Selain laku di pasar harian, domba pun memiliki pasar tahunan yang tetap, yakni saat Hari Raya Idul Kurban.
Peternakan domba terbilang salah satu usaha yang menguntungkan. Produknya bisa dipasarkan setiap menjelang Hari Raya Idul Kurban atau pun ke warung atau restoran penyedia sop kambing dan sate kambing. Setiap hari selalu ada permintaan akan domba. Demikian diungkapkan Haji Bunyamin, pemilik peternakan domba bernama Tawakkal Farm di kawasan Cimande, Bogor, Jabar.
Belum Terpenuhi
Untuk restoran di kawasan Ciawi hingga Puncak saja, terdapat 32 rumah makan yang menyediakan sop dan sate kambing. Menurut survei yang dilakukan 2005 lalu bersama Haji Kadir, seorang pemilik rumah makan khusus menyediakan sop dan sate di Cisarua, seluruh rumah makan di kawasan itu membutuhkan 98 ekor domba setiap hari atau 560 ekor dalam seminggu. Rumah makan milik Haji Kadir misalnya, membutuhkan 8 ekor per hari, dan kalau malam Minggu bisa sampai 14 ekor.
“Untuk memenuhi kebutuhan rumah makan dari Pasar Ciawi sampai Puncak saja saya tidak sanggup. Kesanggupan saya paling hanya dua hari dalam seminggu atau 56 ekor per minggu,” ucap Bunyamin yang mendirikan peternakan dombanya pada 1993 ini.
Pada hari-hari biasa, harga domba hidup Rp17.500 per kg. Namun, memasuki begitu memasuki bulan haji, harganya terdongkrak hingga Rp25.000 per kg. Di tingkat peternak, domba memang dihitung kiloan. Lebaran haji alias Idul Kurban memang masa panen buat pengusaha peternakan domba, seperti Bunyamin. Sebab, pada raya itu seluruh isi kandangnya akan terjual habis. Bahkan, 20 hari menjelang hari H, semua dombanya sudah dipesan orang.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 86 yang terbit pada Rabu, 3 September 2008.