Beruntunglah petani kapas hibrida di sentra-sentra produksi. Sebentar lagi mereka akan mendapatkan kucuran kredit pembiayaan dari pemerintah melalui Bank Mandiri.
Petani kapas hibrida kini boleh bergembira. Mereka berhak mendapatkan pinjaman dari perbankan yang beroleh subsidi dari pemerintah. Dalam program yang berjalan mulai tahun ini, pemerintah menunjuk Bank Mandiri sebagai pelaksana proyek percobaan (pilot project).
Demikian diungkapkan Achmad Mangga Barani, Dirjen Perkebunan, Deptan, kepada AGRINA. Ia menambahkan, kredit untuk para petani kapas hibrida termasuk dalam Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3). Dalam perhitungannya, petani kapas hibrida akan mampu menyerap kredit perbankan hingga Rp500 miliar setiap tahun.
Dengan mengalirnya kredit itu, pemerintah berharap produksi kapas dalam negeri dapat meningkat. “Saat ini, produksi kapas nasional hanya mampu memenuhi 2%—2,5% dari total kebutuhan kapas yang mencapai 900.000 ton per tahun. Untuk menutup defisit itu setiap tahun harus impor kapas dari luar negeri,” kata Mangga Barani.
Target Rp10 Miliar
Lebih lanjut Mangga Barani mengungkap, untuk tahap awal penyaluran kredit ke petani kapas dilakukan di Sulsel dan NTB karena kedua provinsi tersebut sudah lama menjadi sentra produksi kapas Indonesia. Sementara soal penunjukan Bank Mandiri sebagai pelaksana karena, “Jaringannya luas sehingga mampu menyalurkan kredit ke para petani kapas hibrida,” ucapnya.
Bank Mandiri bersedia menyalurkan kredit ini ke petani kapas lantaran pemerintah memberikan penjaminan kredit sebesar 40% dari nilai kredit yang dikucurkan. Ada pun suku bunganya sebesar 13,5% atau 2%--3% lebih kecil ketimbang bunga komersial.
“Pada tahun pertama ini, pengucuran kredit akan dilakukan mulai Mei hingga akhir tahun. Target penyalurannya sebesar Rp10 miliar ke petani kapas hibrida yang berada di sentra-sentra produksi dulu,” jelas Mangga Barani.
Target pertama memang tidak muluk-muluk karena program ini masih berupa proyek percobaan yang akhir tahun akan dievaluasi. “Salah satu ukurannya dapat dilihat dari tingkat pengembalian kredit yang dikucurkan. Apabila dilihat hasilnya bagus, maka akan diperbesar alokasi kreditnya tahun depan,” ucap Dirjen.
Penggunaan Benih Unggul
Penyaluran kredit ke petani kapas hibrida tersebut seiring dimulainya penanaman benih unggul bermutu, salah satunya kapas hibrida, di sentra-sentra produksi sejak tahun silam. Kapas hibrida yang didatangkan dari China itu sebelumnya sudah diujitanam di Sulsel sejak 2005, dan kemudian dilepas pemerintah dua tahun kemudian.
Menurut Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Malang, Jatim, produksi kapas hibrida sekitar 4,2 ton per hektar (ha) lebih tinggi dibandingkan Kanesia 7, 8 dan 9 yang kisaran produktivitasnya 2,5—3,2 ton per ha. Kapas hibrida juga mempunyai beberapa keunggulan lain. Antara lain, lebih tahan terhadap serangan hama utama kapas, dan lebih irit dalam pemakaian pestisida, dari sekitar 50% dari biaya produksi menjadi 37%, serta ramah lingkungan.
Benih unggul hanyalah salah satu kunci keberhasilan pengembangan kapas oleh petani. Kecuali itu petani harus membudidayakannya di lahan yang cocok, mengolah lahan dengan benar, menyediakan air sesuai kebutuhan tanaman, mengatur pola tanam, memanfaatkan pupuk dan pestisida secara tepat dan terakhir memanennya dengan baik.
Yan Suhendar dan Humas Ditjen Perkebunan