Minggu, 4 Juni 2023

Ini Varietas yang Cocok untuk Hadapi El Nino

Ini Varietas yang Cocok untuk Hadapi El Nino

Foto: BSIP Kementan
Inpago 9 dan Inpari 30, dua varietas yang cocok untuk antisipasi kekeringan

Varietas unggul yang adaptif terhadap kekeringan dan produktivitasnya tinggi menjadi solusi menjaga dan meningkatkan produktivitas padi nasional.
 
Fenomena iklim El Nino yang memicu kemarau panjang harusdiantisipasi agar produksi padi nasional tetap terjaga. Salah satunya melalui pemilihan Varietas Unggul Baru (VUB) padi yang adaptif terhadap kekeringan, ketahanan terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama, serta dibarengi penerapan budidaya baik dan benar atau Good Agricultural Practices (GAP).
 
 
Pilih Varietas Adaptif
 
Menurut Priatna Sasmita, Plt.Kepala Balai Besar PenelitianTanamanPadi atau sekarang bernama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) telah menghasilkan lebih dari 300 varietas padi. Varietas dikembangkan sesuai kondisi tempat penanamanuntukmenjawab tantangan menurunnya luas lahan baku, perubahan iklim, meningkatnya jumlah penduduk, dan meningkatkan produksi. Dua kata kunci untuk meningkatkan produksi,yaitu penanaman varietas unggul dan teknologi budidaya.
 
“Masih ada kesenjangan (gap)dari potensi hasil penelitian dengan hasil petani serta gap inovasi. Inovasi varietas belum diterapkan sepenuhnya oleh petani,” terangnya kepada AGRINA bulan lalu.
 
Kapus Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan itu menambahkan, lahan padi bervariasi mulai dari sawah irigasi, tadah hujan, pasang surut, hingga lahan kering. Karena itu para peneliti merakit berbagai varietas yang sesuai kondisi lahan dan kebutuhan petani. Varietas unggul yangsudahdilepaspemerintah memiliki kemampuan adaptasi spesifikasi lokasi, perubahan iklim, dan toleran terhadap OPT.
 
“Misalnya toleran terhadap rendaman, kekeringan, keracunan aIuminium (Al) dan besi (Fe), suhu tinggi maupun rendah, dan naungan. Varietas padi juga dirakit dengan ketahanan terhadap cekaman biotik, yaitu hama dan penyakit. Pemilihan teknologi VUB dan teknologi budidaya harus disesuaikan dengan agroekosistemnya,” terang lulusan S2 jurusan Agronomi, IPB University ini.
 
 
Inovasi Varietas Lahan Kering
 
Masih menurut Priatna, tantangan dan kendala dalam budidaya padi lahan kering sangat banyak. Salah satunya cekaman abiotik utama adalah kekeringanyang diperkirakan akan semakin memburuk akibat persaingan penggunaan air dengan sektor nonpertanian. Sebagai langkah antisipasi,BSIP mengeluarkan varietas toleran lahan kering, seperti inbrida padi gogo (Inpago) 8-10.
 
“Produktivitasnya sudah diperbaiki di atas rata-rata nasional 5 ton/ha,yaitu potensi mencapai 6-7 ton/ha. Sudah diterapkan di daerah Aceh, Gunungkidul, Sukabumi,dan daerah ekosistem keringlainnya. Untuk lahan tadah hujan, varietas yang cocok adalah Inpari 8, Inpari 38, Inpari 39, dan Inpari 41,” ulas dia.
 
Inovasi lainnya untuk mendongkrak produksi padi nasional secara signifikan dengan budidaya jajar legowo super (Jarwo Super) pada lahan sawah beririgasiteknis danLarikan Gogo Super (Largo Super) untuk padi gogo. “Selain itu meningkatkan produksi dengan percepatan tanam menggunakan varietas padi berumur sangat genjah (lihat tabel) adaptif terhadap kekeringan. Salah satunya adalah Cakrabuana, varietas ini sedang hits karena cepat panen,” urai pemulia padi tersebut.
 
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 348 terbit Juni 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.
 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain