Foto: Humas NFA
Sidak Penyaluran Beras OP
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM) Tekan lonjakan harga beras, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Perum BULOG memantau kedatangan dan ketersediaan beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya (FS).
Kunjungan kerja tersebut, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, langkah ini sebagai upaya untuk membanjiri seluruh pasar dengan beras BULOG. Saat bongkar kontainer, beras langsung masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) melalui FS sebagai mitra dan operator BULOG dalam kegiatan SPHP beras.
Arief menambahkan, masuknya beras Bulog langsung ke gudang FS memangkas jalur distribusi. “Jadi langsung ke FS, langsung ke gudang sini. Bongkar dan distribusi lebih cepat sehingga beras dapat langsung didistribusikan ke PIBC. Langkah ini diharapkan meningkatkan kuantitas SPHP di PIBC, dengan demikian dapat menekan harga beras di tingkat konsumen secara bertahap,” ujarnya, Jumat (3/2).
Lanjut Arief, langkah ini merupakan bentuk dukungan stabilisasi beras di DKI Jakarta sebagai barometer nasional. “Beberapa hari sebelumnya setelah perintah stabilisasi massif dari Presiden, paralel Pj Gubernur DKI Jakarta meminta Badan Pangan Nasional dan BULOG membantu pasokan beras DKI Jakarta melalui FS, BUMD DKI Jakarta di bidang pangan. Bersama-sama berinisiatif mempercepat beras masuk dari Tanjung Priok langsung ke Gudang FS di PIBC,” paparnya.
Saat ini, FS memiliki stok beras di gudang sebanyak 14 ribu ton, secara bertahap stok beras FS akan terus ditingkatkan untuk menjaga pasokan ke PIBC sesuai kebutuhan per hari sebanyak 30 ribu ton. “Meningkatkan stok beras FS secara bertahap, saat ini yang sedang dibongkar 10 ribu ton. Beras yang datang ini kualitas premium, sudah uji kadar airnya 13,5 persen, artinya ini beras yang sangat bagus, namun nanti tetap kita salurkan dengan harga beras medium sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujarnya.
Arief mengatakan, sesuai arahan Presiden untuk mempercepat operasi pasar secara masif se-Indonesia, NFA menugaskan BULOG menggelontorkan beras yang masuk ke pasar-pasar di seluruh wilayah di Indonesia. BULOG sejak awal telah merencanakan kedatangan 500 ribu ton beras dari luar tidak di satu titik, tetapi tersebar di beberapa pelabuhan supaya mempercepat bongkar dan distribusi.
“Salah satunya di wilayah Jawa Timur. Paralel untuk wilayah Jatim sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jatim dan BULOG Wilayah Jatim untuk mulai SPHP massif hari ini. BULOG sudah siap gelontorkan 49 ribu Ton. Operasi pasar ini terus kita lakukan sebagai bridging menunggu panen raya pada akhir bulan Februari, Maret, dan April,” katanya.
Menurut Arief, saat ini stok beras yang ada di BULOG sebanyak 370 ribu ton dan akan bertambah 200 ribu ton Februari ini. Artinya sampai 1-2 bulan stok beras di BULOG harus distribusikan dan dihabiskan, karena panen raya akan berlangsung pada akhir bulan Februari, Maret, dan April.
“Setelah ini dihabiskan, siap-siap perencanaan untuk off take. Proses berikutnya adalah melakukan serapan, sehingga produksi dari petani di panen raya ini bisa memiliki harga yang baik. Biasanya saat panen raya, yang lebih dulu akan diisi adalah rumah tangga petani dan penggilingan padi. BULOG menjadi standby buyer agar harganya baik,” ujarnya.
Arief mengatakan, untuk penyerapan BULOG mendapatkan penugasan menyerap sebanyak 2,4 juta ton di tahun 2023. Sebanyak 70 persen dari 2,4 juta akan dipenuhi di semester 1 saat panen raya, sedangkan 30 persennya dipenuhi di semester 2. “Dari 2,4 juta ton tersebut, 1,2 juta ton untuk stabilisasi, sehingga ditargetkan di akhir tahun stok Bulog sekitar 1 juta ton,” urainya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Perum BULOG, Budi Waseso mengatakan, akan mendorong peningkatan stok beras di gudang FS sebanyak mungkin guna mendukung gerakan SPHP beras di PIBC. “Kesepakatan di bawah kendali NFA men-supply sebanyak mungkin untuk kepentingan FS, sudah siapkan 10 ribu ton bongkaran hari ini masuk FS sesuai kemampuan FS dan kebutuhan,” ujarnya.
Ia menegaskan, beras premium yang baru datang ini harganya sama dengan beras medium. Pihaknya meminta agar Satgas Pangan bersama rekan-rekan media turut mengawasi pendistribusiannya dan meminta agar melaporkan jika terindikasi ada tindakan pengoplosan. “Saya sampaikan ke Satgas Pangan untuk mengawasi, termasuk teman-teman wartawan. Supaya tujuannya beras ini cukup dan tidak ada lagi yang mahal karena sebentar lagi kita panen raya,” jelasnya.
Pria biasa disapa Buwas ini mengatakan, rencana penyerapan dilakukan sesuai dengan penugasan NFA sebanyak 2,4 juta ton. Melalui target tersebut diharapkan stok Cadangan beras Pemerintah (CBP) pada tahun 2023 mencukupi, sehingga tidak ada lagi impor beras. “Berkomitmen 2,4 juta ton ini diserap dari produksi dalam negeri. Jadi produksi petani akan diambil BULOG,” ujarnya.
Direktur Utama FS, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, terus melakukan kolaborasi bersama para pedagang di PIBC dalam pelaksanaan operasi pasar. “Terus berkolaborasi dengan pedagang PIBC, pedagang akan menjual dengan harga maksimum Rp 8.900/kg, kemarin sudah ada yang menjual Rp 8.800/kg karena tahu beras dari BULOG akan masuk banyak dan harus terdistribusi kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Pamrihadi, dalam rangka menjaga kesesuaian harga, ratusan pedagang PIBC sudah membuat surat pernyataan tidak boleh menjual beras SPHP di atas Rp8.900 per kg. Ia merinci, berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta (IPJ) dan website FS, pada seminggu lalu beras medium berada di angka Rp10.375/kg, adanya penurunan Rp 25/kg. “Hari ini terjadi penurunan sehingga harganya sudah Rp10.225/kg, targetnya dalam beberapa minggu kedepan harga beras medium akan kembali ke harga normal di bawah Rp9 ribuan/kg,” terangnya.
Lebih lanjut menurutnya, pedagang-pedagang membeli dari PIBC adalah pedagang beras turunan yang ada di 153 pasar DKI Jakarta. Diwajibkan untuk menjual dengan harga Rp9.300/kg. “Artinya masih di bawah HET Rp9.450/kg. Sehingga beras diperjual belikan di pasar yang lebih kecil, diharapankan maksimal Rp9.450/kg,” katanya.
Sabrina Yuniawati