Bisnis perunggasan Filipina pernah berantakan gara-gara membanjirnya produk ayam murah dari Amerika Serikat. Akhirnya pemerintah menerapkan aturan minimum access volume (MAV).
Pada 2002 industri perunggasan negara tetangga kita di utara itu megap-megap diserang produk murah dari Amerika Serikat, terutama dalam bentuk paha ayam utuh (chicken leg quartes – CLQ). Karena itu pelaku bisnis di sana menekan pemerintah untuk menyetop importasi. Namun dalam era perdagangan bebas, pelarangan impor sama sekali dianggap melanggar ketentuan organisasi perdagangan dunia (World Trade Organisation-WTO) dan bisa digugat oleh negara eksportir.
Pemerintahan Gloria Macapagal Arroyo kemudian memasukkan komoditas unggas dalam kelompok komoditas yang mendapat perlindungan khusus karena mempengaruhi hajat hidup orang banyak (special safeguard-SSG). Di bawah payung SSG, pemerintah mengenakan bea masuk (BM) khusus yang besarnya dua kali lipat terhadap produk unggas potongan beku dan jeroannya (HS 0270.1400) serta unggas utuh (HS 0270.1200) untuk importasi di atas kuota.
Terapkan MAV
Namun lagi-lagi terikat ketentuan WTO, pada 2005 Filipina “terpaksa” membatasi kran impor produk unggas dengan menetapkan MAV. Pengertian MAV adalah jumlah suatu produk pertanian yang diizinkan diimpor dengan tarif lebih rendah sesuai komitmen Filipina pada sidang WTO di Uruguay. Gamblangnya, itu adalah volume impor maksimum yang boleh masuk ke negara tersebut, yaitu sebesar 23.490 ton. Sejak 2005 hingga Oktober 2007, batas MAV tetap sama.
Berdasarkan MAV, besarnya BM, baik untuk volume di bawah kuota (in-quota) maupun melebihi kuota (out-quota), umumnya sama. Hanya dua jenis produk yang berbeda, yakni kalkun utuh beku dan kalkun potongan/jeroan beku (Tabel 1). Sejak 2005 sampai tahun ini, besarnya BM tidak berubah.
Menurut data yang dilansir Pia Abuel-Ang dari Foreign Agricultural Services, USDA, dalam The Poultry Sites, impor produk-produk tersebut dalam tiga tahun terakhir rata-rata 86% dari MAV. Angka persisnya berturut-turut 16.868 ton (72%), 22.707 (97%), dan 20.834%. Dengan pembatasan seperti itu saja, nilai importasi unggas tahun lalu dari Amerika Serikat masih cukup besar, US$18 juta atau 44% dari total impor 45.075 ton. Produk unggas itu terutama paha ayam utuh dan potongan lain.
Industri Olahan Berkembang
Seiring jumlah penduduknya yang kini mencapai sekitar 90 juta orang dengan tingkat pertumbuhan 2,36%, Filipina membutuhkan lebih banyak produk unggas. Padahal produksi unggasnya sempat mengalami kontraksi selama dua tahun dan hanya tumbuh 0,63% tahun silam. Perkembangan produksinya berturut-turut 2005—2007 adalah 1,216 juta ton, 1,206 juta ton, dan 1,213 juta ton dalam bentuk unggas hidup. Sedangkan kondisi konsumsi per kapita per orang per tahunnya sebagai berikut: 3,3 kg, 3,46 kg, 3,49 kg.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduknya, industri Filipina mengolah produk ayam berbahan baku impor, seperti tetelan ayam (mechanically deboned meat-MDM) dan tetelan kalkun (mechanically separated turkey-MST) Karena itu, pemerintah pada Juini 2007 menurunkan tarif kedua produk tersebut menjadi 5% dan mengeluarkannya dari ketentuan MAV. Hal ini sebagai konsesi atas pembatasan impor terhadap beras.
Sebelum pengeluaran MDM dan MST dari MAV, memang 40% impor terdiri dari kedua produk tersebut. Hilangnya MDM dan MST dari MAV memungkinkan masuknya lebih banyak importasi produk-produk yang lebih mahal, seperti paha ayam utuh dan potongan lain dengan BM lebih rendah.
Pemasukan tetelan ayam dan kalkun yang tidak dibatasi menumbuhkan dengan pesat industri sosis dan hotdog domestik. Dalam tiga tahun terakhir, industri tersebut tumbuh 12,4% per tahun dan diperkirakan akan tetap melaju dengan kecepatan dobel digit. Saat ini Filipina tidak memproduksi tetelan sehingga industri olahan mendapat suplai bahan baku dari Amerika, Brasil, Australia, dan Kanada. Saking menariknya berjualan hotdog, pada 2004, San Miguel Corporation, perusahaan agribisnis terbesar di Filipina, menggandeng Hormel Foods dari Amerika Serikat, membuka pabrik hotdog terbesar di Asia. Kapasitasnya 320 ton per hari. Dan tampaknya industri lokal pun tetap berkembang seiring makin kencangnya permintaan akan produk tersebut dari masyarakat.
Peni SP
Bea Masuk MAV 2008 (%) Nomor HS Deskripsi In-Quota Out-Quota 0270 Unggas Segar/Dingin/ Beku 0270.1200 Ayam utuh beku 40% 40% 0270.1430 Hati ayam beku 40% 40% 0270.1490 Ayam potongan/jeroan lain beku 40% 40% 0270.2500 Kalkun utuh beku 30% 35% 0270.2710 Hati kalkun beku 40% 40% 0270.9000 Kalkun potongan/ jeroan lain 30% 40% 0270.3300 Itik/angsa/merpati beku 40% 40% 270.3600 ongan itik/angsa/ merpati/jeroan lain 40% 40% |
Sumber: Executive Order No.574 (2007)