Intensifikasi menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan. Padahal, dengan budidaya ekstensif pun petambak bisa berpenghasilan memadai tanpa merusak ekosistem.
Tambak-tambak tradisional yang cara pemeliharaannya relatif ramah lingkungan punya peluang menghasilkan udang dengan pasar khusus, yakni udang organik. Sejumlah daerah, misalnya Jabar, sudah mulai mengarahkan petambaknya untuk memelihara udang windu dengan cara polikultur. Sedangkan di Jatim, tambak organik sudah diproduksi sejak 2002 dengan tujuan pasar Jepang.
Kembalikan Mangrove
Duapuluh enam tahun lalu, untuk pertama kalinya budidaya udang windu sukses dibudidayakan di Karawang, Jabar. Namun, duabelas tahun kemudian kejayaannya sirna seiring merebaknya penyakit white spot. Tambak mangkrak alias idle pun berserakan di sepanjang pantai utara jawa (pantura), tak terkecuali tambak-tambak di Karawang. Data Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan 2006 menyebutkan, dari 52.133 ha lahan tambak di Jabar, 22.417 ha (40,65%) di antaranya adalah tambak tak produktif.
Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi, Jabar, H. Darsono, kondisi pertambakan di wilayah pantura mengalami penurunan produksi akibat merosotnya kualitas lingkungan. Padahal, jumlah penduduk di pesisir terus meningkat sehingga beban ekonomi di wilayah tersebut pun meningkat. “Kalau tidak dimbangi dengan perbaikan ekosistem atau peningkatan sumberdaya ekonominya, kemiskinan dan pengangguran di pantura akan terus bertambah,” tegas Darsono.
Darsono mengharapkan adanya peningkatan kesejahteraan petani ikan di pesisir tanpa mengabaikan lingkungan dan budidaya berwawasan lingkungan menjadi pilihan yang tak bisa ditawar lagi. Untuk keperluan tersebut, 30 orang petambak dari Karawang, Subang, dan Indramayu mulai dilatih (14/5) di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Laut, Air Payau, dan udang (BPBPLapu), Karawang. Melalui pelatihan ini diharapkan tumbuh kesadaran untuk mengembalikan pesisir menjadi kawasan yang memiliki ekosistem yang baik,” jelasnya.
Lebih lanjutnya mengenai liputan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 79 yang terbit pada Rabu, 28 Mei 2008.