Perikanan Vietnam akan menjulang lagi manakala April ini ekspor patinnya ke Rusia dibuka kembali.
Ekspor ikan negeri itu merosot akibat berkurangnya permintaan sejumlah negara tujuan besar, seperti Jepang, AS, dan Uni Eropa yang sedang terpukul resesi ekonomi. Tapi yang terasa paling telak adalah penolakan ikan patin Vietnam oleh Rusia sejak 28 Desember 2008, atas alasan mutu dan persyaratan kesehatan. Padahal sepanjang 2008 sampai tanggal penangkalan oleh Rusia itu, ekspor patin ke sana mencapai 118 ribu ton, senilai US$188 juta. Penghentian impor itu sangat merugikan baik perusahaan-perusahaan pengekspor Vietnam maupun importir Rusia.
Beri Izin 8 Pengolah
Syukurlah, Vietnam dan Rusia pada 18 Maret 2009 mencapai kesepakatan untuk membuka kembali pasokan ikan patin dari Vietnam. Untuk menjamin mutu dan kesehatan, Badan Pengawas Kesehatan Pertanian dan Peternakan Rusia akan membuka kantor di Vietnam. Sementara Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam juga membentuk komisi pengawas mutu, penetapan harga, volume, dan kuota ekspor.
Kedua kantor pengawas tersebut berkedudukan di kawasan industri perikanan Tien Giang. “Pengawasan akan sangat ketat,” kata Tran Bich Nga, Wakil Kepala Departemen Pengelolaan Mutu Produk Peternakan, Kehutanan, Perikanan.
Sebagai hasil negosiasi Rusia - Vietnam, 30 pengolahan patin Vietnam mendapatkan akreditasi. Tapi untuk tahap pertama baru dikeluarkan lisensi buat 8 pengolah, yang akan mengawali dengan pengiriman 7.000 ton patin ke Rusia. Sebelum distop pada Desember 2008, terdapat 38 perusahaan ikan Vietnam yang mendapat lisensi ekspor ke Rusia. Waktu itu patin Vietnam di Rusia dihargai US$1,2 per kg. Dalam kontrak baru harganya disesuaikan menjadi US$1,7 per kg, dan akan dinaikkan lagi menjadi US$1,8.
Para ahli memperkirakan konsumsi seafood Rusia meningkat jadi 16 kg per kapita per tahun pada 2013, dari yang sekarang, 7—12,5 kg. Namun sumber lainnya mengungkapkan, kebutuhan orang Rusia akan seafood sudah mencapai konsumsi 17 kg per kapita per tahun, lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa yang 10—12 kg Tahun lalu Rusia mengimpor 1,5 juta ton seafood. Dari jumlah tersebut, 1,2 juta ton berupa ikan, dengan salmon sebagai terbesar, disusul oleh tra (patin Vietnam). Statistik menunjukkan ekspor seafood Vietnam ke Rusia bernilai US$200 juta. Angka itu akan melonjak menjadi US$300 juta—US$400 juta tahun ini.
Juga Bidik China
Asosiasi Eksportir dan Produsen Seafood Vietnam (VASEP) tampaknya harus segera mengubah prakiraannya yang menyebutkan tahun ini ekspor seafood negeri itu akan merosot 15%--20%. Memang pasarnya ke Uni Eropa, AS dan Jepang belum pulih, tetapi Duong Ngoc Minh, Ketua Komite Koordinasi ekspor patin ke Rusia sudah berani menyebutkan ekspor seafood ke Rusia bakal segera mencapai US$500 juta. Alasannya, importir Rusia sudah menyatakan akan memperbesar volume pesanan patin, ditambah pula dengan udang, cumi, ikan asap, dan surimi. Rusia akan menyetop impor dried seafood, octopus, dan surimi dari China.
Menariknya, China justru memperbanyak impor udang dari Vietnam, dan merupakan pelanggan Vietnam keempat terbesar. VASEP melaporkan, ekspor udang ke China pada kuartal pertama 2009 meningkat 110% dalam volume dan 90% dalam nilai, dibandingkan kuartal pertama 2008. Totalnya mencapai 1.000 ton, senilai US$12 juta.
Daud Sinjal, dari berbagai sumber