Apa konkretnya peranan teknologi dalam dunia pertanian?
Secara umum teknologi di sektor pertanian itu dimulai dari seleksi tanaman, penggunaan pupuk, dan alat-alat bantu produksi, seperti alat bajak. Peranan teknologi di bidang pertanian dapat kita lihat dari peran utama pertanian, yaitu menyediakan pangan. Sejalan dengan pertumbuhan populasi manusia, pertumbuhan produksi harus lebih tinggi. Terbukti kelaparan tidak ada dan tingkat kematian juga menurun. Itu disebabkan teknologi terus berkembang sehingga produktivitas dan produksi meningkat.
Selain itu, perubahan teknologi di bidang pertanian menyebabkan tersedianya waktu yang lebih banyak bagi petani. Jika dulu seluruh anggota keluarga bekerja sepanjang tahun di pertanian, kini sebagian tidak perlu lagi bekerja di bidang ini. Tenaga kerja yang terbuang ini bisa pindah ke tempat lain. Itu terlihat dari adanya urbanisasi. Urbanisasi dimungkinkan karena pertanian sudah berhasil. Di samping urbanisasi, banyak pula tenaga kerja pertanian yang pindah ke industri dan jasa. Jadi teknologi mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya di pertanian tapi perekonomian secara keseluruhan.
Apakah perkembangan teknologi pertanian ini dapat dipacu lebih cepat?
Teknologi pertanian kita tidak bisa maju lebih cepat lagi karena industrinya tidak maju. Pertanian dan industri itu kaitannya sangat erat. Pertanian kita berkembang, industri berkembang, dan jasa berkembang. Tapi kaitan industri dan jasa dengan pertanian sangat lemah sehingga pertanian kita itu relatif stagnan. Sekarang pertanian kita sudah mentok, kenapa? Karena industri, jasa, dan infrastruktur tidak banyak mendukung.
Jadi kalau kita mau masuk ke industri, maka masuk ke indutrialisasi pertanian. Masuklah ke agroindustri. Agroindustri adalah industri yang mempunyai kaitan erat dengan pertanian, baik itu di hilir, hulu, dan jasa-jasa penunjangnya. Jika itu yang menjadi arahnya, maka luar biasa teknologi yang dibutuhkan dan kita harus rebut teknologinya. Lantas kalau agroindustri yang kita kembangkan, cluster ini mau kita sebut apa namanya? Maka saya sebut sistem agribisnis.
Teknologi apa yang dibutuhkan dunia pertanian untuk masa yang datang?
Untuk membangun sistem agroindustri yang pertanian, industri, dan jasa terkait erat, ada dua teknologi yang dibutuhkan dan harus kita kuasai. Pertama, biotechnology dan kedua information technology application.
Bioteknologi dibutuhkan dalam rekayasa genetika dan sekarang teknologi itu sudah dikuasai. Dari rekayasa genetika itulah produktivitas komoditas pertanian dapat kita tingkatkan. Sebaiknya bioteknologi itu diaplikasikan pada tropical agriculture. Sebab jika kita melakukannya pada subtropical agriculture, maka akan kalah dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. Oleh sebab itu lebih baik menerapkan bioteknologi pada kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan jambu mete agar negara-negara subtropis tidak mungkin mengembangkannya karena mereka tidak bisa mengaplikasikannya.
Kita tidak perlu menolak hasil rekayasa genetika atau transgenik, tapi kita seleksi dengan ketat sehingga dampak negatifnya tidak terjadi. Yang tidak menimbulkan dampak negatif akan diteruskan, sedangkan yang berdampak negatif dihentikan. Bila kita menutup diri dari teknologi tersebut, kita akan kalah. Misalnya, saat saya menjadi Menteri Pertanian diizinkan uji penanaman kapas transgenik dengan prinsip kehati-hatian. Kita evaluasi setiap tahun, sehingga izinnya pun hanya setahun sekaligus mempermudah menghentikannya jika kelihatan ada dampak negatif. Itu pun saya izinkan karena hasil panennya tidak dimakan, baik oleh manusia maupun hewan, hanya sebagai bahan sandang. Sedangkan untuk jagung yang hasilnya dimakan manusia dan ternak jangan dulu.
Prinsipnya, kita harus tangkap itu bioteknologi secara positif karena bioteknologi adalah masa depan pertanian. Tapi kita harus hati-hati dan bila ada dampak negatifnya langsung ditolak. Itupun tidak semuanya ditolak. Yang kita tolak hanya yang berdampak negatif sehingga kita harus selektif.
Teknologi informasi juga kita butuhkan dalam membangun pertanian. Petani harus dihubungkan secara cepat pada pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar dunia, serta pasar output dan pasar input. Inputnya itu bisa pupuk, pestisida, teknologi, dan finansial. Kalau petani tidak mempunyai informasi itu atau lambat memperoleh informasi itu, ia akan dikalahkan oleh orang lain. Jalan untuk memperoleh informasi secara cepat adalah teknologi informasi.
Jangan karena kita tidak mampu menggunakan teknologi informasi, maka dianggap tidak perlu. Kita harus mendorong orang agar mampu menguasainya. Kita berharap, melalui pusat informasi dengan komputerisasi, penyuluh dan pemimpin-pemimpin petani mendapatkan informasi dari seluruh dunia mengenai input, output, harga, dan jasa. Dengan begitu petani bisa mengambil keputusan, misalnya dalam hal memilih komoditas yang akan ditanam. Jika sekarang mereka menanam padi, mungkin pada musim yang akan datang lebih tepat menanam kedelai, jagung, atau lainnya.
Untung Jaya