Pemda Merauke tiap hari giat mensosialisasikan visi Menuju Lumbung Pangan Nasional.
Gairah pertanian di Kabupaten Merauke, Papua, kian meninggi. Pemkab melalui Dinas Tanaman Pangan tak bosan terus menjabarkan visi Merauke menuju lumbung pangan nasional dengan membentuk basis agropolitan, agroindustri, dan agrowisata.
Hasilnya terlihat pada 23 Maret 2009 saat panen raya di Kampung Wapeko, Distrik Kurik yang menorehkan rekor panenan tertinggi di Merauke. Padi hibrida Bernas Super menghasilkan 8 ton gabah kering panen (GKP) per hektar (ha) dan padi inbrida varietas Mekongga sebanyak 7,6 ton per ha. Keduanya dibudidayakan menggunakan pola tanam jajar legowo 2 : 1.
Sehari berselang, dilaksanakan Karya Wisata Pengembangan Inovasi Tanaman Pangan, kerjasama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Papua dengan Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke. Acara tersebut mengangkat tema “Dengan Pelaksanaan Karya Wisata Pengembangan Inovasi Teknologi Tanaman Pangan, Kita wujudkan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional”
Hajatan ini berlangsung di Balai Benih Utama (BBU) Rawasari, Distrik Malind yang berjarak 50 km dari Kota Merauke. Di areal seluas 23 ha diperkenalkan beberapa varietas unggul, antara lain Mekongga, Way Apo Buru, Cigeulis, Ciherang, Ciliwung, Kalimas, Tukad Unda, Tukad Petanu, dan Inpari.
Tak ketinggalan diujicobakan sistem pola tanam, seperti jajar legowo 2:1, tegel serta tabela sebagai pembanding. Di bawah koordinasi Sudarsono, para karyawan BBU memantau mulai pengolahan tanah sampai akhir. Tak kurang hadir 400 orang peserta hadir yang terdiri dari ketua kelompok tani dan gapoktan, PPL, PPL swakarsa, PHP dan calon PPL.
Wajib Jajar Legowo
Bupati Merauke melalui Asisten II Sekda dalam sambutannya mengatakan sangat puas dengan hasil didapat. Secara kasat mata, tampak jelas pola tanam jajar legowo 2:1 lebih unggul dari pola tanam lain.
Lebih jauh, Pemda Merauke telah menetapkan jajar legowo 2:1 sebagai pola tanam wajib. Jadi, jika ada petani melanggar, petugas Satpol PP akan memperingatkan dan meminta tanam ulang sesuai pola tanam anjuran.
Dalam acara tersebut juga ada presentasi mengenai tahapan penanaman yang baik dan perkenalan pestisida alami. Sosialisasi dengan cara ini dirasakan cukup efektif lantaran sengaja dirancang berjalan serius tapi santai. Untuk tetap memikat perhatian, panitia menyelinginya dengan pemberian bingkisan bagi peserta yang mengajukan pertanyaan berbobot dan pembagian door prize.
Seluruh hadirin yang berasal dari enam distrik, yaitu Kurik, Malind, Tanah Miring, Semangga, Merauke, dan Neukenjerai mengikuti rangkaian acara dari awal sekitar pukul 09.30 WIT sampai berakhir sekitar pukul 14.30 WIT. Saking asyiknya, selama acara berlangsung mereka tak beranjak dari tempat tersebut.
Pagelaran itu terselenggara berkat kerjasama Dinas Tanaman Pangan, Artha Graha Peduli, produsen benih padi hibrida Bernas dan PT Sozo Agro Pasti, produsen Suplemen Biotetes Sozo-FM.
Tampaknya cita–cita menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional bukanlah isapan jempol belaka. Seluruh peserta bertekad akan mengadopsi teknologi dan metode yang telah diperkenalkan tersebut untuk meningkatkan hasil pertanian demi kesejahteraan para petani sendiri.
Jemie Sagrang (Kontributor Merauke)