Rabu, 12 Juli 2023

Transformasi Menuju Pertanian Cerdas

Transformasi Menuju Pertanian Cerdas

Foto: Windi Listianingsih
Traktor Zetor tangguh digunakan di lahan kering dan berlumpur

Fondasi smart farming harus dipersiapkan sejak awal.
 
Pertanian cerdas (smart farming) berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) akan menjadi arah pertanian ke depan dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim, rekapitulasi dan penguatan data pertanian, hingga efisiensi dan efektivitas kerja.
 
Sebab, smart farming memudahkan petani membangun sistem pertanian yang unggul, valid, dan menguntungkan. Hal itu pula yang melandasi PT AGRINDO bersama PT Daya Santosa Rekayasa (DSR) membangun konsep smart farming dalam setiap inovasi teknologi yang dihadirkan untuk membantu petani dan mendukung ketahanan pangan nasional. Yuk, kenali inovasinya!
 
 
Transformasi Berbasis AI
 
Berpengalaman selama 81 tahun di bidang alat dan mesin pertanian (alsintan) membuat AGRINDO bertransformasi sebagai pabrik profesional yang menghasilkan berbagai merek alsintan sesuai permintaan pasar.
 
”Kami mau mengikuti standarnya mereka (pasar) dengan assembling line (jalur perakitan) produksinya mereka. Harapannya setelah 10 tahun, AGRINDO punya produk sendiri. Karena, dengan itu AGRINDO sudah merdeka, punya produk sendiri, dan lahan kami luas,” terang Petrus Andianto, Managing Director DSR.
 
Sebagai pabrik profesional maka AGRINDO harus bisa menjual inovasinya ke seluruh perusahaan dagang seperti DSR, Takatech, Javatech, dan lainnya. Dengan perjanjian, perusahaan tersebut boleh punya merek sendiri namun SNI (Standar Nasional Indonesia) dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) menjadi hak milik AGRINDO.
 
”Kalau pabrik perlu long term relationship (hubungan jangka panjang). Berarti, TKDN-nya milik saya, SNI-nya milik saya. Pabrik juga harus sustainable (berkelanjutan), soalnya kami investasi,” ulasnya.
 
Saat ini AGRINDO telah merakit traktor roda empat berlabel Zetor yang punya TKDN 25%. “Kami mengundang teman-teman supplier luar negeri kalau mau TKDN minimal 25%, pabrik kami bisa memfasilitasi, salah satunya Zetor. Zetor itu bersedia (TKDN) 25% untuk sebagian diproduksi di Indonesia,” urai Petrus yang membuka bahwa transformasi dimulai sejak tahun lalu. Produk lain yang dikembangkan AGRINDO yaitu struktur bangunan greenhouse (rumah kaca).
 
Ia menjelaskan, AGRINDO juga bertransformasi menghasilkan inovasi teknologi pertanian cerdas berbasis AI sebagai masa depan pertanian. Misalnya, traktor yang tengah disiapkan harus bisa dikemudikan secara otomatis (automatic steering).
 
Sebab, pertanian Indonesia cepat atau lambat akan menuju smart farming sehingga fondasinya harus disiapkan sejak awal. “Harapannya dalam 10 tahun bisa bikin traktor sendiri dengan merek AGRINDO, dengan versi kami sendiri,” imbuhnya.
 
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 349 terbit Juli 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain