Menjelang hari-hari raya, marak beredar ayam yang tak layak konsumsi. Bagaimana mengenalinya agar tak terbeli?
Saat permintaan akan daging ayam melonjak, acapkali ada pedagang yang memburu untung dengan cara nakal. Mereka tak segan menjual ayam tiren alias mati kemaren. Meski sering kena razia Dinas Peternakan, toh peredaran ayam bangkai ini masih saja bisa ditemukan karena pedagang tergiur meraup untung besar. “Pada tahun 2006, saya sudah mendapat sekitar 100 ekor ayam bangkai atau tiren dari sidak di Pasar Bogor. Banyak pedagang ayam nakal pun melarikan diri dan meninggalkan barang dagangannya ketika ada razia,” ungkap Herlin Krisnaningsih, Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor kepada AGRINA
Ciri Khas Ayam Tiren
Untuk memberantas peredaran ayam tiren, menurut Herlin, Dinas Pertanian rutin mengadakan razia setiap bulan di pasar tradisional dan pasar swalayan. Di antara tempat-tempat itu, di Pasar Bogor yang sering terdapat peredaran ayam tiren. Pihaknya mengalokasikan dana sampai Rp100 juta per tahun khusus untuk itu. Kecuali menggelar razia, dinas juga mengadakan penyuluhan kepada masyarakat umum bertempat di Balaikota Bogor. ”Dalam satu bulan, kita mengadakan penyuluhan dua kali ke desa, kelurahan, dan kecamatan. Yang hadir pun beragam dari ibu-ibu PKK, istri pejabat daerah, istri pedagang di pasar,” imbuh Sulistyowati, Kepala Seksi Kesmavet, Kabupaten Bogor.
Penyuluhan tersebut mendapat perhatian dari beberapa kalangan terutama wanita. Soalnya, wanita harus tahu betul cara membedakan ayam layak konsumsi dan bangkai. Para penyuluh memberikan tips agar para ibu tidak terjebak membeli ayam bangkai.
Ciri-ciri fisik ayam tiren adalah karkas berwarna kebiru-biruan, pemotongan pada leher biasanya rata, serabut otot berwarna kemerahan, pembuluh darah di leher dan sayap penuh darah beku, aromanya busuk. Bila dipegang otot dada dan pahanya agak lembek. Warna hati merah kehitaman.
Kecuali ciri fisik, masyarakat juga perlu mendeteksi ayam tiren dari harganya yang sangat miring. Misalnya awal November ini, harga pasaran daging ayam segar rata-rata Rp23.000—Rp25.000 per kg. Sedangkan ayam tiren hanya Rp2.000 per potong atau Rp7.000— Rp10.000 per ekor.
Selain di pasar tradisional, Herlin juga meminta masyarakat mewaspadai ayam kategori tak layak konsumsi yang ada di pasar swalayan. Karena itu ia membagi tips bagi ibu-ibu cara aman berbelanja daging ayam.
A. Pembelian di pasar tradisional
1. Hindari tempat penjualan ayam yang terlalu mojok atau di sudut pasar.
2. Jangan memilih pedagang yang memisahkan diri dari pedagang ayam lainnya
3. Jangan membeli ayam di penjual yang membuka lapaknya dengan alas saja (terpal, koran, bak, dan ember)
4. Belilah ayam di tempat yang penjualnya sudah Anda kenal
5. Belilah ayam di lapak yang terang. Hindari lapak yang remang-remang karena menyulitkan pengenalan kesegaram daging ayam
6. Pilih penjual yang menggunakan lapak bersih dan menata rapi ayamnya
B. Pembelian di pasar swalayan
1. Pilih ayam yang disimpan terpisah dari komoditas daging lainnya
2. Pilih ayam disimpan terpisah dari jeroannya
3. Belilah yang disimpan pada lemari pendingin
4. Perhatikan tanggal kadaluarsanya pada kemasan
5. Jangan membeli ayam dengan kemasan atau segel yang rusak
6. Jangan tergiur akan harga murah atau promo diskon
Agung Christiawan