Keengganan pemuda melaut menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi perikanan laut di tanah air.
Kebanyakan pemuda enggan memilih nelayan sebagai profesi lantaran pekerjaan ini dianggap berbahaya, kotor, serta mengandung ketidakpastian. Hal ini sangat memprihatinkan karena berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas perikanan laut. Padahal sekitar 234 kabupaten dan kota di Indonesia berada di daerah pesisir pantai.
Demikian ungkap Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga (Menegpora) Adhyaksa Dault di Kabupaten Indramayu, Jabar, awal bulan lalu, ketika membuka kongres Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu (KOMPI) yang berlangsung selama dua hari. “Saya mendesak generasi muda di daerah pantai dan pesisir untuk tidak ragu-ragu dan tidak malu menjadi nelayan,” ucap mantan Ketua Umum KNPI ini.
Adhyaksa menambahkan perlunya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk merancang sebuah program besar guna menarik minat para pemuda dan pemudi supaya tidak ragu-ragu menjadi nelayan yang andal. Ia mengakui, baru beberapa tahun terakhir ini saja pemerintah menaruh perhatian yang amat besar terhadap sektor perikanan laut. Kesalahan yang terjadi pada masa lalu adalah akibat pemerintah lebih memperhatikan daratan dan masyarakat sekitarnya.
Wadah Nelayan Muda
Harapan Menegpora disambut baik H. Sudarsono, Sekretaris KOMPI. Ia mengatakan, KOMPI memang sebagian besar anak muda dengan tujuan agar mampu menggerakkan generasi muda dalam membangun pesisir pantai. “Generasi muda ini diharapkan menjadi penggerak pembangunan perekonomian masyarakat pesisir,” ujar Nono, demikian sapaannya.
Lebih lanjutnya mengenai liputan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 86 yang terbit pada Rabu, 3 September 2008.