Senin, 16 Pebruari 2009

Pemeliharaan Tepat Ayam Tumbuh Cepat

Pertumbuhan ayam broiler yang sangat pesat. Dalam umur 30 hari sudah dapat dipanen.

Cepat bongsornya ayam broiler itu tak lain karena faktor genetis, lingkungan peternakan, dan pemeliharaan yang tepat.

Dalam usaha budidaya ayam broiler, peternak mengawali dengan pemasukan anak ayam umur sehari atau day-old chick (DOC) yang bobotnya 40 gram ke dalam kandang. Ia kemudian melakukan pemeliharaan agar ayam mencapai potensi pertumbuhannya, yaitu bobot 175 gr (4 kali lipat) dalam waktu satu minggu. Jika berhasil, selanjutnya pada umur 30 hari, bobot naik sampai 1,5 kg. Artinya, ayam dapat segera dipanen atau dipotong.

Setyo Winarno, peternak ayam broiler di Sukabumi, Jabar, mengatakan, agar  menghasilkan bobot sesuai potensi genetik, pentingnya memilih sarana produksi peternakan yang berkualitas. Misalnya, pakan yang diberikan harus berkualitas bagus.

Lebh jauh ia menjelaskan perlunya selalu meningkatkan manajemen, khususnya pada dua minggu pertama pemeliharaan dan melakukan seleksi serta pengafkiran anak ayam saat minggu pertama. Selain itu, kepadatan kandang dikurangi, misalnya  untuk kandang darat konvensional harus lebih kecil dari 12,5 kg per m2. “Untuk melakukan itu semua, tentunya pekerja kandang harus dibina dengan baik agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan,“ ungkap Win, demikian sapaannya.

Djody Hario Seno, peternak broiler di Bekasi, Jabar, menambahkan, agar pertumbuhan ayam maksimal, manajemen dalam kandang adalah yang utama. “Dengan melakukan pemanasan pada masa brooding, mengatur jumlah tempat makan dan minum, pelebaran kandang, permainan layar, kipas untuk angin pun harus diatur,” kata bapak tiga anak ini.

Kenyamanan Ayam

Sementara itu, Drh. Askam Sudin, praktisi senior di perunggasan, mengungkap, pada usaha ayam broiler, untuk mendukung keunggulan genetis ayam diperlukan kondisi lingkungan yang memadai. Lingkungan ini berupa pemberian pakan yang bernilai nutrisi tinggi, kesehatan yang prima, kandang yang nyaman, dan disiplin pemeliharaan. “Oleh sebab itu, peternak diharuskan memberikan asupan pakan yang cukup sesuai dengan kebutuhan ayam dan melakukan pencegahan penyakit (vaksinasi),” jelasnya.

Dalam pemberian pakan yang baik, pakan mesti cukup mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ayam, seperti protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin, dan asam-asam amino. “Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat makanan pada masing-masing periode pemeliharaan,” tambah Winarno.

Yang juga tidak kalah penting tapi sering terlupakan oleh peternak, kata Winarno, adalah pakan jangan sampai menyebabkan diare. Pasalnya, diare dapat menyebabkan alas kandang (litter) menjadi basah sehingga konsentrasi amonia di dalam kandang meningkat. Bila kadar amonia naik, akan memicu timbulnya penyakit dan masalah bobot badan ayam. “Jangan sampai diberikan pakan yang murah namun tidak berkualitas. Boleh saja melakukan efisiensi pakan, tapi kualitas pakan yang diberikan harus tetap bagus agar tetap menghasilkan produksi yang optimal,” tandasnya.

Demikian pula peralatan kandang yang vital, seperti tempat pakan, tempat minuman, pemanas, seng pelindung anak ayam (chick guard), layar/tirai penutup kandang, dan alat semprot disinfektan, harus tersedia dalam jumlah yang cukup.  “Sebab, jika peralatan kurang dari kebutuhan berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara, dapat menimbulkan masalah sehingga bobot badan standar akan sulit tercapai. Jumlah ayam kerdil akan tinggi dan problem penyakit yang timbul akan lebih sering dan sulit diatasi,” papar Djody yang kandangnya memiliki kapasitas 100 ribu ekor.

Djody mengatakan, penyakit yang akan muncul bisa berupa penyakit pernapasan atau Chronic Respiratory Disease (CRD), CRD kompleks, Colibacillosis, dan Newcastle Diseases (ND) alias tetelo. Penyakit-penyakit ini biasa terjadi, dan peternak sudah mampu mengantisipasinya dengan baik. Meskipun lumrah, penyakit itu tetap berbahaya bila peternak tidak waspada. ”Pencegahannya dilakukan pengobatan. Walaupun demikian, akan tetap ada kematian dan kami patok mortalitas maksimal 5% di farm,” jelasnya.

Perkandangan ayam broiler juga harus memenuhi syarat-syarat teknis dan kesehatan ternak. Antara lain  tidak bocor sewaktu hujan, ventilasi cukup, dan saluran-saluran air atau pembuangan di sekitar kandang harus lancar. “Apa yang dilakukan semua itu, pada prinsipnya untuk memberikan kondisi ayam yang aman dan nyaman agar kondisi ayam oke semua,” jelas Winarno yang juga pengurus Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN).

Yan Suhendar

 

                                                     Standar Performa Mingguan CP Broiler

Umur (Minggu)   Rata-rata BB (gr)  Konsumsi Pakan (gr)   Konversi Pakan (FCR)

Satu hari                 40                                 -                                   -
1                              175                           150                               0,857
2                              486                           512                               1,052
3                              932                         1.167                             1,252
4                              1.467                       2.105                            1,435
5                              2.049                       3.283                            1,602
6                              2.634                      4.604                            1,748
7                              3.177                      5.995                            1,887
8                              3.635                      7.380                            2,030

Keterangan:

-      FCR (Feed Conversion Ratio), jumlah pakan yang digunakan untuk menghasilkan 1 kg daging 

-    Tabel merupakan referensi atau pedoman yang menggambarkan performa strain ayam dalam kondisi optimum, tanpa pembatasan pada tiap tingkatan umur (2006)

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain