Foto: Humas BPPSDMP
10 - 20 tahun mendatang, pembangunan pertanian Indonesia ada di tangan Young Ambassador
Kegiatan ini bertujuan menginspirasi, memotivasi, dan mendorong kaum muda agar memulai bisnis di bidang pertanian.
Kementerian Pertanian mengukuhkan 50 Young Ambassador Agriculture 2023 di Bogor, Jabar (4/5). Program yang diinisiasi oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini didesain untuk mengubah persepsi kaum muda atas sektor pertanian menjadi lebih baik.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak anak muda untuk tidak ragu terjun ke usaha sektor pertanian. "Petani milenial itu lebih open mind (berpikiran terbuka), tinggal harus di-trigger (picu) lebih kuat. Yang muda itu punya militansi tinggi, aku mau lihat kamu kaya," ujar Syahrul. Mentan meyakini, kemampuan generasi muda dalam mengembangkan bisnis jauh lebih efisien dan modern jika dibandingkan generasi tua yang mendominasi profesi petani saat ini.
Tiga Amunisi
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam arahannya menyampaikan ucapan selamat kepada 50 Young Ambassador Agriculture dan juga kepada para nominator. "Kalian adalah kebanggaan kami semua. Ingat, kalian harus menjadi champion (juara). Yang namanya champion itu berarti andalan, yang namanya champion itu berarti teladan. Saya menunggu kiprah kalian di dalam pembangunan pertanian Indonesia," pesannya.
Pasalnya, ungkap Dedi, dalam 10 - 20 tahun mendatang, pembangunan pertanian Indonesia ada di tangan Young Ambassador. “Semua penyediaan pangan itu ada di genggaman kalian semua. Hanya panganlah yang akan menjamin kebersinambungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyediaan pangan dihasilkan oleh pertanian. Berarti, pertanianlah yang akan menjamin hidup dan kehidupan seluruh warga negara Indonesia,” ulasnya.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, dalam berusaha di sektor pertanian ada tiga amunisi yang perlu diperhatikan, yaitu smart farming untuk meningkatkan produktivitas pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai modal agribisnis, dan kolaborasi. Smart farmingmerupakan pertanian cerdas yang memanfaatkan inovasi teknologi pintar seperti biosains atau bioteknologi.
Salah satu produk biosains adalah benih dan bibit yang bermutu tinggi serta biofertilizer. Dedi menuturkan, ”Di dalam smart farming itu ada benih dan bibit. Di dalam smart farming itu juga ada pupuk dan pemupukan. Semuanya itu adalah inovasi teknologi yang sudah terbukti dan mendongkrak produktivitas pertanian.”
Kemudian, ia menekankan, penggunaan benih dan bibit berkualitas sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. ”Jangan mimpi bisa mendapatkan melon dengan briks di atas 16 kalau kalian menggunakan benih melon yang abal-abal. Tidak ada. Jadi sekali lagi, benih dan bibit itu adalah produk biosain, itu adalah smart farming,” tegasnya.
Demikian pula soal pupuk, ada pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah yang bisa meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian. ”Jangan mimpi kalian akan menghasilkan sawi atau sayur-sayuran yang banyak kalau pupuk dan pemupukannya asalan. Kalian kuasai benih dan bibit berarti kalian harus kuasai pupuk dan pemupukan,” tandasnya.
Dedi lantas menganjurkan para petani milenial memanfaatkan KUR sebagai modal yang paling mudah diakses. Sebab, KUR didedikasikan untuk para UMKM, termasuk para petani dan petani milenial. ”Manfaatkan KUR semaksimal mungkin untuk membangun agribisnis kalian. Saya yakin, semakin besar modal yang kalian gunakan, semakin besar modal yang kalian ambil dari bank himbara, dari bank apa saja, itu akan semakin besar aset kalian, semakin besar keuntungan yang akan kalian petik,” pesannya.
Terakhir, Dedi mengingatkan petani milenial tersebut untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, sesuai posisi yang dijalani baik para pelaku usaha pertanian di hulu dan hilir. ”Kita harus berkolaborasi, bukan kompetisi. Kita harus bersanding, bukan bertanding. Kita harus saling merangkul, bukan saling pukul,” urai Dedi.
Mengambil Peran
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti menyebutkan, kegiatan Young Ambassador Agriculture Program merupakan kali kedua dilakukan. Pada tahun 2022 BPPSDMP mengukuhkan sebanyak 15 Young Ambassador Agriculture Program YESS dan tahun ini sebanyak 50 orang. “Rangkaian seleksi Young Ambassador Agriculture telah dimulai sejak Januari 2023. Tercatat animo pendaftar mencapai 1.051 dari Provinsi Aceh sampai dengan Papua" ujar Santi.
Ia melanjutkan, sebanyak 90 orang mengikuti pembekalan (boot camp) yang dilaksanakan pada 23-28 Februari 2023. Selama pelaksanaan boot camp, para peserta mendapatkan berbagai materi meliputi pengembangan agribisnis, komunikasi bisnis dan kemitraan, penggunaan media sosial, serta kepemimpinan.
Di akhir boot camp terpilih 70 nominator Young Ambassador Agriculture yang berlanjut dalam seleksi akhir menuju grand final yang dilangsungkan mulai 2 hingga 4 Mei 2023. Pada akhirnya ditetapkan sebanyak 50 Young Ambassador Agriculture yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Saatnya generasi muda untuk mengambil peranan dalam pembangunan pertanian. Terbukti banyak generasi muda saat ini yang menjadi pelopor dalam usaha pertanian. Ini adalah contoh nyata bahwa pertanian tidak identik dengan kotor dan kemiskinan. Bersama-sama kita berkontribusi dalam pembangunan pertanian mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern," jelas Santi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan Young Ambassador Agriculture dapat menginspirasi, memotivasi, dan mendorong kaum muda agar memulai bisnis mereka sendiri di bidang pertanian. Selain itu, ditampilkan pula berbagai inovasi on-farm hingga off-farm yang dapat menambah nilai dalam rantai nilai produk pertanian.
Chaca (Humas BPPSDMP)