Selasa, 12 Nopember 2024

PATAKA Lakukan Survei Kerangka Produksi dan Harga Beras di 10 Provinsi

PATAKA Lakukan Survei Kerangka Produksi dan Harga Beras di 10 Provinsi

Foto: Sabrina Yuniawati
survei Keragaan Produksi dan Harga Beras Nasional

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM) Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA) melakukan survei Keragaan Produksi dan Harga Beras Nasional Oktober 2024. Ferry Sitompul, Ketua PATAKA menyampaikan tujuan penyelenggaraan survei yaitu memperoleh data yang dapat membantu pemerintah, dalam menyediakan data terkini terkait perberasan guna menentukan kebijakan perberasan nasional berbasis ilmu pengetahuan (science-based policy).

 

Kegiatan survei tersebut diambil sample 10 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Responden yang terlibat selama periode bulan Mei-Oktober 2024 yaitu Petani sebanyak 1019 responden, Pengepul sebanyak 115 responden, Penggilingan Padi sebanyak 56 Responden, Pedagang Beras sebanyak 235 Responden, Pengamat Pengairan sebanyak 54 Responden dan Pengamat Hama Penyakit Tanaman (HPT) sebanyak 54 Responden.

 

Ferry menjelaskan, hasil survei PATAKA menunjukkan bahwa terkait indikator Kinerja Produktivitas Padi sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Produktivitas Padi pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,95% per bulan; 2) Pertumbuhan Produktivitas Padi pada Agustus-September 2024 rata-rata naik sebesar 2,27% per bulan; 3) Pertumbuhan Produktivitas Padi pada September-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,87% per bulan.

 

“Kinerja Produktivitas Padi bahwa Pertumbuhan produktivitas pada September-Oktober 2024 berada dibawah nilai rata-rata produktivitas padi periode sebelumnya yakni Mei-September 2024, serta lebih rendah dibandingkan Agustus-September. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan produktivitas padi, yang disebabkan oleh jumlah petani yang panen semakin berkurang, serta kenaikan serangan OPT dan kekeringan,” katanya, selasa (12/11).

 

Sementara itu, indikator Kinerja Harga Jual Gabah di Tingkat Petani lanjut Ferry sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Harga Jual Gabah pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 2,07% per bulan; 2) Pertumbuhan Harga Jual Gabah pada Agustus-September 2024 rata-rata naik sebesar 2,38% per bulan; 3) Pertumbuhan Harga Jual Gabah pada September-Oktober 2024 rata-rata turun sebesar 2,61% per bulan.

 

“Kinerja Harga Jual Gabah di Tingkat Petani bahwa Harga Jual Gabah mengalami penurunan di bulan September-Oktober dibandingkan periode bulan sebelumnya yakni Agustus-September. Hal ini karena suplai gabah di bulan September tercukupi karena banyak petani yang panen di bulan September,“ungkapnya.

 

Sedangkan hasil survei terkait indikator Kinerja Volume Beli Gabah Setara Beras di Tingkat Penggilingan sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Volume Beli Gabah Setara Beras pada Mei-Oktober 2024 rata-rata turun sebesar 8,59% per bulan. 2) Pertumbuhan Volume Beli Gabah pada Agustus-September 2024 rata-rata naik sebesar 29,20% per bulan. 3) Pertumbuhan Volume Beli Gabah pada September-Oktober 2024 rata-rata turun sebesar 29,07% per bulan.

 

Kesimpulan terkait indikator Kinerja Volume Beli Gabah Setara Beras di Tingkat Penggilingan bahwa mengacu pada Volume Beli Gabah di Tingkat Pengepul yang menurun pada bulan September-Oktober, menyebabkan penggiling padi cenderung menyimpan atau menimbun stok gabahnya dikarenakan harga beli dianggap kurang menguntungkan. Hal ini mengakibatkan penggilingan rata-rata mengalami penurunan volume beli gabah.

 

Lanjut Ferry, indikator Kinerja Volume Jual Beras di Tingkat Penggilingan sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Volume Jual Beras pada Mei-Oktober 2024 rata-rata turun sebesar 9,19% per bulan; 2) Pertumbuhan Volume Jual Beras pada Agustus-September 2024 rata-rata turun sebesar 6,23% per bulan. 3) Pertumbuhan Volume Jual Beras pada September-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,10% per bulan.

 

“Kinerja Volume Jual Beras di Tingkat Penggilingan bahwa Volume Jual Beras di Tingkat Penggilingan berada diatas rata-rata periode sebelumnya (Agustus-September 2024). Hal ini disebabkan penggiling padi cenderung mengeluarkan stok gabahnya, karena permintaan yang meningkat akibat berkurangnya suplai gabah di pasaran,” katanya.

 

Hasil survei PATAKA menunjukkan bahwa terkait indikator Kinerja Harga Beras Premium di Tingkat Pedagang Beras sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Harga Beras Premium pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,56% per bulan. 2) Pertumbuhan Harga Beras Premium pada Agustus-September 2024 rata-rata naik sebesar 0,24% per bulan. 3) Pertumbuhan Harga Beras Premium pada September-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,67% per bulan.

 

Kesimpulan terkait indikator Kinerja Harga Beras Premium di Tingkat Pedagang Beras bahwa Harga Beras Premium pada September-Oktober 2024 meningkat dan berada diatas periode sebelumnya (Agustus-September 2024). Hal ini karena suplai gabah untuk diolah menjadi beras premium di pasaran menurun.

 

Selanjutnya, Ferry memaparkan terkait indikator Kinerja Harga Beras Medium di Tingkat Pedagang Beras sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Harga Beras Medium pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,45% per bulan; 2) Pertumbuhan Harga Beras Medium pada Agustus-September 2024 rata-rata turun sebesar 0,24% per bulan; 3) Pertumbuhan Harga Beras Medium pada September-Oktober 2024 rata-rata turun sebesar 0,31% per bulan.

 

 Kesimpulan terkait indikator Kinerja Harga Beras Medium di Tingkat Pedagang Beras bahwa Harga Beras Medium pada September-Oktober 2024 menurun namun tidak signifikan dan berada diatas periode sebelumnya (Agustus-September 2024). Hal ini karena pemerintah tetap menyalurkan beras SPHP dan menjalankan program Gerakan Pangan Murah, sehingga dapat menghambat laju kenaikan Harga Beras Medium.

 

Hasil survei PATAKA menunjukkan bahwa terkait indikator Kinerja Harga Beras Curah Tertinggi di Tingkat Pedagang Beras sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Harga Beras Curah Tertinggi pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,59% per bulan; 2) Pertumbuhan Harga Beras Curah Tertinggi pada Agustus-September 2024 rata-rata turun sebesar 1,86% per bulan; 3) Pertumbuhan Harga Beras Curah Tertinggi pada September-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 1,83% per bulan.

 

Kesimpulan terkait indikator Kinerja Harga Beras Curah Tertinggi di Tingkat Pedagang Beras bahwa Harga Beras Curah Tertinggi mengalami kenaikan namun tidak signifikan dan berada diatas periode sebelumnya (Agustus-September 2024). Hal ini karena stok yang sedikit, namun permintaan yang meningkat dari masyarakat yang secara umum cenderung lebih mudah mengakses beras curah.

 

Terkait indikator Kinerja Harga Beras Curah Terendah di Tingkat Pedagang Beras sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Harga Beras Curah Terendah pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,85% per bulan; 2) Pertumbuhan Harga Beras Curah Terendah pada Agustus-September 2024 rata-rata turun sebesar 0,73% per bulan; 3) Pertumbuhan Harga Beras Curah Terendah pada September-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,41% per bulan.

 

“Kinerja Harga Beras Curah Terendah di Tingkat Pedagang Beras bahwa Harga Beras Curah Terendah mengikuti pola tren Harga Beras Curah Tertinggi. Hasil temuan utama survei pada November  2024 yaitu pada Oktober 2024 beberapa wilayah masih mengalami kekeringan akibat fenomena kurang awan. Lalu petani menjual gabah dikirasan harga yang menurut petani menguntungkan. Sehingga pemerintah perlu memperhatikan penentuan harga pembelian pemerintah  (HPP),” jelasnya.

 

 

Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain