Foto: Astra Agro
Salah satu contoh anjungan mitra
Keberlanjutan bisnis perusahaan perkebunan sawit tak terlepas dari peran para pekebun mitranya yang memasok tandan buah segar.
Bagi PT Astra Agro Lestari Tbk., pekebun mitra, baik plasma maupun swadaya, berperan penting dalam keberlanjutan bisnis (business sustainability). Karena itu, kedua pihak membangun hubungan tidak sekadar penjual dan pembeli tandan buah segar (TBS) antara perusahaan dan pekebun mitra.
“Konsep yang dibangun oleh Astra Agro adalah konsep lebih besar yang diharapkan tidak bersifat transaksional semata, namun dapat berkesinambungan sampai ke generasi mendatang. Untuk itu, bagi pekebun yang loyal mengirimkan TBS-nya ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Astra Agro akan mendapatkan program-program kerjasama sangat menguntungkan yang dapat memberikan kemudahan kepada pekebun terutama dalam mengelola bisnis perkebunannya,” ungkap Arief Catur Irawan, S.P., M.Si., Executive Vice President Partnership Management Astra Agro kepada AGRINA.
Program tersebut, lanjut Arief, antara lain kerja sama pengadaan pupuk, herbisida, unit angkut, unit alat berat, unit pribadi lainnya, perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan, dan pengangkutan TBS ke PKS. Lebih jauh lagi, ada juga kerja sama yang bersifat ekspansif, yaitu pengadaan kecambah kelapa sawit dan pembinaan serta pendampingan selama proses pembibitan.
Selain itu, secara rutin Astra Agro mengadakan pembinaan secara daring bagi seluruh pekebun loyal. Materinya terutama memberikan pengetahuan dalam mengelola operasional kebunnya dengan baik dan juga pengetahuan untuk mengelola keuangan bisnisnya.
Solusi Bersama
Salah satu bentuk solusi yang menguntungkan bagi pekebun mitra diterapkan saat pemerintah melarang ekspor minyak sawit dan produk turunannya pada 28 April – 23 Mei 2022. Saat itu banyak PKS tak lagi menerima TBS dari para pekebun mitra karena tangki CPO mereka penuh. Tak pelak, harga TBS di dalam negeri terjun bebas, petani pun terpuruk. Padahal waktu itu harga minyak sawit di pasar internasional sangat tinggi, US$1.700-an/ton yang seharusnya menguntungkan bagi semua pelaku usaha.
“Salah satu strategi kami saat itu memperpanjang rotasi panen di kebun inti sehingga mau tidak mau produksi inti menurun. Dengan produksi inti yang menurun, kapasitas pabrik kita jadi lebih besar. Kita masih bisa menampung TBS dari masyarakat. Itu pun kita menggunakan kuota, jangan sampai pabriknya tutup karena tangkinya penuh,” ungkap Santosa, Presiden Direktur Astra Agro dalam acara Talk to the CEO 2023 yang digelar di Rest Area Tol Trans Jawa km 456 Salatiga, Jateng (17/2).
Dengan strategi tersebut, lanjut Pak San, sapaannya, PKS bisa bertahan tanpa harus menyewa kapal untuk dijadikan tangki apung (floating tank). Sementara ada beberapa PKS perusahaan lain terpaksa menyewa kapal sebagai tangki apung guna menampung produksi CPO yang tak bisa diekspor.
Memang, Santosa mengakui, business process perusahaan terganggu akibat penerapan perpanjangan rotasi panen. Namun, “Kalau sampai stop produksi, pasti masyarakat sekitar sengsara, karyawannya sengsara, pengusahanya juga sengsara,“ ucapnya bijak.
Pascapencabutan embargo, aktivitas ekspor tidak serta merta pulih. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan dan makan waktu. Imbasnya, Astra Agro tidak bisa berjualan selama tiga bulan. Stok nasional yang normalnya 3 juta-4 juta ton, sampai membengkak 7,5 juta ton.
