Foto: Windi Listianingsih
Tambak udang mengandung nutrien lebih tinggi yang mendukung pertumbuhan plakton
Memahami komposisi plankton dan memonitor secara teratur untuk menjaga keseimbangan dan kualitas lingkungan yang optimal bagi ikan dan udang.
Plankton menjadi komponen penting dan bagian integral dalam ekosistem perairan yang memainkan peran kunci dalam rantai makanan, termasuk pada kegiatan budidaya ikan dan udang. Bagaimana pengaruh plankton terhadap pertumbuhan ikan dan udang serta lingkungan budidaya?
Peran Plankton
Plankton terdiri dari kelompok organisme fitoplankton (plankton tumbuhan) dan zooplankton (plankton hewan). Beberapa fungsi utama plankton dalam akuakultur (budidaya perikanan), yakni sebagai sumber makanan, berperan dalam membersihkan air, penghasil oksigen, pengendali alga berbahaya, indikator lingkungan, dan pemangsa predator.
Plankton adalah sumber makanan alami untuk ikan dan udang. Secara spesifik, fitoplankton berfungsi sebagai produsen primer, mengubah energi matahari menjadi sumber makanan organik. Di sisi lain, zooplankton memakan fitoplankton. Kedua jenis plankton ini menjadi makanan ikan dan udang pada sistem akuakultur.
Pemeliharaan populasi plankton yang sehat sangat penting untuk memastikan pasokan pakan alami yang memadai. Plankton menghasilkan nutrisi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Pemberian plankton sebagai pakan alami mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan dan udang.
Plankton berperan dalam membersihkan air pada sistem akuakultur. Fitoplankton mengambil nutrien seperti nitrogen dan fosfor dari air, yang sebaliknya dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi zat-zat tersebut dan mengakibatkan masalah kualitas air seperti eutrofikasi. Dengan demikian, fitoplankton membantu mengurangi risiko pencemaran dan menjaga kualitas air yang baik untuk ikan dan udang.
Selain itu, fitoplankton sebagai produsen utama oksigen di air. Proses fotosintesis yang dilakukan fitoplankton menghasilkan oksigen sebagai produk samping. Dalam sistem akuakultur yang padat dengan kebutuhan oksigen sangat tinggi, populasi fitoplankton yang sehat membantu meningkatkan kualitas air dengan meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO).
Plankton juga digunakan sebagai alat pengendali alga berbahaya dalam akuakultur. Beberapa spesies alga bisa tumbuh secara berlebihan dan menyebabkan masalah seperti bloom alga yang menghasilkan racun sehingga berbahaya bagi ikan dan udang.
Pada situasi ini, zooplankton seperti daphnia atau rotifer membantu mengendalikan pertumbuhan alga berlebih dan menjaga keseimbangan ekosistem akuakultur. Keberadaan plankton pemangsa predator itu membantu mengontrol populasi organisme yang tidak diinginkan dalam budidaya dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Plankton 100% dalam Akuakultur?
Mengandalkan plankton 100% sebagai pakan alami untuk kegiatan akuakultur “mungkin” tidak efisien atau praktis dalam banyak kasus. Ketersediaan plankton alami dapat bervariasi tergantung faktor lingkungan.
Komposisi nutrisinya pun tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan. Fluktuasi alami populasi plankton bisa memengaruhi ketersediaan pakan untuk ikan dan udang secara signifikan. Ini menyebabkan ketidakpastian pasokan pakan dan kesulitan menjaga kestabilan nutrisi yang tepat.
Selain itu, plankton dapat membawa patogen atau kontaminan yang berpotensi menyebabkan penyakit. Jumlah plankton yang tidak terkontrol dalam wadah budidaya juga mengakibatkan pertumbuhan alga berbahaya atau perubahan kualitas air yang tidak diinginkan. Hal ini berpotensi negatif pada kesehatan dan kualitas ikan atau udang yang dipelihara.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 350 terbit Agustus 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.