Kalau kita buka internet dan mengklik “soman” di mesin pencari, maka sontak keluar nama itu sebagai senjata kimia yang menyerang saraf dan mematikan. Tapi “Soman” yang kita bicarakan di edisi AGRINA ini sangat bertolak belakang. Ia adalah produk herbal yang justru memberi mutu kehidupan kepada manusia.
Soman si pembunuh awalnya dikembangkan di Jerman, 1944, sebagai insektisida/pestisida. Sebaliknya, Soman si pelindung pertama kali ditemukan dari jenis rumput yang justru kebal terhadap pestisida. “Ada suatu rumput, saya pakai pestisida untuk membasminya, tiga hari kemudian saya balik lagi, rumput itu masih hidup,” kata Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. Di Gorontalo, “rumput sakti” itu namanya Manggata. Di Jawa biasa disebut rumput teki. Di kalangan petani, rumput ini memang terkenal bandel, sulit dikendalikan, sehingga menyerobot pupuk dan mengganggu pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.
Rumput sering disimbolkan sebagai rakyat kebanyakan. Maka dikenal istilah grass-root atau akar rumput untuk menyebutkan lapisan kekuatan rakyat itu. Di Jawa Barat, rumput berkhasiat yang namanya Sadagori, yang akarnya dijadikan obat melawan rematik atau asam urat, juga dikiaskan sebagai rakyat banyak. Di daerah Priangan dan Cirebon, ada pepatah populer, “Kalau ada angin puting beliung, janganlah berpegang pada pohon kiara (beringin), berpeganglah pada rumput sadagori”, yang mengingatkan untuk berpegang pada kekuatan rakyat bila terjadi bencana.
Nusantara kita memang sangat kaya dengan tanaman untuk pengobatan dan kesehatan, dan sudah dikembangkan sejak ratusan tahun lalu. Kita adalah penghasil tanaman obat nomor dua di dunia (setelah Brasil) dengan beragam varietasnya. Di Indonesia ada sekitar 9.606 spesies tumbuhan obat, tapi hanya 350 spesies yang teridentifikasi dan baru sekitar 3%—4% yang telah dimanfaatkan secara komersial (Perspektif Wimar, 9 Mei 2008). Rahmat Gobel, Wakil Ketua Kadin mengatakan, dari seluruh omzet produk herbal di pasar dunia yang mencapai US$15 miliar dunia, produk Indonesia hanya mencapai US$500 juta—US$600 juta. Dalam peta jalan Kadin hingga 2010, omzet industri jamu ditargetkan akan mencapai Rp10 triliun.
Nusantara kita sedari dulu juga terkenal sebagai tempat berjangkitnya aneka jenis penyakit, beberapa di antaranya mencatat rekor dunia. Indonesia menjadi negara tertinggi penderita hepatitis B di dunia, kematian tertinggi akibat flu burung, penderita terbanyak ke-4 dunia untuk penyakit gula (diabetes melitus), penderita TBC dan Kusta nomor tiga terbanyak di dunia. Dr. Setiawan Dalimartha, Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur yang menulis buku-buku tentang ramuan tradisional untuk pengobatan dan seratus lebih resep tumbuhan obat, menyatakan, herba lokal yang relatif murah bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah biaya yang dikeluhkan oleh penderita penyakit.
Rumput teki tadi misalnya, diambil umbinya, kemudian dicampur ekstrak buah tropis dan minyak ikan hiu laut dalam. Jadilah ia Sozo Formula Manggata alias Soman yang diluncurkan untuk pengobatan dan kesehatan manusia pada 4 Desember 2008 setelah melalui tahapan tes dari BPOM. BPOM merestuinya sebagai jamu tetes untuk penyakit diabetes dan obat luka. Namun banyak orang memberikan kesaksian tentang kemujaraban Soman itu. Soman yang dijual dengan harga murah itu terbukti memulihkan kebugaran tubuh, membantu penyembuhan diabetes, dan gangguan kesehatan lainnya. Ia terbukti baik untuk ibu mengandung, membantu meningkatkan kualitas susu ibu, juga baik untuk anak-anak balita.
Gubernur Fadel Muhammad dan Gorontalo menggali bahan dari alamnya sendiri untuk diolah menjadi suplemen dan obat bagi perlindungan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat, hewan ternak, dan tetumbuhan. Setiap daerah tentu juga punya tanaman khas yang sakti mandraguna. Setiap pemimpin baik di tingkat nasional maupun di daerah, terpanggil dan bertanggungjawab untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Dalam belitan krisis keuangan, surutnya pemasukan devisa, dan tenggelamnya nilai mata uang, adalah lebih amanah dan bertanggungjawab apabila upaya itu diusahakan secara berdikari, dari pekarangan kita sendiri.
Daud Sinjal