“Untunglah, kita kebantu setelah ganti menteri perdagangan. Ada beberapa kebijakan yang cukup suportif, misalnya penurunan pungutan ekspor sampai nol. Selain itu ada Festival Deepavali di India sehingga kebutuhan mereka sangat tinggi. Jadi, sampai akhir tahun stok nasional normal, 3,8 juta - 4 juta ton,” ulasnya sembari berharap ke depan tidak ada lagi kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang kondusif bagi industri.
Anjungan Mitra
Masih terkait dengan upaya memperkuat kerja sama mitra pekebun di sekitar PKS, Astra Agro meluncurkan program Anjungan Mitra. “Program Anjungan Mitra memberikan pengalaman dan layanan terbaik kepada para supplier yang menjadi mitra Astra Agro,” ujar Santosa pada acara yang dihadiri perwakilan 35 media cetak, daring, dan elektronik tersebut.
Menurutnya, dengan menyediakan Anjungan Mitra, pelayanan perusahaan terhadap petani mitra diharapkan semakin baik. Astra Agro pun berupaya agar para petani sawit semakin mendapat kenyamanan dan bekerja semakin efektif serta efisien.
Menurut Arief melalui respon tertulisnya, Anjungan Mitra diperuntukkan bagi seluruh pekebun penyetor TBS, baik plasma maupun petani mandiri. Saat ini jumlah pekebun pemegang DO yang aktif lebih dari 900 nama terdiri dari pekebun perorangan, kelompok tani, KUD, CV, PT, dan lain sebagainya.
“Total volume TBS yang diterima di PKS Astra Agro seluruh Indonesia mencapai lebih dari 4 juta ton, jadi diperkirakan lebih dari 20 ribu pekebun, baik yang secara langsung maupun yang secara tidak langsung melakukan pengiriman TBS ke Astra Agro,” urai alumnus S1 dan S2 Instiper Yogyakarta itu.
Anjungan Mitra yang disediakan di pabrik-pabrik kebun grup Astra Agro ini berfungsi sebagai traffic controller dan lounge memberikan kenyamanan kepada mitra dalam proses mengangkut TBS ke pabrik selama menunggu antrean bongkar. Antrean kendaraan diatur di lapangan parkir sehingga tertata dengan rapi dan memberikan keamanan selama mengantre. Waktu pengiriman buah pun disesuaikan kebutuhan dan dikelola supaya proses angkut dan bongkar buah lebih efektif dan efisien.
Pembangunan anjungan yang dimulai sejak 2021 itu merupakan salah satu program kerjasama yang dikembangkan perusahaan sesuai kebutuhan mitra. Program dirancang dengan mengidentifikasi seluruh kebutuhan mitra, baik kebutuhan yang terkait bisnis perkebunan mitra maupun kebutuhan bisnis lainnya. Bahkan kebutuhan pribadi pekebun yang masih ada relevansinya dengan produk-produk Astra secara keseluruhan.
Dilengkapi Aplikasi Digital
Untuk mendukung berjalannya pemberian pelayanan terbaik kepada pemasok, Astra Agro melakukan terobosan dengan meluncurkan lagi aplikasi berbasis internet bernama Kinanti. Sebelumnya Astra Agro sudah memperkenalkansejumlahaplikasi seperti Dinda, Amanda, Melli, dan Siska.
Kinanti merupakan kependekan dari Kontrol Informasi dan Anjungan Astra Agro Lestari. Kinanti dirancang untuk memantau dan mengontrol seluruh kegiatan proses penerimaan TBS dari area parkir sampai masuk pabrik. Seluruh kegiatan tersebut akan langsung terpantau olehkantor pusatdiJakarta.
Hal tersebut bertujuan agar bila terjadi kendala di lapangan bisa langsung mendapatkan umpan balik dari kantor pusat. Dengan begitu, kendala tersebut cepat terselesaikan yang secara tidak langsung dapat memberikan jaminan pelayanan terbaik selama proses penerimaan TBS di pabrik.
Peni Sari Palupi