Harga terus melambung, pasar dijamin mitra kerja. Itulah yang menyebabkan banyak petani di Kab. Pasaman Barat (Pasbar), Sumbar, beralih ke jagung.
Setelah sawit, jagung kini jadi tanaman favorit petani di Sumbar. Paling tidak, realitas ini bisa terlihat dari luasnya hamparan kebun jagung masyarakat Kab. Pasbar yang selama ini dikenal sebagai sentra sawit. Malahan, jika masyarakat setempat ditanya mana yang lebih menguntungkan, mereka akan menjawab jagung.
Harga Terus Melambung
Dibanding sawit, usaha tani jagung dianggap lebih menguntungkan oleh masyarakat setempat. Salah satu diantaranya adalah Algeri Adnan, petani jagung yang tergabung dalam Gapoktan Sukma Karsa Sariak, Kec. Luhak Nanduo, Kab. Pasbar, Sumbar. Menurutnya, bertanam jagung lebih menguntungkan karena investasinya relatif murah dan perawatannya tidak terlalu rumit. Selain itu , “Harga jual dari jagung dari waktu ke waktu terus meningkat sehingga saya lebih memilih untuk bertanam jagung,” jelasnya.
Algeri Adnan memulai bertanam jagung ini sejak tahun 1998. Saat itu ia memiliki sebidang sawah tadah hujan sekitar satu hektar. Daripada terlantar, petani asli Sumbar ini mencoba bertanam jagung dengan cara monokultur. Dari satu ha, ia memperoleh 7 – 12 ton dengan menggunakan bibit Pioneer.
Lebih lanjutnya mengenai liputan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 85 yang terbit pada Rabu, 20 Agustus 2008.