Telur yang kerabangnya tak mulus dan lembek tentu tak menarik minat konsumen untuk membelinya.
Sebutir telur terdiri dari kuning telur (yolk) 31%, putih telur (albumin) 59%, dan kulit telur 10%. Walaupun porsinya hanya 10%, tetapi penampilan kulit telur dapat menjadi indikasi komposisi pakan yang diberikan kepada ayam. Kalau komposisi pakan cukup kandungan gizinya, maka efeknya terhadap kulit telur atau pada telur secara keseluruhan juga akan baik.
Demikian diungkapkan Ricky Bangsaratoe, peternak ayam petelur di Tangerang, Banten. Ia menambahkan, kulit telur merupakan hal utama yang dilihat oleh konsumen untuk menilai penampilan sebutir telur secara eksterior. “Telur yang berpenampilan menarik pastinya akan memberikan nilai plus dan mampu memikat konsumen,” ucapnya via telepon.
Dengan kualitas telur terbaik dihasilkan, dimaksudkan mengimbangi selera konsumen yang selalu mengharapkan telur-telur berkualitas yang dijual di pasaran dengan mempunyai kekebalan yang baik dan tahan terhadap penetrasi mikroorganisme.
Peran Kalsium
Ricky menjelaskan, untuk menghasilkan kualitas telur terbaik, mutlak diperhatikan kandungan kalsium dalam ransum pakan. Dalam ransum pakan, sumber kalsium dapat berasal dari tepung tulang, kulit kerang, kapur, tepung ikan atau bahan yang diramu dalam bentuk grit.
Menurut Maria Ulfah, pengajar nutrisi pakan ternak dari Fakultas Peternakan, Unversitas Brawijaya (Unbraw), Malang, Jatim, kalsium merupakan unsur yang paling esensial dalam pembentukan kulit telur. Dalam sebutir telur terdapat sekitar 2 gram kalsium yang berbentuk kalsium karbonat (CaCO3).
Proses pembentukan jaringan kulit telur terjadi di dalam saluran telur (oviduct) ayam. Selanjutnya, di uterus barulah kulit telur yang keras (egg shell) dibentuk dari kalsium karbonat. Bila proses produksi karbonat dalam cairan uterus terganggu lantaran kurangnya pasokan kalsium dari makanan, maka telur yang dihasilkan terutama pada kulitnya akan mengalami kelainan.
Maria menyarankan, dalam pemberian pakan peternak harus memperhatikan pula keseimbangan antara kalsium (Ca) dan fosfor (P), dengan perbandingan 2 : 1. Pasalnya, peranan Ca dan P saling terkait dan fungsinya saling menunjang satu sama lainnya. “Di samping itu, penggunaan Ca dan P akan lebih efisien bila dalam ransum cukup mengandung Vitamin D yang berfungsi mengabsorbsi unsur kalsium dalam tubuh ayam. Pemberian Ca dan P dalam ransum dapat dikurangi bila kadar Vitamin D yang diberikan cukup,” jelasnya via telepon.
Ricky menambahkan, persentase pemberian Ca dalam ransum sangat dipengaruhi oleh keadaan produksi telur per ekor ayam, jumlah konsumsi ransum oleh ayam, dan kadar P dalam ransum. Pemberian Ca yang terlalu banyak dalam ransum akan menyebabkan terjadinya penimbunan kalsium pada kulit telur sehingga kulit telur terlihat tidak rata. “Sebaliknya, defisiensi Ca akan menyebabkan kulit telur yang dihasilkan berkulit tipis dan lembek. Ayam juga sering mematuk atau memakan telurnya sendiri bila kekurangan Ca,” katanya.
Yan Suhendar