Senin, 22 Desember 2008

Guyuran Kredit untuk Persusuan

Dalam 12 tahun terakhir, kebutuhan susu nasional tercatat sebesar 4,5 juta liter per hari. Namun produksi lokal hanya mampu memasok 1,2 juta liter per hari.

 Produksi susu segar dari dalam negeri masih jauh dari mencukupi sehingga Industri Pengolahan Susu (IPS) terpaksa menggantungkan sebagian besar bahan bakunya dari impor. Terutama berupa susu skim dari Australia dan Selandia Baru. Untuk mendongkrak produksi susu di dalam, menurut Dedi Setiadi, Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), peternak sapi perah butuh dukungan pemerintah. Salah satunya berupa permodalan bagi peternak untuk menambah populasi sapi perah.  “Karena itu dengan adanya kredit pembelian sapi perah melalui program pemerintah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), diharapkan dapat menambah jumlah sapi yang akan meningkatkan kuantitas penyetoran susu ke koperasi,” ucap Dedi melalui telepon.

Berdasarkan data GKSI, jumlah sapi saat ini masih sekitar 250 ribu ekor. Angka ini masih jauh dari kebutuhan untuk dapat mencukupi permintaan susu nasional, yaitu sekitar 750 ribu ekor. Apalagi rata-rata peternak cuma memiliki 2—3 ekor sapi. Idealnya, skala peternakan yang ekonomis adalah 7—10 ekor sapi. Produktivitas sapi perah pun tidak maksimal, hanya 13,5 liter susu per hari selama masa laktasi.

Dukungan Nyata

Dari sisi perbankan, Budi Gunadi Sadikin, Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri, dalam rilisnya menegaskan dukungan nyata Bank Mandiri terhadap peternak untuk membangkitkan industri susu. Bank pelat merah ini berkomitmen untuk menyalurkan KKPE sebesar Rp400 miliar pada 2008. Sebanyak  Rp31 miliar di antaranya untuk pembiayaan peternakan.

“Tahun ini Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp1,3 miliar kepada 52 peternak anggota Kelompok Peternak “Agropurna Mitra Mandiri” binaan Indomilk di Lembang, Kab. Bandung, Jabar. Kredit tersebut merupakan tahap awal dari rencana penyaluran kredit sebesar Rp12,5 milyar untuk pengadaan 1.000 ekor sapi perah kepada 500 peternak,” kata Budi saat penandatanganan Perjanjian Kredit di Lembang.

Pihak Indomilk, selaku mitra usaha para peternak, akan menjamin pembelian seluruh produksi susu dari peternak anggota kelompok tersebut. Kecuali itu, IPS berbasis di Jakarta ini juga akan membantu kelancaran pengembalian KKPE kepada bank.

Sementara itu di Jateng, menurut Sri Kuncoro, Ketua GKSI Jateng, melalui telepon, melalui pelaksanaa Program KKPE telah mendapatkan lampu hijau dari  Bank Indonesia cabang Solo yang menunjuk Bank Bukopin sebagai bank pelaksana. Ia menambahkan, tiga KUD Persusuan, yakni  Musuk, Ampel, dan Selo, telah disetujui untuk mendapatkan kredit lunak sebesar Rp 5,1 miliar guna pengadaan 204 ekor sapi. Pengadaan ratusan sapi itu,  separuh di antaranya akan diimpor dari Australia dan Selandia Baru. Sedangkan selebihnya merupakan sapi lokal jenis unggul yang mudah dibudidayakan. Sesuai rencana, setiap peternak memperoleh kredit sapi sebesar Rp20 juta. Kredit ini akan ditambah Rp5 juta per peternak sebagai dana cadangan sebelum sapi berproduksi. Kredit lunak ini berjangka selama 5—10 tahun dengan beban bunga 6%.

Yan Suhendar

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain