Bau yang menyengat dari peternakan sapi kadang menimbulkan sengketa dengan warga sekitar. Produksi biogas bisa jadi solusi yang tepat.
Keberadaan peternakan sapi sering diprotes masyarakat lantaran limbahnya, terutama bau yang menyengat. Biasanya peternak memanfaatkan kotoran sapinya untuk memproduksi kompos dengan bantuan bakteri. Namun, masalah mungkin belum terpecahkan.
Solusi efektif lain adalah menyalurkan gas yang terbentuk dari kotoran itu dan mengelolanya menjadi biogas. Bau hilang, peternak pun mendapatkan pasokan energi alternatif untuk penerangan, memasak, maupun mempasteurisasi susunya.
Ir. Suhut Simamora, MS, Kepala Laboratorium Teknik Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB dalam Seminar Biogas yang diselenggarakan mahasiswa Fapet IPB berapa bulan lalu mengatakan, pengembangan biogas dari kotoran ternak dapat menjadi satu pilihan untuk memperoleh energi alternatif.
Di tingkat praktisi, Nandang Sunandar, Manajer Primatani di Sukabumi, Jabar, telah melakukannya. Ia memproduksi biogas dari kotoran sapi yang diakuinya dapat menggantikan minyak tanah atau gas elpiji untuk keperluan rumahtangga. “Sayangnya, pemanfaatan biogas masih belum populer di kalangan masyarakat sehingga masih sulit memasarkannya,” katanya.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 85 yang terbit pada Rabu, 20 Agustus 2008.