Foto: PENI SARI PALUPI
Seremoni makan daging ayam dan telur oleh para pemangku kepentingan dalam Festival Ayam dan Telur 2024 di Ekowisata Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor (28/7)
Bogor (AGRINA-ONLINE.COM) Prevalensi kasus balita dengan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis (stunting) masih di atas standar WHO. Perlu kolaborasi semua pihak untuk menurunkannya.
Pemerintah membidik target ambisius penurunan kasus balita stunting (pendek dan sangat pendek) tinggal 14% pada 2024. “Padahal prevalensi stunting 2023 hanya turun 0,1% dari 21,6% menjadi 21,5%. Target ini tidak realistis mengingat 2024 akan berakhir dalam hitungan bulan.
Target direvisi yang realistis menjadi 19%. Stunting bisa dicegah, antara lain intervensi gizi spesifik dengan pemberian telur dan daging ayam,” ungkap Dr. Widiyanto Dwi Surya, M.Sc., Ketua Panitia Penyelenggara Festival Ayam dan Telur (FAT) 2024 di Ekowisata Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor (28/7).
Ia menambahkan, kegiatan pemberian telur dilakukan di Kelurahan Curug, Bogor Barat, Kota Bogor sejak 18 Mei-Agustus 2024. Di kelurahan ini terdapat 53 orang balita terindikasi stunting. Para balita ini mendapat bantuan 10 butir telur/minggu.
Dalam kesempatan itu, Drs. Hanafi, M.Si., Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bogor mengakui jumlah kasus stunting di wilayahnya masih cukup tinggi, 1.805 anak.
“Setiap hari kita intervensi. Anggarannya besar Rp140 miliar. Masalah stunting ini tidak hanya ditanggulangi Pemda saja tapi membutuhkan kolaborasi pihak lain. Misalnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan gerakan pasar murah pangan dan produk unggas,” ujar Hanafi sembari mengapresiasi kolaborasi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan FAT.
Sementara Iyep Komala, Sekjen Himpunan Alumni Peternakan IPB University (HANTER), menjabarkan pentingnya konsumsi telur dan daging ayam kepada ratusan masyarakat yang didominasi para ibu dan wanita seputar daerah itu. “Telur mengandung protein, kolesterol, vitamin, dan mineral. Protein hewani sangat penting untuk tubuh kita terutama adik-adik kita. Stunting bisa dicegah dengan mengonsumsi telur.
Selain itu, dari hasil penelitian, kolesterol dalam telur adalah bahan untuk mengondisikan kolesterol di tubuh kita stabil, menjaga kesehatan jantung, juga baik bagi penderita kadar gula darah tinggi. Jadi, mari kita mengonsumsi telur minimal satu butir sehari,” ajak alumnus Fapet IPB angkatan 36 ini.
Acara tahunan yang diprakarsai Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) sejak 2011 tersebut mengusung tema “Daging Ayam dan Telur Teman Penting Pencegahan Stunting”. Berkolaborasi dengan Pemkot Bogor, Bapanas, dan IPB University, perhelatan ini mendapat dukungan Kadin, asosiasi perunggasan (GPMT, GPPU, ASOHI, Pinsar Indonesia, Format) dan sejumlah perusahaan perunggasan, seperti Japfa, Charoen Pokphand, dan Nutricell.
Peni Sari Palupi