Jumat, 9 Pebruari 2024

KKP dan Kabupaten Sumba Timur Sepakat Gunakan Lahan Bangun Modeling Budidaya Udang

KKP dan Kabupaten Sumba Timur Sepakat Gunakan Lahan Bangun Modeling Budidaya Udang

Foto: Humas Ditjen Perikanan Budi Daya
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyaksikan penandatangan perjanjian pinjam pakai barang milik daerah dan nota kesepakatan di Jakarta. Kesepakatan tersebut terkait sinergi perencanaan, pembangunan dan pengelolaan kawasan perikanan budidaya di Kabupaten Sumba Timur. Pembangunan modeling tambak udang ini dibangun dengan menerapkan Good Aquaculture Practices dan mengedepankan pelestarian sumberdaya alam, pengendalian dampak kerusakan lingkungan hidup, serta melibatkan masyarakat setempat

JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur sepakat membangun modeling budidaya terintegrasi hulu dan hilir atau Integrated Shrimp Farming di Desa Palakahembi Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur, NTT.
 
Kesepakatan tersebut tertuang dalam perjanjian kerjasama pinjam pakai barang milik daerah Kabupaten Sumba Timur dan Nota Kesepakatan antara Dirjen Perikanan Budi Daya dengan Bupati Sumba Timur yang dilakukan di Gedung KKP, Selasa (6/2/2024) kemarin.
 
Perjanjian pinjam pakai barang milik daerah tersebut yaitu berupa lahan tandus di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur sebesar 2.085 Hektare. Rencananya lahan tersebut akan dibangun Budi Daya Udang Terintegrasi yang akan dimulai dari tahun 2024 hingga 2027.
 
Kondisi lahan yang akan dibangun merupakan lahan kosong, terbuka dan berbatu, serta tidak termanfaatkan. Sementara kondisi rencana lokasi intake merupakan perairan terbuka dan tidak ada vegetasi mangrove.
 
“Modeling budidaya udang terintegrasi akan kita bangun di Sumba Timur NTT guna menumbuhkan ekonomi dan terdistribusi ke wilayah Indonesia Timur, tidak hanya di Jawa saja,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Waktu Trenggono saat menyaksikan penandatangan perjanjian pinjam pakai barang milik daerah dan nota kesepakatan di Jakarta.
 
Menteri Trenggono menyampaikan pembangunan modeling tambak udang  modern dan ramah lingkungan tersebut akan kita bangun di lahan yang tidak termanfaatkan menjadi lahan yang produktif, guna meningkatkan produksi nasional dan penyerapan tenaga kerja, serta memberikan multiplier effect bagi masyarakat lokal.
 
“Saya mohon dukungan dari semua Kementerian/Lembaga, karena dengan akan hadirnya pertumbuhan ekonomi baru di sana dan menjelaskan manfaat dari program ini kepada masyarakat. Tentu akan membutuhkan perumahan, listrik, air bersih, pelabuhan dan sebagainya,” tambahnya.
 
Menteri Trenggono berharap pembangunan kawasan budidaya udang terintegrasi skala besar di Sumba Timur nantinya dapat berjalan lancar, transparan dan penyelesaiannya sesuai rencana. “Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan masyarakat Sumba Timur, mudah-mudahan ikhtiar bersama ini dapat menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen udang terbesar di dunia di masa mendatang,” harap Menteri Trenggono.
 
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur dimulai dari tahun 2024 hingga 2027, dengan anggaran mencapai 500 juta dollar AS atau lebih kurang Rp7,5 triliun.
 
“Modeling tambak udang ini dibangun dengan menerapkan Good Aquaculture Practices dari hulu sampai dengan hilir dalam satu pengelolaan, dimana pada  setiap proses yang dilakukan akan menerapkan prinsip eco-efficiency dan mengedepankan pelestarian sumberdaya alam, pengendalian dampak kerusakan lingkungan hidup, serta melibatkan masyarakat setempat sebagai aktor utama pertumbuhan ekonomi,” papar Dirjen Tebe.
 
Dirjen Tebe menyampaikan melalui pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur ini nantinya akan terdistribusi nilai ekonomi sekitar kurang lebih 3,4 triliun per tahun, dan mampu menyerap tenaga kerja lokal sekitar 4.730 orang untuk kebutuhan di hulu hingga hilir.
 
“Melalui pembangunan modeling tambak udang modern ini juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat lokal, serta diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional,” tandas Dirjen Tebe.
 
Pembangunan Budidaya Udang Terintegrasi Integrated Shrimp Farming akan terbagi menjadi 3 (tiga) Zona yaitu: a) Zona Hulu (hatchery dan pabrik pakan); b) Zona Onfarm (saluran intake, tandon utama, tandon kluster, petak pemeliharaan, saluran outlet, IPAL Kluster dan vegetasi); c) Zona hilir (coldstorage, pabrik es, dan pabrik Styrofoam).
 
Hal senada disampaikan oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, menyampaikan sebuah kehormatan bagi masyarakat dan pemerintah daerah Sumba Timur, terpilihnya Kabupaten Sumba Timur sebagai tempat pelaksanaannya program modeling tambak udang  modern dan ramah lingkungan, serta terintegrasi hulu dan hilir. “Saya berharap dengan adanya program ini sebagai semangat awal kebersamaan masyarakat Sumba Timur dalam mendapatkan manfaat dari pembangunan tambak udang ini nantinya khususnya dalam penyerapan tenaga kerja,” ungkap Bupati Khristofel.
 
Khristofel menyampaikan terima kasih kepada KKP yang telah memberikan kesempatan kepada ratusan anak-anak Sumba Timur untuk menimba ilmu di Politeknik Kelautan dan Perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia. “Semoga anak-anak Sumba Timur yang diberi kesempatan menimba ilmu tersebut nantinya bisa menjadi tenaga ahli dalam mendukung program pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur,” tandasnya.
 
 
 
Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain