Senin, 1 September 2008

Cerita Hibrida di Sulsel

Benih hibrida asal China menjadi harapan petani kapas di Sulsel, sentra penanaman kapas terbesar di tanah air.

Sulsel, salah satu dari tujuh provinsi pelaksana program akselerasi pengembangan kapas nasional. Wilayah ini memiliki lahan perkebunan kapas terbesar dibandingkan enam provinsi lainnya, seperti Nusatenggara Barat (NTB), Nusatenggara Timur (NTT), Bali, Jatim, Jateng, dan Yogyakarta. Pada 2008 yang merupakan tahun kedua pelaksanaan program akselerasi pengembangan kapas nasional, Sulsel menanam kapas hibrida asal China seluas 7.150 hektar (ha). Ini pertanaman kapas hibrida terluas di tanah air.

Menurut Agus Hasanudin, Direktur Budidaya Tanaman Semusim, Ditjen Perkebunan, Deptan, penanaman kapas hibrida daerah tersebut tersebar di sembilan kabupaten, meliputi Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Bone, Soppeng, Wajo, dan Sinjai. Penanaman itu dilakukan dengan dua waktu tanam, yaitu pertama tanam pada Maret sampai Mei 2008 di Bantaeng, Bulukumba, Bone, Soppeng, Wajo, dan Sinjai. Sedangkan yang tanam kedua dilaksanakan pada Desember 2008 hingga Februari 2009 di Gowa, Takalar, dan Jeneponto.

Juli 2009

Agus berharap, hasil penanaman di tempat-tempat tersebut dapat terukur pada Juli 2009 nanti. Dengan demikian keberhasilan dari penanaman hibrida ini dapat dinyatakan sesuai hasil di lapangan. Sebagaimana pelaksanaan program serupa 2007 yang menggunakan varietas Kanesia di Jeneponto, Takalar, dan Gowa, pertanaman baru memasuki masa panen pada Mei—Juni 2008.  

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 86 yang terbit pada Rabu, 3 September 2008.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain