Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyusun timnya yang baru untuk mensukseskan pemerintahannya yang kedua 2009 – 2014. Esensi programnya lima tahun ke depan adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, penguatan demokrasi, dan penegakan keadilan. Tiga program utama itu akan dijabarkan dan dijalankan para menteri sesuai sektor dan portofolionya masing-masing.
"Ada tiga program unggulan utama yang saya kerjakan sesuai arahan Presiden," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, usai serah terima jabatan dengan Freddy Numberi (22/10). Pertama, meningkatkan pendapatan nelayan. Kedua, memperbaiki infrastruktur wilayah pesisir, dan ketiga, mengatur pulau-pulau karena menyangkut hubungan internasional. Ia mengatakan akan segera melakukan harmonisasi dengan departemen dan instansi terkait. Ia sudah berbicara dengan Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dan pihak Pertamina. Minggu depan ia akan melakukan koordinasi dengan Departemen PU untuk perbaikan infrastruktur di wilayah pesisir.
Fadel Muhammad menyatakan akan mengupayakan jalan-jalan menuju perkampungan nelayan menjadi lebih baik. Ada ratusan jalan kecil menuju wilayah pesisir yang akan diperbaiki. Dengan Menteri ESDM dan pimpinan Pertamina, ia membicarakan tentang pembangunan depo-depo nelayan yang menyediakan solar hingga oli untuk perahu nelayan.
Sementara itu, Menteri Pertanian Suswono telah merumuskan, “Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Nilai Tambah, Daya Saing Ekspor dan Kesejahteraan Petani” sebagai visi pertanian lima tahun ke depan. Visi ini, katanya, selaras dengan harapan Presiden SBY saat memanggil dirinya dalam "audisi" calon menteri. Ada sepuluh harapan Presiden, di antaranya: memperbaikai infrastruktur pertanian, meningkatkan nilai tukar petani, melindungi petani dengan cara mewujudkan subsidi. Lemahnya produksi peternakan nasional juga mendapatkan perhatian khusus dari SBY.
Suswono juga akan mengevaluasi berbagai kendala dan program yang masih lemah implementasinya untuk diperbaiki. Antara lain infrastruktur, rehabilitasi irigasi, dan lahan garapan petani. "Salah satu penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan petani, terutama karena pemilikan lahan yang masih minim, yakni rata-rata 0,3 hektar per kepala keluarga," ujarnya. Untuk mencapai usaha tani yang menguntungkan, pemilikan lahan garapan setiap petani setidaknya dua hektar. Ini bisa dilakukan melalui program reformasi agraria. Ia menunjuk data Badan Pertanahan Nasional, terdapat lahan produktif yang menganggur di seluruh Tanah Air seluas 7 juta hektar, "Lahan seluas ini merupakan aset modal yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan lahan garapan petani. Meskipun ini tidak harus dimiliki."
Presiden, dalam pidato pelantikannya, menempatkan peningkatan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama. Ekonomi kita harus tumbuh semakin tinggi, namun diingatkannya, pertumbuhan ekonomi yang kita ciptakan adalah pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan, dan disertai pemerataan. Suswono mengatakan, sektor pertanian menjadi penyedia bagi 41 juta pekerja yang terlibat secara langsung. Menjadikannya tumpuan bagi separuh jumlah tenaga kerja nasional. Bila dihitung berdasarkan kepala keluarga (KK), jumlah yang terlibat secara langsung di sektor pertanian mencapai 23 juta KK. Dan bila setiap KK punya lima orang anggota, maka total 115 juta jiwa menggantungkan hidup di sektor pertanian. Sedangkan Fadel Muhammad menghitung ada sekitar 25 juta—30 juta orang nelayan, belum termasuk keluarganya.
Maka dalam 100 hari pertama, harusnya kita bakal melihat sejumlah pertanda. Yaitu: berapa banyak tiang sudah dipancangkan untuk membangun dermaga, berapa ratus kapal nelayan bisa kembali melaut, berapa ribu meter jalan ke pelabuhan ikan dan kampung nelayan dibangun, berapa pulau luar dijangkau dan dihidupkan. Kiranya kita juga bakal melihat seberapa jauh reformasi agraria bisa terlaksana, seberapa banyak petani mendapatkan lahan garapan. Seberapa jauh air kembali mengalir melalui saluran irigasi yang direhabilitasi. Seberapa banyak kredit bisa dicairkan, seberapa tertib pupuk subsidi disalurkan. Seberapa banyak kampung dan sentra produksi pertanian terhubungkan dengan kota dan pasar.
Daud Sinjal