Susahnya menembus area perkebunan saat musim hujan menjadi kendala bagi banyak petani sawit. Panen terhambat, kerusakan jalan bertambah, tandan buah segar (TBS) pun tak semuanya terangkut dengan kendaraan seperti truk atau mobil bak. Bagaimana solusinya?
Hasil pantauan Badan Metereologi dan Geofisika (BMG), curah hujan di beberapa wilayah Indonesia semakin meningkat belakangan ini. Kondisi tersebut sangat merugikan petani sawit karena jalan-jalan di area kebun sawit kebanyakan jalan tanah sehingga sulit ditembus kendaraan seperti truk, traktor atau mobil bak.
Dari segi bisnis, hal ini tentunya tidak menguntungkan. Panen menjadi terhambat, TBS tidak bisa langsung dibawa ke pabrik kelapa sawit (PKS), dan waktu tempuh menuju kebun pun lebih lama serta tidak efisien. Bahkan banyak dari pekebun sawit yang membiarkan TBS busuk akibat tak terangkut.
Untuk menghindari terjadinya TBS menginap, diperlukan sarana angkutan yang cocok di areal perkebunan sawit. Jika dipaksakan truk dan mobil bak menembus jalan perkebunan, kerusakan jalan bakal bertambah. Hal ini tentu sangat tak ekonomis karena biaya perawatan dan operasional kebun ikut bertambah.
Lebih Efisien
Guna mengatasi masalah tersebut dan memaksimalkan panen TBS, Indra Gumay Putra menyarankan petani sawit untuk menggunakan kendaraan All Terrain Vehicle (ATV). Kendaraan ini cocok dan fleksibel untuk menjangkau seluruh sudut perkebunan serta tidak menimbulkan kerusakan jalan.
Indra menambahkan, selama ini TBS yang terletak di pelosok-pelosok kebun sawit sering tak terangkut. Kondisi medan perkebunan yang kebanyakan jalan tanah, sempit dan berbukit, adalah kendalanya. "Biasanya panen baru selesai malam hari akibat jalan becek dan sempit sehingga kerja tidak maksimal dan waktu yang terbuang cukup banyak," ucap Indra.
Lebih lanjut pria yang menjabat sebagai supervisor ATV Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia ini menjelaskan, dengan ATV medan sesulit apa pun bisa ditempuh dan waktu kerja lebih efisien. Segala kondisi jalan sangat mudah ditaklukkan, baik dalam kondisi basah apalagi kering. "Curah hujan tinggi, kondisi jalan berlumpur dan licin tak jadi masalah. Waktu tempuh ke kebun jauh lebih cepat. Dengan beban maksimal, ATV mudah menembusnya," sambung Indra.
Di luar negeri, kekuatan ATV sudah dibuktikan banyak petani bahkan di kalangan pemburu. ATV sangat gampang dikendarai sehingga petani tak perlu waktu lama beradaptasi mengendalikan kehandalannya. Indra menambahkan, selain untuk mengangkut TBS, ATV juga bisa digunakan saat pemupukan, peremajaan (replanting), dan mengangkut pelepah/sampah kebun sawit. "ATV sangat fleksibel. Kekuatan dan kelincahannya dapat membantu memaksimalkan panen TBS. Pekerjaan jadi tidak membosankan, kerusakan jalan pun bisa berkurang," ujar Zunian ATV Division Manajer PT Alfa Scorpii, Medan.
Efisien, mudah, dan menguntungkan. Itulah yang bakal dirasakan petani sawit setelah menggunakan ATV. Medan berat yang penuh tantangan menjadi penjelajahan yang seru. Masalah hasil panen pun dapat teratasi.
Brenda Andriana