Senin, 6 Juli 2009

Stimulus Rp500 Miliar Untuk Pakan Ikan

Industri akuakultur di AS mendapat stimulus fiskal senilai US$50 juta untuk pakan ikan. Di luar itu, tengah diperjuangkan US$2 juta buat riset pakan berbahan kedelai.

Kebijakan terobosan Presiden Obama ini untuk menyelamatkan industri perikanan budidaya yang sedang bergumul menghadapi pesaing luar negeri yang makin agresif dan kenaikan harga pakan yang sangat tajam. Sebagai perbandingan, di Indonesia dana stimulus untuk Departemen Kelautan dan Perikanan jumlahnya Rp100 miliar yang diperuntukan bagi perumahan nelayan dan daerah perbatasan.

Lalu ada pula stimulus fiskal untuk perindustrian, sektor perikanan budidaya ikut kecipratan, yakni untuk industri pakan ikan dan udang. Ada 31 sektor industri mendapatkan stimulus fiskal berupa insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM DTP). Insentif ini diberikan kepada bahan-bahan baku yang diperlukan 31 industri tersebut.

Pakan dari Kedelai

Di Amerika dana perangsang perikanan yang lima kali lipat dari dana stimulus perikanan kita itu dipakai untuk menjamin pasokan alga yang dibutuhkan kerang di sepanjang tepian Pasifik, mengisi perut ikan tilapia, patin, trout, dan ikan pemancingan di pedalaman bagian tengah dan selatan AS. Ini akan menolong para pembudidaya ikan dalam menghadapi masa resesi dan mempertahankan lapangan kerja di daerah daerah tersebut yang memang langka jenis-jenis industri lain.

Industri akuakultur AS beromset US$1,4 miliar berdasarkan data Deptan setempat (USDA) pada 2007. Sepertiga dari angka penjualan itu berasal dari patin yang dihasilkan dari sentra-sentra produksi di Mississippi, Alabama, dan  Arkansas. Langkah penyelamatan pun dimulai dengan pembudidaya kecil di Arkansas dan daerah lainnya di kawasan selatan AS itu. Kebanyakan pembudidaya ikan di wilayah itu  hidup pas-pasan dan tengah terpukul oleh tarif listrik dan harga pakan yang melonjak akibat kenaikan harga BBM.

Sementara itu, Asosiasi Kedelai Amerika (ASA) memberi dukungan kuat kepada pemerintah yang tengah berusaha menggolkan persetujuan Senat untuk menambah anggaran riset guna mendorong kenaikan permintaan kedelai sebagai bahan baku pakan ikan. Anggaran tambahan US$2 juta itu diajukan The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk riset akuakultur, di antaranya studi analisis biaya per siklus hidup ikan, pemijahan ikan laut, lingkungan, dan pengadaan pakan berkelanjutan. 

"Kedelai memainkan peran penting untuk membangun industri akuakultur AS dan mampu memenuhi peningkatan permintaan konsumen terhadap ikan yang aman dan sehat,” kata Presiden ASA Johnny Dodson, yang juga produsen kedelai dari Halls, Tennesee. Selain itu, "Kedelai bernutrisi dan berprotein tinggi untuk dijadikan pakan ikan dan bebas dari pencemaran organik dan anorganik, yang bisa ditemukan pada pakan ikan berbahan lain," katanya lagi.

Lima Juta Ton per Tahun

Dana riset sangat penting bagi NOAA dalam upaya membantu studi potensi budidaya perikanan lepas pantai. Petani kedelai bergiat bersama NOAA dan USDA dalam Prakarsa Pakan Alternatif (NOAA-USDA Alternative Feeds Initiative) untuk menggalang kesadaran luas tentang nutrisi ikan budidaya yang lebih baik.

Perikanan budidaya menjadi salah satu produksi pangan yang paling laju perkembangannya di dunia, juga di Amerika, yang sebagian besar berasal dari kegiatan lepas pantai atau bersumber dari negara lain. Lebih 80% dari seafood yang disantap orang Amerika berasal dari impor dan setengahnya berasal dari ikan budidaya dalam negeri.  Sehingga, ikan impor ini menjadi biang kedua terbesar dari defisit perdagangan AS yang lebih dari US$9 miliar setahun itu. Empat negara utama pemasoknya adalah China, India, Vietnam, dan Indonesia.

ASA yang beranggotakan 22.000 petani dan produsen kedelai merupakan perintis dan pemuka pengembangan kedelai untuk pakan ikan budidaya. Sejak 1992, para anggotanya bergiat mendukung pengembangan pasar, terutama ke China, melalui Asosiasi Pemasaran Kacang Internasional dan pendanaan dari USDA. Program ini berhasil menaikkan permintaan kedelai untuk pakan ikan dari nyaris nol sampai mencapai  5 juta ton setahun. 

"Dengan peningkatan permintaan seafood dan penurunan ketersediaan ikan tangkap, maka ikan budidaya global harus digenjot hingga 500% pada 2025 demi mencukupi kebutuhan populasi manusia yang diperkirakan bakal berjumlah 8,5 miliar orang,” ujar Dodson. "Kami ingin melihat AS merebut bagiannya dalam pertumbuhan pasar ini,” tandasnya.

Daud Sinjal, TheFishSite News dan sumber-sumber lain

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain