Penduduk bertambah, kebutuhan pangan pun meningkat. Padahal lahan pertanian semakin terbatas. Apa solusinya?
Di tengah semakin meningkatnya permintaan dunia akan bahan pangan, kita juga dituntut untuk tetap bisa memenuhi ketersediaan pangan dengan harga terjangkau khususnya beras, jagung, dan kedelai. Namun kita dihadapkan pada ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Karena itu kita harus mampu meningkatkan produktivitas hasil melalui peningkatan indeks pertanaman menjadi IP 400, pemanfaatan berbagai varietas sesuai jenis tanah, dan cara pertanaman yang baik.
Inovasi Teknologi Terbaru
Petani sudah menggunakan benih unggul, pemupukan berimbang, dan perlindungan organisme pengganggu tanaman (OPT), tetapi belum bisa mencapai hasil produksi seperti yang tertera pada label bungkus benih. Beberapa kemungkinan penyebab belum tercapainya potensi genetika benih adalah kondisi lingkungan yang kurang sesuai, teknik pertanaman belum optimal, dan kondisi persemaian tanaman kurang maksimal. Petani umumnya tidak menyadari, untuk mendapatkan hasil panen gemilang harus dimulai dari pertumbuhan benih yang baik. Petani juga tidak menyadari, banyak OPT yang mengganggu di persemaian, baik yang terlihat di permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Stadia awal pertumbuhan tanaman sampai sekitar 30 hari setelah pindah tanam merupakan stadia rawan terganggu OPT. Apabila benih padi tersebut diberi pelindung dari serangan OPT tentu merupakan cara yang lebih mudah, lebih murah, dan relatif lebih aman. Sebagai perbandingan dapat diilustrasikan, untuk melindungi satu hektar sawah cukup diaplikasikan pada 15—25 kg benih, tanpa perlu tangki semprot, dan tenaga penyemprot di lapangan seluas satu hektar.
“Saat ini telah tersedia Cruiser, suatu inovasi teknologi perlindungan benih terbaru dari Syngenta. Produk ini dapat melindungi benih padi dari serangan hama wereng dan thrips pada tanaman padi di persemaian hingga 3—6 minggu setelah pindah tanam,” ungkap Arya Yudas, Product Manager PT Syngenta Indonesia.
Dari berbagai kegiatan demo di berbagai tempat, Cruiser memperlihatkan pengaruh yang sangat baik terhadap pertumbuhan tanaman padi dan memberikan banyak manfaat. Akar lebih panjang dan banyak sehingga tanaman lebih optimal pertumbuhannya dan lebih tahan stres setelah benih dipindahtanamkan. Bebas dari serangan hama utama seperti thrips dan hama wereng penular virus tungro. Pertumbuhan benih lebih cepat, tanaman lebih hijau dan segar, jumlah anakan lebih banyak, serta produksi meningkat 15%—25%
Cruiser telah terdaftar sebagai Insektisida perlakuan benih dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
“Sekarang petani telah mendapatkan solusi inovatif untuk meningkatkan pendapatannya dengan cara memulai mempersiapkan pertumbuhan benih yang lebih baik, lebih sehat, dan hasil panen lebih baik,” jelas Arya.
Mudah Aplikasinya
Cruiser dapat diaplikasi dengan dua cara. Pertama, diawali dari kebiasaan petani merendam benih padi selama 24— 48 jam. Selanjutnya encerkan 2 ml Cruiser dengan 10—20 ml air untuk satu kilo benih, lalu campurkan atau aduk secara merata larutan ini dengan benih padi. Berikutnya, benih padi yang sudah diperlakukan, dikeringanginkan dan diperam selama 24—36 jam. Setelah keluar akar sekitar 5 mm, benih ditaburkan ke persemaian yang telah disiapkan.
Cara kedua, benih padi direndam dalam larutan Cruiser dengan dosis 2 ml per kg benih padi. Jumlah larutan disesuaikan jumlah benih padi yang direndam. Lama perendaman 24—48 jam. Selanjutnya benih ditiriskan dan diperam selama 24—36 jam. Setelah akar keluar sekitar 5 mm, benih siap ditaburkan di persemaian.
Untung Jaya