbagai alat lain seperti DO meter, pH meter dan berbagai test kit untuk analisis mutu air.
Dengan pelatihan itu, diharapkan tenaga laboratorium di tambak mampu menciptakan data akurat dan menyajikannya secara benar. Pada gilirannya, data ini membantu para teknisi dalam menganalisis dengan tepat suatu masalah yang terjadi di tambak. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan sehingga sewaktu-waktu bila diperlukan dapat digunakan lagi. Baik untuk keperluan sertifikasi tambak maupun mengetahui kondisi mutu air tahunan maupun bulanan.
Kegiatan pelatihan ini merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan Shrimp Club Indonesia (Bidang Pengembangan Teknologi) dan termasuk pelatihan dasar. Kegiatan serupa akan dilakukan di Lampung (untuk wilayah Lampung, Bangka Belitung dan Banten) pada Januari–Februari 2010 dan Lombok (untuk wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa) pada Maret- April 2010.
Pelatihan Teknisi
Bila sudah banyak tambak anggota SCI mengikuti acara ini dan memiliki laboratorium mini, SCI akan mengadakan pelatihan untuk para teknisi. Para teknisi saat ini memiliki latar belakang dan pendidikan berbeda-beda. Karena itu pengetahuan dan kemampuan mereka pun tidak sama dalam menanggapi permasalahan di lapangan. Untuk membantu dan meningkatkan kemampuan mereka, SCI berencana mengadakan pelatihan lanjutan bagi para teknisi.
Pelatihan teknisi akan dilaksanakan setelah pelatihan dasar untuk tenaga laboratorium selesai. Jadi program selanjutnya akan dilaksanakan setelah Mei 2010. Adapun materi yang akan dibahas meliputi: Cara membaca data dan menganalisis masalah; Pengetahuan tentang produk yang digunakan di tambak; Cara mengatasi masalah yang ada di tambak; Cara Berbudidaya Udang yang baik sesuai CBIB.
Ke depan, pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan SDM sehingga produksi udang nasional bisa berkelanjutan dengan teknologi yang ramah lingkungan. Alhasil, produk yang dihasilkan sesuai standar para konsumen luar negeri, yaitu mutu terjamin (quality assurance), aman dikonsumsi (food safety), dan dapat ditelusur ulang (traceability).
Suprapto, Bidang Pengembangan Teknologi SCI