Kisah tentang tilapia adalah bagus-bagus belaka. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO menempatkannya di urutan ke-3 dari lima contoh sukses perikanan budidaya dunia setelah udang dan salmon (patin di tempat ke-4). Dr. Kevin Fitzsimmons, Presiden World Aquaculture Society, menabalkan daging putih rendah kolesterol, rendah lemak itu sebagai “foodfish of the 21st century.” Di AS ia menjadi lauk favorit ranking ke-5. Harganya di pasar global menurun, tapi di pasar lokal bisa 10%—35% lebih bagus.
Tilapia (Oreochromis niloticus) makin digembar-gemborkan di dunia sebagai makanan sehat dan hemat. Orang Inggris sejak lama menjadikannya makanan ringkas, “Fish ‘n Chips”. Di AS, 15 Mei–1 Agustus 2009, diadakan sayembara membuat resep untuk tilapia seharga maksimum US$15 untuk porsi 4 orang. Hadiahnya US$5.000. Asal tahu saja, ikan yang digunakan untuk perlombaan yang diselenggarakan Regal Springs Tilapia (Florida) itu adalah fillet nila asal Danau Toba, Sumatera Utara.
Di Indonesia, tilapia yang di sini dikenal sebagai ikan nila, produksinya dalam tiga tahun terakhir (2005-2008) meningkat lebih dua kali lipat. Angka sementara DKP, kuartal pertama 2009, produksi nila mencapai 337 ribu ton. Produksi tilapia dunia sempat anjlok ke angka 2,06 juta ton pada 2008 karena nahas di China oleh musim dingin yang ekstrem. Sampai sekarang Negeri Tirai Bambu ini menghasilkan lebih separuh produksi nila dunia. Tapi diyakini akan kembali menanjak sampai 3 juta ton tahun depan.
Bagaimana pun, pasar tilapia yang paling utama adalah di negeri sendiri. Hanya 10% yang dipasok ke pasar dunia. China akan menggenjot produksi tilapia sampai 1,2 juta ton tahun ini, tapi hanya 104 ribu ton yang diekspor. Indonesia menargetkan produksi nila sampai 350 ribu ton, tapi hanya belasan ribu ton yang diekspor.
Bisnis ekspor tilapia sedang lesu, di samping harganya sedang turun, kita juga menghadapi pesaing tangguh, seperti China atau Meksiko, Honduras, Ekuador yang lebih dekat ke AS. Ke Eropa juga menghadapi pesaing dari Mozambik, Namibia, dan Brasil. Belum lagi menghadapi kerewelan sertifikasi.
Indonesia penghasil perikanan budidaya nomor lima, tetapi pertumbuhan ekspornya tidak masuk dalam 10 besar daftar dunia (FAO Fish Report 2008). Yang boleh dibilang masih mantap hanya yang dari Toba, itu pun bagian dari matarantai perusahaan yang berpusat di Florida. Maka andalan kita memang pasar dalam negeri. Membangkitkannya adalah dengan mempopulerkan makan ikan, sekaligus dengan membangun kekuatan matarantai pasokan dalam negeri.
Pada skala dunia, Regal Springs Tilapia yang dari Bradenton, Florida, membangun matarantai pasokan sampai ke perairan pedalaman kita (juga ke Meksiko dan Honduras). Sebuah perusahaan Spanyol membangun hal yang sama di Brasil berkapasitas produksi 10.000 ton setahun. Untuk menghidupkan pasar domestik, kita seharusnya juga bisa mengembangkan sendiri bisnis perikanan yang dikuatkan dengan manajemen rantai pasokan skala nasional dan dengan sendirinya bisa dikaitkan ke internasional. Begitu banyak pekerjaan yang bisa dilakukan untuk tilapia dan perikanan air tawar lainnya di perairan umum (meliputi sungai dan danau) kita yang luasnya 14 juta ha, tapi baru 10,1% yang dimanfaatkan (data DKP).
Sebaiknya kita cermat mempelajari dan menerapkan manajemen rantai pasokan di sini. Dimulai dari pengadaan benih bermutu (kinerja balai balai benih dan subsidi benih), pembukaan kolam, pengadaan pakan, teknologi, kemudahan fasilitas keuangan dan fiskal, infrastruktur irigasi-jalan-coldstorage, transportasi, pengemasan, sampai produk jadi. Kita bisa belajar dari perusahaan perusahaan atau negara-negara yang sudah sukses menjalankannya. Betapa bisnis ini, termasuk juga perikanan tangkap, bisa menciptakan lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan bagi jutaan rakyat. Mulai dari pekerjaan kasar sampai pekerjaan laboratorium dan kantoran. Meliputi produksi dan jasa-jasa. Ada pekerjaan di balai benih, riset, kilang pengolahan, rumah asap, pabrik es, industri rumah tangga, industri mesin, pekerjaan tukang, transportasi-distribusi, pengepakan, perbengkelan, pembuatan jaring, pedagang, dan lain-lain.
Daud Sinjal