Pasokan bahan kebutuhan pokok menjelang puasa dan Lebaran tahun ini, cukup aman. Walaupun terdapat kenaikan harga daging dan telur ayam.
Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan (BKP), Deptan, hingga 29 Juli 2009, harga bahan makanan pokok pada umumnya relatif stabil. Walaupun ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan, seperti daging ayam dan telur ayam ras. Namun, harga tersebut masih berada dalam batas normal.
Permintaan daging dan telur ayam menjelang bulan puasa dan lebaran 2009 diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 10%—20%. Peningkatan permintaan pun diiringi pula kenaikan harga daging ayam dan telur. Demikian diungkapkan Achmad Suryana, Kepala Badan Ketahanan Pangan. Ia menambahkan, ada pun penyebab kenaikan harga tersebut salah satunya adalah naiknya harga pakan sebesar 30% dan harga anak ayam (day old chick- DOC) 20%. “Kenaikan menjelang HKBN (hari-hari besar keagamaan nasional) ini fluktuatif,” jelas Achmad.
Suplai Aman
Sementara itu Turni Rusli Syamsudin, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen Peternakan, mengatakan, produsen dan peternak unggas akan menjamin ketersediaan telur dan daging ayam cukup selama bulan puasa hingga Idul Fitri. “Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan telur ayam dan daging ayam, biasanya menaikkan produksi sebesar 10%—15%,” ucapnya.
Turni menambahkan, hingga akhir tahun ini terdapat ketersediaan daging ayam mencapai 523,5 ribu ton, dan telur ayam sekitar 1.071,4 ribu ton. Dengan asumsi kebutuhan daging ayam mencapai 523,4 ribu ton dan telur ayam mencapai 1.071,06 ribu ton.
Sigit Prabowo, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Unggas Nasional (PPUN), menuturkan, kenaikan harga daging ayam masih dalam batas normal. Kenaikan disebabkan jumlah peternak yang panen bulan ini berkurang. Mereka banyak melakukan chick in (pemasukan anak ayam ke kandang) untuk dirancang panennya seminggu sebelum bulan puasa dan minggu pertama puasa. Selanjutnya peternak akan merancang lagi jadwal pemasukan anak ayamnya sehingga bisa dipanen seminggu sebelum lebaran dan seminggu setelahnya. Karena itu, “Kondisi saat ini, pasokan daging ayam masih terbatas sehingga menyebabkan kenaikan harga daging ayam. Kejadian seperti itu sudah rutin. Walaupun demikian kenaikan harga daging ayam masih wajar,” ucap Sigit melalui telepon.
Sedangkan, Hartono, Ketua Umum Pusat Informasi Pasar (Pinsar) Unggas Nasional mengatakan, pihaknya siap memasok telur ayam sebanyak 2.600 ton per hari untuk memenuhi permintaan di wilayah Jakarta. “Bahkan dalam setahun kami menyiapkan cadangan sebanyak 20.000 ton atau sekitar 500 ton per hari untuk buffer stock di gudang,” ujarnya ketika dihubungi via ponselnya.
Begitu juga untuk mengantisipasi kenaikan permintaan daging ayam, menurut Hartono, pihaknya siap memasok sebanyak 120 ton per hari. "Pasokan tersebut sudah disiapkan sebesar 100%," tegasnya. Menurutnya, lonjakan permintaan telur ataupun daging ayam biasanya terjadi pada minggu pertama puasa ataupun tiga hari sebelum dan setelah lebaran. Selebihnya normal. Menyinggung kenaikan harga dua komoditas tersebut selama puasa hingga hari raya, ia memperkirakan, harga daging ayam sebesar Rp16.000—Rp17.000 per kg di tingkat peternak atau Rp25.000—Rp28.000 di tingkat eceran.
Yan Suhendar