Siapa bilang varietas Kanesia tidak dapat berproduksi tinggi? Asalkan menerapkan pola budidaya yang tepat, hasil produksinya pun optimal.
Produksi tinggi kapas Kanesia yang akronim dari Kapas Nasional Indonesia itu kini dirasakan petani kapas di Sumba Timur, Nusatenggara Timur (NTT). Berdasarkan perhitungan langsung terhadap jumlah buah kapas (boll) di kebun inti—plasma dengan PT Ade Agro Indutri (AAI) pada 18 Juni 2008, terdapat sekitar 26—40 boll per tanaman. Kerapatan tanaman sekitar 50 ribu per hektar (ha) atau jarak tanam 1 m x 20 cm. Bobot boll rata-rata varietas Kanesia-8 dan Kanesia-9 masing-masing 4,77 gram dan 4,90 gram.
Berdasarkan data tersebut, Agus Hasanudin, Direktur Tanaman Semusim, Ditjen Perkebunan, mengatakan, hasil produksi dapat mencapai lebih dari 240% dari potensi hasil yang tertuang dalam SK pelepasan varietas tersebut. “Hasil ini sungguh sangat luar biasa. Sepertinya Balittas Malang perlu melakukan evaluasi ulang terhadap varietas Kanesia yang dihasilkan,” ucapnya.
Varietas kapas yang dihasilkan anak bangsa di Balai Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Malang, Jatim, ini telah dilepas secara berseri oleh Pemerintah cq Menteri Pertanian menjadi benih bina, yaitu Kanesia-1 sampai Kanesia-15 dengan keunggulannya masing-masing. Dalam tingkat pengujian oleh Balittas, hasil produksinya, ambil contoh Kanesia-14, dapat mencapai 3,93 ton kapas berbiji atau 1,31 ton serat per ha.
Lebih lanjutnya mengenai liputan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 87 yang terbit pada Rabu, 17 September 2008.