Senin, 14 April 2008

Deras Airnya Deras Produksinya

Mau memelihara nila lebih banyak dan lebih cepat? Kolam air deraslah tempat yang pas.

Sistem budidaya ikan di kolam air deras (KAD) bukanlah teknologi baru di Indonesia. Sistem ini mulai dikenal sejak akhir 1970 yang dikembangkan untuk budidaya ikan mas. Pemeliharaan ikan di KAD menangguk beberapa keunggulan, antara lain kandungan oksigen (O2) terlarut cukup tinggi sehingga ikan yang ditebar relatif padat. Ikan juga terus bergerak melawan arus sehingga cepat lapar. Ini bisa digunakan untuk memacu pertumbuhan melalui pemberian pakan. Melalui pemberian pakan optimal dan kualitas air yang baik, ikan tumbuh lebih cepat dengan periode pemeliharaan lebih yang pendek. 

Gunakan Benih Unggul

Nila, salah satu jenis ikan yang cocok dipelihara di KAD, khususnya pembesaran. Untuk memproduksi 350—400 gr per ekor yang dilempar ke pasar domestik, dibutuhkan waktu pemeliharaan 3—4 bulan. Sedangkan untuk nila ekspor yang berbobot 700—1.000 gr per ekor, lama pemeliharaan berkisar 6—7 bulan.

Nila keluaran KAD harganya lebih tinggi dibandingkan yang dipelihara di kolam air tenang, keramba jaring apung (KJA), atau  tambak. Di tingkat petani, harga nila kolam air deras mencapai Rp11.000 per kg, sedangkan yang diproduksi dengan sistem lain hanya Rp7.000— Rp9.000 per kg. Penyebabnya, nila yang dipelihara dalam kolam air deras ukurannya lebih besar, dagingnya lebih kenyal, dan tidak berbau lumpur.  Tak heran jika  KAD di Subang, Jabar, yang terbengkalai pascaserangan Koi Herpes Virus (KHV), kini banyak dimanfaatkan untuk budidaya nila, terutama nila merah.

Untuk menghasilkan nila kualitas ekspor atau pasar swalayan, usaha pemeliharaan nila di KAD sebaiknya menggunakan benih unggul.  Di Indonesia, terdapat sekitar sembilan strain nila, yaitu nila Taiwan, Merah, Putih, Chitralada, Jica, Gift, Get, Nirwana, dan Gesit.  Benih yang umum ditebar untuk pembesaran berukuran 8—12 cm dengan umur maksimal 100 hari. Nila jantan tumbuh lebih cepat ketimbang nila betina. Laju pertumbuhan nila jantan 1,53—2,69 gr  per hari, sedangkan nila betina 0,83—1,05 gr  per hari.

Sebelum ditebari benih, kolam dikeringkan selama tujuh hari. Bila tanah dasar kolam banyak ditumbuhi lumut, maka perlu dikerok. Tanah yang ber-pH rendah, diberi kapur sesuai kebutuhan, kemudian diisi air setinggi 50 cm.  Agar benih yang ditebar tidak stres, air kolam dibiarkan selama 3—4 hari agar panas dan bau kapur hilang. Bagian-bagian kolam juga mendapat perhatian. Pintu air dipastikan dalam kondisi baik,  begitu juga tembok dan penyaring.

Padat penebaran sebaiknya mempertimbangkan debit air. Salah satunya menggunakan taksiran satu liter per detik untuk memproduksi 20—30 kg ikan per tahun. Jika angka produksi kelipatan 10, maka padat penebarannya 2—3 kg per liter per detik air. Berdasarkan pengalaman, padat penebaran di KAD berkisar 6—7 kg per m2 (300—350 kg) untuk kolam seluas 50 m2.  Kalau benih yang ditebar berukuran 50 gr, maka kolam tersebut membutuhkan 6.000—7.000 ekor atau kepadatan 120—140 ekor per m2.

Pemberian Pakan

Kolam air deras dengan padat tebar tinggi menyebabkan pakan alami tidak mencukupi kebutuhan ikan. Karena itu ikan perlu dipasok pellet untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Namun, pemberiannya harus memperhatikan lima faktor, yaitu cara, waktu, jumlah, frekuensi, dan tempat supaya dapat menekan jumlah pakan yang terbuang.

Cara pemberian pakan ada dua, yaitu ditebar langsung dan menggunakan alat bantu.  Alat pemberi pakan semi otomatis disebut demand feeder yang bekerja atas dasar tenaga sentuhan ikan.  Sedangkan yang otomatis disebut automatic feeder yang bekerja dengan tenaga listrik. Jumlah pakan yang diberikan dihitung dalam persen dikalikan bobot ikan di kolam.  Namun jangan terpaku pada satu patokan saja karena pada umur dan ukuran tertentu, ikan  membutuhkan jumlah pakan berbeda.

Umumnya frekuensi pemberian pakan ikan di KAD 3—5 kali per hari. Frekuensi pemberian pakan ini berhubungan dengan frekuensi lapar ikan.  Frekuensi sengaja diatur untuk memacu pertumbuhan ikan. Dengan pemberian pakan sedikit demi sedikit tapi sering, ikan tidak lekas kenyang dan nafsu makannya terjaga sehingga jumlah pakan yang dimakan lebih banyak dan ikan tumbuh lebih cepat.

Pada budidaya nila di KAD, biasanya pakan diberikan di dekat pintu masuk air. Dengan menempatkan pakan dekat saluran masuk, kesempatan menyantap pakan lebih besar. Berbeda bila diberikan di tengah atau dekat saluran pembuangan,.pakan akan terbawa aliran air sehingga kesempatan ikan makana lebih kecil dan banyak pakan terbuang percuma.

Pemanenan ikan di KAD dilakukan dengan cara pengeringan bertahap. Jika air tinggal 20—30 cm, ikan akan berkumpul di cekungan yang terdapat di tengah kolam. Pada saat itulah pintu air kolam dihalangi dengan papan agar air tidak habis dan diberi saringan agar ikan tidak  melompat keluar. Selanjutnya ikan ditangkap dengan seser dan dipindahkan ke dalam wadah yang telah disediakan.

M. Ghufran H. Kordi K (Kontributor Makassar)

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain